Micro Four Third Belum Mati: Lumix G9 Mark II Hands-On & First Impression

Lumix G9 Mark II: Napas Baru Sistem MFT
Titik Lemah Lumix

Bertahun-tahun, sistem autofocus Lumix menjadi titik lemah. System DFD yang digunakan Lumix, sebenarnya untuk foto masih cukup-cukup saja. Namun sekarang sudah banyak fotografer yang merangkap videografer juga dan lingkungan kerja mereka menuntut autofocus yang cepat dan reliabel supaya tidak kehilangan momen.

 

Andai saja Lumix berani membuang sistem DFD dan mengadopsi Phase Detection Auto Focus (PDAF) yang lebih reliabel dan predictable, saya yakin Lumix menjadi satu langkah lebih dekat menjadi kamera yang sempurna.

 

Sampai akhirnya kejadian. Setelah cukup lama, lewat tajuk New Phase, Lumix mengadopsi teknologi PDAF di jajaran Full Frame melalui seri S5 Mark II dan S5 Mark IIX yang langsung mendapatkan respon yang sangat positif di kalangan para profesional dan para antusias.

 

Seri S5 Mark II dan S5 Mark IIX menerima banyak review positif dan menjadi salah satu kamera paling laku di tahun 2023 kemarin. Mafhum, selain sistem autofocus yang sudah jauh lebih baik, kedua kamera ini juga membawa segudang fitur untuk para videografer dan sinematografer.


Lumix Melupakan MFT?

Akhir tahun kemarin, hampir setahun setelah merilis S5II dan S5IIX, Lumix akhirnya mengumumkan generasi penerus Micro Four Third terbaru setelah GH6 mendapatkan respon yang sepertinya kurang menyenangkan.

 

Jangan salah, GH6 adalah kamera siap tempur dengan segudang fiturnya dan siap menemani kita menerjang segala hambatan hidup - jika kita tidak perlu autofocus. Ayolah, lensa sinema juga toh masih manual fokus juga. Saya akan dengan senang hati mengawinkan GH6 dengan lensa vintage dan boom: cinematic.

 

Lumix G9 Mark II 37mm; ISO 1000; F1.7; 1/250

G9 Mark II (selanjutnya ditulis G9II), akhirnya datang ke Indonesia. Seperti oasis di tengah hausnya para antusias MFT dan komunitas Lumix Owner Indonesia (LOI) yang sudah lama mendambakan rilisan terbaru dari Lumix agar sistem ini tidak mati.

 

Sepertinya cukup aman untuk bilang: Lumix belum melupakan MFT.

 

Lumix G9II: Hands On & First Impression

G9II ini adalah kamera high-end. Bisa berdiri sendiri sebagai senjata utama, G9II ini sepertinya cocok sebagai B-Cam pelengkap S5II dan S5IIX. Bodinya sama persis sehingga aksesoris yang kompatibel dengan kedua kakaknya itu, kemungkinan besar juga akan kompatibel di body G9II. Kontrol dan tombol-tombolnya juga sepertinya identik.

 

Dari segi build quality terasa kokoh khas Lumix. Cukup nyaman di genggaman tetapi perlu diingat lagi karena bodinya sama persis dengan S5II dan S5IIX, G9II ini bukanlah kamera kecil.

 

Bekerja dengan G9II di luar ruangan dengan kondisi cuaca yang tidak terprediksi juga cukup menenangkan karena bodinya sudah tahan debu dan percikan, serta dapat beroperasi pada suhu -10 hingga 40 derajat celcius.

 

Lumix G9 Mark II di 44mm; ISO 1000; F1.7; 1/250.

Autofocus G9II Sudah Bisa Dipercaya?

Dalam pengetesan singkat 10 menit saya kemarin, autofocus G9II sepertinya sudah bisa diadu dengan kompetitor dan jelas bukan lagi deal-breaker seperti generasi sebelumnya. Pulsing sudah tidak muncul dan autofocusnya cepat dan snappy untuk foto. Pada mode video, autofocus-nya cukup lengket pada subjek di video dengan mode AFC (continous AF) dengan moda Human Detection.

