Terdampar di Pulau Lae-Lae Makassar (Feat Insta Makassar)


Dengan sok tahunya, saya bertanya sama salah satu admin InstaMakassar untuk ikutan kegiatan mereka. Lewat Instagramnya, mereka mengundang untuk ikutan piknik. Oh, saya jadi lupa. InstaMakassar adalah komunitas Instagram dan Mobile Device Photography yang ada di kota Makassar. Mereka memang rutin mengadakan Piknik Asik yang isinya jalan-jalan ke tempat wisata dan berfoto-foto cantik.

Singkatnya, InstaMakassar komunitas keren.

Lagi dengan sok tahunya, saya mengajak Fithrah dan Harda. Fithrah memang lagi ada urusan kantor di Makassar sekalian long weekend. Adapula Harda, selalu saja mau kalau diajak ke manapun. Sebagai remaja tanggung yang kebelet gaul, kami pun sepakat ikutan Piknik Asik ini.

Pagi-pagi, saya menjemput Fithrah di rumahnya sambil janjian sama Harda ketemu di titik temu yang telah disepakati sama panitia. Tujuan wisata kali ini bernama pulau Lau-Lae, sebuah pulau kecil yang jaraknya hanya berkisar 1-2 kilometer saja dari Pantai Losari.

Lewat pukul 7 pagi, saya dan Fithrah sudah tiba di titik temu yang bertempat di dermaga Kayu Bangkoa, dermaga penyeberangan berisi kapal-kapal kecil ini terletak di dekat Fort Rotterdam. Dermaga kecil yang sibuk sekali. Penumpang dan gerobak berisi barang-barang serupa sembako dan tabung gas LPG 3 kilo tidak berhenti lalu lalang.

Rupanya, kami datang terlalu cepat. Baru satu dua peserta yang sudah tiba di sana, termasuk di antaranya Gama, teman SMA kami juga dulu. Karena belum ada tanda-tanda berangkat, saya dan Fith sepakat untuk cari sarapan dulu. Mati kelaparan bukan hal yang kamu mau selama piknik.


Dermaga Kayu Bangkoa
Di antara beberapa warung di depan dermaga Kayu Bangkoa, pilihan kami jatuh ke warung kopi Ong. Fithrah memesan nasi kuning dengan daging sedangkan saya memesan nasi kuning dengan paru seharga 15 ribu rupiah. Enak.


Nasi Kuningnya Enak!
Sedang asyik menikmati sarapan masing-masing, Harda mengabari kalau dia sudah sampai di dermaga lalu menyusul kami ke warung. Harda datang sama Kak Misbah yang juga senior kami waktu SMA dulu. Baru saja Kak Misbah menyuap dua sendok nasi kuningnya, kami sudah dipanggil lewat LINE, katanya kru sudah mau berangkat. Dengan jurus menelan tanpa kunyahan yang sudah kami latih bertahun-tahun, nasi kuning ludes hanya dalam beberapa detik saja.

Setelah mengumpulkan kontribusi sebesar 15 ribu rupiah perorang, satu persatu kami menaiki sebuah perahu motor berukuran kecil. Gama yang mungkin kerasukan arwah Jack Sparrow Galau langsung mengambil tempat di bibir perahu dan memainkan air laut dengan tangannya.


*Masukkan kutipan-kutipan galau gaul di sini*
Meskipun ini adalah kali pertamanya kami ikut piknik InstaMakassar, anak-anaknya ternyata gaul-gaul dan peramah yang berhasil bikin kami merasa asik. Perjalanan di atas perahu kecil yang cuma 10 menit terasa makin sebentar karena mereka. Sementara itu di atas perahu, Fith tidak banyak ngomong karena rupanya dia sibuk bikin video timelapse pakai hapenya.

"Saya bikin timelapse tadi dari dermaga sampai sini", kata Fith tepat ketika kami menginjakkan kaki di dermaga Pulau Lae-Lae.
"Pegang hapenya pakai tangan?", saya menimpali. Fith mengangguk.
"Pasti goyang-goyang hasilnya. Saya bawa ini", kata saya sambil menunjukkan tas berisi tripod.
"KENAPA NDAK NGOMONG DARI TADI?", setelah itu Fith menceburkan diri ke laut karena frustasi.


***

Selamat Datang di Pulau Lae-Lae!
Pulau Lae-Lae berukuran kecil dengan banyak sekali perahu-perahu berbagai ukuran yang merapat di pantainya. Saking kecilnya pulau ini, barangkali  butuh beberapa menit saja untuk mengelilingi seluruh pulaunya. Kru dari InstaMakassar dengan lincah mengajak kami ke spot piknik yang tidak jauh dari dermaga.