 

Lumix G9 Mark II di 42mm. ISO 1000; F1.7; 1/250

Perlu dicatat pengetesan ini saya lakukan untuk 1 orang subjek di depan kamera, sehingga saya tidak bisa mengetes bagaimana performa G9II apabila digunakan di kondisi keramaian seperti liputan ataupun wedding. Silahkan cari reviewnya melalui Youtube.

 

Lumix G9II Untuk Siapa?

Apakah Lumix G9 Mark II Worth It? Jawaban singkat saya: ya. Dibanderol dengan harga Rp29jutaan, jelas ini bukan kamera murah. G9II ini meski mengedepankan fotografer duluan, fitur videografinya sangat bisa mendukung lingkungan kerja profesional dengan dukungan codec yang sangat kaya, dukungan perekaman Prores 422, Real-time LUT, serta dapat merekam langsung ke SSD yang lebih efisien dibandingkan dengan CF-Express atau bahkan SD Card yang perbandingan kapasitas dan harganya yang lebih mahal.

Untuk spesifikasi lengkap Lumix G9 Mark II, silahkan ke website Panasonic Lumix.

 

Lumix G9 Mark II V-Log VS Rec 709 Conversion

Meskipun tidak memiliki active cooling (kipas) seperti S5II dan S5IIX, Lumix memiliki track record yang sangat baik dalam melawan masalah overheat dibandingkan kompetitornya. Pun begitu, perlu tetap bijak apalagi mengingat kondisi cuaca tropis Indonesia yang cenderung panas di luar ruangan.

 

Untuk perekaman pendek masih sangat aman, untuk perekaman panjang pun seharusnya aman tetapi harap tetap waspada demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.


G9II ini juga cocok untuk para creator karena sudah mengadopsi teknologi Open Gate juga, mode ini memungkinkan G9II memanfaatkan seluruh ukuran sensor sehingga memudahkan untuk editing keperluan publikasi berbagai media vertikal maupun horizontal.

 

Harapan Seorang Penggemar Kere

Foto bersama Class With Lumix bersama Yudha dari AlphaWorksID

G9II adalah angin segar. Lama dinantikan, kemampuannya memang di luar ekspektasi. Sayangnya, begitu pula harganya. Apabila saya bekerja di lingkungan profesional dan saya sudah memiliki beberapa lensa MFT, saya mungkin tidak akan ragu memilihnya.

 

Sepertinya Lumix juga akan sepenuhnya meninggalkan sistem autofocus berbasis contrast detect (DFD) sehingga kemungkinan besar rilisan berikutnya juga akan mengadopsi PDAF.

 

Sampai saat ini saya masih menggunakan Lumix G85 yang sudah terbilang cukup jadul. Saya sudah punya keinginan untuk upgrade dan mungkin akan menunggu rilisan terbaru yang lebih compact dan terjangkau. Mungkin di lini GX atau G100 Mark II seperti yang dirumorkan.

 

Apabila kamera rilisan Lumix berikutnya lebih terjangkau, mengusung sensor yang lebih anyar, mampu merekam 10 bit (420 juga tidak masalah), 5-axis IBIS (mengingat Lumix pernah mengeluarkan kamera tanpa IBIS), keinginan saya untuk pindah ke brand sebelah mungkin akan dibatalkan.

Pengalaman Pemula Ikut Event Foto Model (Yamaha Photo Race) dengan Lumix G85


Ragu dan minder

Saya mendapatkan info perihal event ini di grup komunitas. Jujur saya tertarik karena pertama belum pernah, kedua ada slot gratis. Namun saya sempat ragu karena minder dengan gear begitupun skill yang saya punya.

 

Saya sudah membayangkan yang ikut event ini pasti para fotografer yang sudah terbiasa. Semua sudah jago, lengkap dengan peralatan perang yang lengkap nan mahal. Jam sudah menunjukkan 06.30, registrasi seharusnya dimulai jam 07.00 sementara saya belum memutuskan.

 

Akhirnya, dengan menarik satu napas panjang sambil meyakinkan diri, saya mengambil kamera Lumix G85, lensa Olympus 12-40mm f2.8 Pro, dan lensa jadul andalan saya canon nFD 50mm f1.4.

 

Lumix G85 | Canon nFD 50mm

Sesampai di lokasi, saya cukup lega karena ketakutan saya tidak terbukti sepenuhnya. Peserta yang ikut memang banyak yang pro tetapi ternyata saya bukan satu-satunya pemula yang ikut. Saya memerhatikan alat tempurnya juga terdiri dari berbagai lini harga dari Canon seri R terbaru sampai Canon 600D produksi 2011. Terpantau juga lensa seri GM dan Zeiss yang harganya mencapai puluhan juta, hingga lensa 7Artisans yang harganya sejutaan.

 

Yamaha Photo Race

Acara ini bernama Yamaha Photo Race, sebuah event fotografi yang dilaksanakan oleh Yamaha dan didampingi oleh Martha Suherman, fotografer profesional yang sudah sangat lama malang melintang di dunia fotografi Indonesia. Setelah registrasi, Ci Martha memberikan pengarahan soal event. Seluruh peserta mendengarkan dengan serius, sambil menyiapkan kamera, lensa, sampai perlengkapan lighting yang dibawa sendiri.

 

Yamaha selaku penyelenggara telah menyiapkan model dan property berupa Yamaha Fazzio dan Filano yang begitu imut dan menarik, serta Yamaha Nmax yang nampaknya terlalu macho untuk pria berukuran nano seperti saya.

 

Ah, kebetulan saya memang naksir sama Fazzio. Sekalian sajalah lihat-lihat.

 

Pengalaman pertama

Sebagai seseorang yang sebenarnya hanya ikut-ikutan dengan skill pas-pasan, bisa dibayangkan di lokasi saya tidak tahu apa yang ingin saya lakukan. Banyak sekali pertanyaan di kepala. Apa yang harus saya foto? Bagaimana mengatur komposisinya? Saya memotret ke arah mana? Lensa mana yang harus saya pakai? Kompor tadi sudah mati belum ya?

 

Tidak berlebihan jika saya bilang sepanjang sesi saya panik dan benar-benar clueless. Sementara para peserta lain sudah beraksi dengan lincah. Bunyi bip tanda autofocus sudah terkunci bersahut-sahutan dengan bunyi shutter yang sudah tertutup. Sementara saya, masih berdiri dengan pikiran kosong.

 

Saya akhirnya memberanikan diri memotret dan hampir semua saya lakukan dengan mengintip melalui EVF (jendela bidik kecil pada kamera). Ini saya lakukan bukan karena kondisi di luar sedang silau melainkan supaya orang lain tidak bisa melihat jeleknya foto saya.

 

Yamaha Fazzio bersama model. Lumix G85 | Canon nFD 50mm

Selain kebingungan mencari posisi, terlihat saya juga kebingungan mencari titik fokus. Terlihat di foto sebelah kanan foto saya tidak fokus ke mata model tetapi sepertinya fokus di tengah, di posisi lengan di atas batok Yamaha Fazzio.

 

"Makanya sering-sering latihan, Tyar!", saya menasehati diri sendiri dalam hati.

 

Lumix G85 + Olympus 12-40mm f2.8 Pro: Focus Hitrate

Setelah beberapa foto yang tidak fokus, saya memutuskan untuk mengganti lensa yang memiliki kapabilitas autofocus. Kali ini saya menggunakan lensa yang lebih fleksibel, 12-40mm f2.8 Pro. Lensa ini memungkinkan saya untuk mengatur komposisi lebih bebas karena bisa zoom in dan zoom out, tidak seperti lensa fix sebelumnya.

 

Setelah mengganti lensa, ternyata tetap tidak fokus.