Pemukiman Lae-Lae
Butuh kurang lebih 5 menit jalan kaki dari dermaga menuju spot piknik. Kami melewati pemukiman warga yang kelihatannya selow banget. Selow karena kehidupan mereka kelihatannya begitu santai. Ada ibu-ibu dan bapak-bapak berengkrama di halaman rumah, lengkap dengan anak-anak kecilnya. Ada music player plus speakernya ditempatkan di halaman rumah, warung-warung kecil di pinggir jalan, pokoknya kehidupan bertetangga di sini benar-benar kelihatan. Rasanya sulit percaya bahwa kehidupan sederhana ini hanya 10 menit dari kehidupan Makassar. Makassar yang rasanya semakin ramai saja.

Tidak terasa kami sampai di spot piknik yang telah ditentukan oleh kru InstaMakassar. Sebuah garis pantai dengan pasir berwarna perak kekuningan dan air laut biru jernih.

Fith di Pantai Lae-Lae. Lagi pilih-pilih filter Instagram
Susah untuk tidak norak ketika melihat laut. Rasanya ingin langsung melepas alas kaki lalu kejar-kejaran sama ombak. Ciyee kejar-kejaran sama ombak. Kejar-kejaran sama pacar kapan?

Barangkali karena takut kami kehilangan kendali, kru langsung mengumpulkan kami di bawah pohon untuk membuka piknik hari itu. Pembukaannya sederhana, cukup dengan memperkenalkan diri dan akun instagram masing-masing. Satu persatu kami memperkenalkan diri. Tentu saja saya mengaku blogger, biar kayak blogger beneran.

Peserta Piknik Asik InstaMakassar Vol. 15 memperkenalkan diri
Setelah memperkenalkan diri, rombongan terbagi dengan sendirinya menjadi kelompok-kelompok kecil. Sebab momen-momen macam ini tentu sayang untuk dilewatkan, masing-masing peserta, tanpa dikomando langsung mengeluarkan perlengkapan tempur berupa kamera dengan bermacam-macam jenis mulai dari kamera hape, GoPro, DSLR, hingga mirrorless. Tidak ingin kalah, saya mengeluarkan senjata andalan saya: Hape Samsung Galaxy Young tahun 2011 dengan kamera beresolusi 2 MP. Hellow, Tyar sudah tahun berapa ini?

Untungnya Fith selalu total dalam urusan ini, dia membawa dua buah kamera. Satu Mirrorless Fujifilm MX1 dan satu lagi kamera digital merek Sony. Dengan kasihan, ia meminjamkan kamera digitalnya kepada saya. Saya hampir menangis terharu.

Sementara peserta lain sibuk mengonsep foto-foto yang keren dan instagrammable, kami malah sibuk selfie.

Foto yang Kekinian Banget. Iya kan?
Salah satu hal yang bikin pantai Lae-Lae ini lebih istimewa adalah sebuah tempat yang entah apa namanya, yang entah dibangun oleh siapa, barangkali oleh warga sekitar yang dibentuk berupa chilling spot dengan pagar dan panggung kecil di dalamnya. Sesekali mereka memainkan lagu yang kayaknya mereka ciptakan sendiri.

Saya menulisnya cukup ya, selebihnya lihat foto-foto saja ya?

Chilling Place
Makassar dari jauh
Fith lagi bikin Selfie Quota
Tim Selfie
Harda galau
Lae-Lae's Next Top Model
Bikin timelapse ditemani anak-anak Lae-Lae
Bersandar. dulu
Seharusnya kamu di laut, kenapa di sini?
Kru Kapal Titanic

Bonus video 15 detik:

Begitulah, satu-satunya yang tidak keren dari pulau Lae-Lae adalah (harus jujur), agak kotor. Tidak ada tempat sampah pusat. Sepanjang perjalanan, memang ada beberapa tempat sampah kecil yang rapi, sayangnya tidak ada tempat pembuangan akhir. Sewaktu baru datang saja, kami melihat seorang warga yang membuang sampah rumah tangganya langsung ke laut. Ada makanan sisa dan sampah plastik.

Overall kegiatan Piknik Asik Insta Makassar benar-benar keren. Kami belum sempat berterima kasih sama mereka karena sudah mengajak kami. Semoga bisa ikutan lagi di kegiatan selanjutnya.

Baca blog Fithrah di sini.
Baca blog Harda di sini.
Explore Insta Makassar di sini.