 

Gagal fokus, literally. Lumix G85 | Olympus 12-40mm f2. Pro

Soal lensa, sebetulnya lensa Olympus ini adalah lensa yang sangat bisa diandalkan soal ketajaman dan autofocus. Di area inilah Lumix G85 menunjukkan kelemahannya. Saya sangat mencintai kamera ini, tetapi memang autofocus bukanlah area unggulnya. Teknologi Contrast-Detect DFD sepertinya sulit untuk mengimbangi momen yang serba cepat. Ditambah saya juga yang memang kurang berpengalaman jadilah mahakarya fokus meleset ini.

 

Seingat saya, saya menggunakan mode deteksi wajah-mata tetapi memang saat saya memotret, area fokus berwarna kuning yang menunjukkan kamera belum mengunci fokus dan saya sudah menembak.

 

Sepertinya saya semakin yakin untuk tidak merekomendasikan kamera ini untuk yang kebutuhan memotretnya lebih banyak. Lebih baik pilih Sony, Canon, atau pilih body Lumix S5 Mark II yang sudah menggunakan teknologi Phase-Detect jika autofocus adalah kebutuhan utama.

 

Lumix G85 | Olympus 12-40mm Pro | f2.8 | 1/2500

Soal ketajaman, combo ini menurut saya masih bisa diandalkan terutama di tempat yang cahayanya cukup. Sayang sekali saya tidak bisa hal yang sama untuk kecepatan dan akurasi fokusnya. Menggunakan Lumix G85 yang autofocusnya tidak reliabel sangat berisiko momen terlewat.

 

Olympus 12-40mm f2.8 Pro: Focal Range

12-40mm di body Micro Fourd Third berarti setara 24-80mm pada kamera Full Frame. Focal range yang cukup fleksibel untuk banyak keperluan. 12mm sudah cukuplah untuk ambil angle lebar, dan 40mm cukup sempit untuk close up.

 

Lumix G85 | Olympus 12-40mm Pro di 12mm

Mohon maaf fotonya miring dan bocor, kedua foto di atas semata untuk memberikan gambaran selebar apa angle yang bisa didapatkan dengan lensa ini.

 

Lumix G85 | Olympus 12-40mm Pro di 40mm

Di focal terjauhnya, lensa ini berada di 40mm, setara 80mm di kamera full frame.

 

Lumix G85 | Olympus 12-40mm Pro di 40mm dan f2.8

Ini adalah alasan saya membeli lensa ini. Focal range yang cukup fleksibel dan memiliki aperture (bukaan) maksimal di f2.8. Memungkinkan lebih banyak cahaya yang masuk sekaligus menciptakan separasi melalui efek blur pada background sehingga foto potret menjadi lebih menarik.

 

Untuk diingat, lensa ini dipasang di body yang sudah cukup jadul yaitu Lumix G85. Saya jadi penasaran bagaimana jika lensa ini dipasangkan di body yang lebih moderen seperti G9 atau GH6, atau mungkin G9 Mark II yang dirumorkan akan segera diperkenalkan sebagai kamera MFT pertama dari Lumix yang mengadopsi Phase Detect Auto Focus (PDAF).

 

Lumix G85 | Olympus 12-40mm Pro

Satu area yang juga menjadi kekuatan lensa ini adalah jarak fokus minimumnya yang cukup dekat. Di atas kertas, lensa ini memiliki jarak fokus minimal di 20cm. Menjadikannya cocok untuk mengambil foto close-up atau detail produk.

 

Lumix G85 | Olympus 12-40mm Pro

Saya kemudian bergerak ke spot foto Nmax. Melewati jalan Sarinah yang pagi tadi sangat ramai. Suasana 17-an masih terasa sangat kental. Sesekali lewat parade.

 

Sebelum memulai memotret, saya mengganti lensa kembali ke Canon nFD 50mm f1.4.


Lumix G85 | Canon nFD 50mm f1.4

Lumix G85 | Canon nFD 50mm f1.4

Berbanding terbalik dengan lensa Olympus 12-40 Pro yang jauh lebih moderen dan tajam, Canon nFD memiliki karakter sebaliknya: soft dan serba manual. Lensa ini tidak begitu tajam, cenderung lembut. Ini sama sekali tidak berarti bahwa lensa ini jelek. Lensa yang usianya lebih tua dari saya ini memang biasanya sengaja digunakan untuk memberi kesan nostalgik dan organik. Cocok untuk foto yang moody.

 

Lumix G85 | Canon nFD 50mm f1.4

Yang pasti, lensa Canon nFD ini jauh lebih menantang untuk digunakan. Pertama, karena ini adalah lensa manual. Kedua, jarak focalnya yang fixed di 50mm atau setara 100m di full frame. Frame menjadi sangat sempit sehingga harus mengambil dari jarak yang cukup jauh. Untuk foto outdoor, ini tidak masalah. Namun untuk penggunaan di dalam studio, ini pasti akan sangat menantang. Bahkan bisa mustahil jika ruangannya kecil.

 

Beda cerita kalau lensa ini di-adapt di body APSC atau fullframe. Frame akan lebih luas dan hasil akan lebih maksimal.

 

Lumix G85 | Canon nFD 50mm f1.4

Ci Martha dengan humble memberikan saran kepada para peserta untuk memperlakukan model dengan respect dan humanis. Kenali namanya, dan jangan ragu untuk memanggil dan mengarahkan. Saran sederhana tetapi sangat berguna untuk saya yang baru pertama memotret model ini. Saya pun mencoba mempraktekkannya dan benar saja. Model terlihat lebih rileks dan refleks saat kita panggil namanya. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih setiap dia menoleh ke saya. Terima kasih, Windy.

 

Lumix G85 | Canon nFD 50mm

Lumix G85 | Canon nFD 50mm

Lumix G85 | Canon nFD 50mm  

Acara ditutup dengan ngobrol santai di halaman Sarinah. Ci Martha memberikan tips dalam memotret dengan memerhatikan anggota gerak model seperti kaki dan tangan. Penting untuk mengarahkan pose, mengatur komposisi, serta angle agar anggota gerak seperti kaki misalnya agar terlihat lebih jenjang. Suatu tips yang seharusnya saya praktekkan di awal karena setelah diperhatikan lagi, anggota tubuh model yang saya ambil banyak yang terkena crop.

 

Ci Martha sharing sambil mempraktekkan pose

Ci Martha juga memberikan tips apabila hunting bareng seperti ini, kita bisa mengambil angle dari bawah sehingga mengurangi risiko fotografer/orang lain yang bocor alias ikut masuk ke dalam frame. Lebih lanjut jika matahari sedang silau, Ci Martha memberi tips untuk mengarahkan exposure ke wajah model dibandingkan langit.

 

Mengikuti event seperti ini ternyata seru dan mengasyikkan. Saya mendapatkan banyak sekali insight dan yang pasti berkesempatan untuk praktek langsung bersama puluhan fotografer dari berbagai genre. Terima masih Yamaha atas kesempatan ini, Ci Martha untuk sharingnya, dan tentu saja kedua model yang sangat lincah dan sabar meski diterpa sinar matahari yang cukup panas.

 

Jika ada kesempatan lain, sepertinya seru jika ikut lagi.

 

Coba cari saya

Jakarta, 20 Agustus 2023.

Jangan Asal Kencang, 7 Pertimbangan Memilih Smartphone Gaming!


Mobile gaming punya komunitas sendiri, dan sepertinya cukup aman untuk bilang kalau komunitas ini tumbuh semakin besar. Saya jadi ingat tempo hari bikin kompetisi kecil-kecilan untuk karyawan di kantor. Hadiahnya sebenarnya tidak terlalu besar, tetapi tetap saja ternyata kami harus membatasi pendaftar karena melebihi kuota. Seru sekali, terutama saat laga final.

 

Nah kalau kamu berencana membeli smartphone untuk keperluan gaming, kamu mungkin ingin membaca 7 pertimbangan memilih smartphone gaming berikut:


1. Performa

Performa yang handal adalah faktor yang sangat, atau bahkan terpenting dalam memilih smartphone untuk bermain game mengingat ini adalah task yang rakus sumber daya.

ROG Phone 7 janjikan performa tanpa kompromi

Jangankan dalam gaming, performa yang baik pada smartphone akan memberikan pengalaman yang mulus dalam penggunaan sehari-hari. Sebut saja menjalankan aplikasi, berpindah dari satu aplikasi ke aplikasi yang lain, dan tentu saja bermain game.

 

Mengingat game-game smartphone yang semakin canggih dan berat, performa yang tangguh menjadi semakin penting. ROG Phone 7, ponsel gaming besutan ASUS ROG hadir dengan menjanjikan performa tanpa kompromi.

 

Ditenagai prosesor Snapdragon® 8 Gen 2 Mobile Platform dan up to 16 GB LPDDR5X RAM, smatphone ini dijamin dapat melibas semua game mobile tanpa hambatan pada kualitas terbaiknya.

 

Untuk kalian yang juga suka membuat konten lewat smartphone, membuat video misalnya, spesifikasi ini sudah sangat cukup untuk mengedit video melalui aplikasi mobile video editor.

 

Kalau saya sendiri sih, maunya pakai ROG Phone 7 untuk memainkan game-game emulator, hehe.

 

2. Konsumsi Daya

Ini mungkin jelas ya. Rasanya percuma juga kalau performanya sudah mantap, eh baru main game sebentar sudah harus di-charge lagi. Sayangnya, pada umumnya memang seperti itu. Performa yang tinggi berbanding lurus dengan konsumsi baterai. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan efisiensi daya.

 

ROG Phone 7 ini dijanjikan memiliki manajemen daya yang sangat baik. Ini berkat prosesor Snapdragon 8 Gen 2 3,2 GHz tadi yang tidak tidak hanya15% lebih cepat, tetapi juga 15% lebih hemat daya dibandingkan generasi sebelumnya. Double win.

 

Jangankan main game ya, untuk penggunaan sehari-hari saja rasanya pasti menjengkelkan kalau sedikit-sedikit harus ngecharge lagi. Kabarnya, ROG Phone 7 ini akan membawa baterai badak yang dapat diandalkan sepanjang hari!

 

3. Kecepatan Pengecasan

Undangan mabar sudah datang tetapi hapemu lowbat sedangkan timmu sudah siap. Ini pasti menjengkelkan. Jangankan untuk smartphone gaming. Smartphone harian saja rasanya sulit untuk dilepaskan sebentar saja. Apalagi ROG Phone 7 yang akan hadir dengan baterai berkapasitas besar, tentu saja perlu kecepatan isi ulang yang lebih cepat. ROG Phone 7 akan segera hadir dilengkapi dengan Hypercharge 65 W!


4. Awas! Panas adalah Musuh Utama Smartphone

Selain memberikan rasa yang tidak nyaman di tangan saat digunakan, panas yang berlebihan dapat memberikan dampak yang serius pada smartphone.

 

Tidak hanya pada gangguan jangka pendek seperti kinerja perangkat yang mungkin melambat, dalam jangka yang lebih panjang panas berlebih dapat merusak komponen smartphone kesayangan.

 

ROG Phone 7 membawa fitur canggih GameCool 7. ASUS mengklaim peningkatan efisiensi pembuangan panas hingga 168% sehingga memungkinkan seri ROG Phone 7 ini menjalankan game dengan kecepatan penuh sambil mempertahankan suhu rendah.

 

Tidak selesai sampai di situ. Seperti pendahulunya, ROG Phone 7 ini juga akan dilengkapi dengan aksesoris berupa AeroActive Cooler, lebih lengkapnya AeroActive Cooler 7. Singkatnya, aksesoris ini bekerja sebagai kipas ekstra yang membuat manajemen penanganan panas sehingga ROG Phone 7 tetap dapat bekerja pada suhu yang aman saat memainkan game yang berat sekalipun.

 

AeroActive Cooler untuk bermain lebih lama

Hal ini untuk saja membuat kita jauh lebih tenang karena selain bermain game yang lebih dingin dan nyaman, kita juga lebih tenang karena komponen internal smartphone kita tidak mengalami panas berlebih.


5. Jangan Lupakan Layar

Pada smartphone, layar berfungsi ganda: menampilkan gambar dan sebagai kontrol yang menghubungkan kita dengan perangkat.

 

Layar dengan visual yang canggih tentu akan memberikan pengalaman bermain game yang jauh lebih menyenangkan. ROG Phone 7 menggunakan layar Samsung AMOLED 165 Hz dengan tingkat pengambilan sampel sentuh 720 Hz dan akurasi warna Delta E <1 untuk visual yang memukau.

 

Layar bagus bikin mabar dan nobar makin seru

Tingkat kecerahan pada ponsel ini juga ditingkatkan hingga 1.500 nits agar lebih mudah dilihat di luar. Mabar di luar ruangan pun masih lebih nyaman, yang penting jangan di bawah terik matahari siang saja ya. Menang tidak, kulit gosong iya.

 

ROG Phone 7 ini juga dikalim memiliki akurasi warna yang lebih akurat karena bekerja sama dengan perusahaan pemrosesan visual terkemuka Pixelworks® untuk akurasi warna yang lebih baik.

 

6. Pamer Sedikit Boleh Kali Ya?
ROG Phone 7 Ultimate menampilkan ROG Vision, tampilan warna matriks unik di bagian belakang ponsel yang menunjukkan inovasi berani di balik merek ROG. Fitur kreatif ini dapat menampilkan animasi luar biasa yang dipicu oleh peristiwa sistem, seperti status pengisian daya, panggilan masuk, aktivasi Mode X, dan lainnya.

 

Bawa ini ke mabar seru sih!

Pengguna juga dapat membuat animasi yang dipersonalisasi sendiri, yang semakin meningkatkan keunikan ROG Phone 7 Ultimate. Senggol dong!

 

7. Fitur Tombol Ultrasonik.

Satu lagi fitur unik dari ROG Phone 7 ini. Sebetulnya, bukan fitur yang sangat baru juga:  Kontrol ultrasonik AirTrigger yang terkenal memberi gamer kontrol ujung jari sehingga berasa seperti main game konsol.

 

Fitur ini mendukung berbagai gerakan, termasuk Dual Action, Press and Lift, dan Gyroscope Aiming. Ada juga 10 kontrol gerak dan motor linier sumbu X yang memberikan umpan balik haptic yang kuat, membawa gamer ke dalam aksi. Hal ini juga memungkinkan fitur Vibration Mapping yang luar biasa, yang meningkatkan pengalaman sentuh dengan memberikan umpan balik haptic yang dapat disesuaikan untuk tombol virtual di layar.

***

Tertarik untuk meminang ROG Phone 7? ROG Phone 7 akan dijual mulai harga Rp10.999.000 untuk versi dasarnya.

 

Buat yang mau tau promo ROG Phone 7 dari ASUS, ini dia:

1. Early Bird Promo: Periode tanggal 18-31 Juli 2023.
Untuk setiap pembelian ROG Phone 7 series konsumen akan mendapatkan eksklusif merchandise ROG 7 Devilcase dan 2 tahun Garansi resmi, dengan total hadiah senilai 2 juta rupiah. Promo ini berlaku di semua mitra penjualan resmi Asus offline, seperti: Erafone, Urban Republic, ROG Store, Asus Exclusive Store dan Asus Authorized Partners. Serta mitra online, seperti: Eraspace, Tokopedia, Blibli dan Asus Online store.

2. Consumer Launch Promo: Periode tanggal 18-23 Juli 2023 di Atrium Gandaria City Mall.
Selain mendapatkan eksklusif merchandise ROG 7 Devilcase dan 2 tahun Garansi resmi, konsumen juga akan mendapatkan tambahan spesial merchandise seperti ROG exclusive Jacket, MLBB limited edition T-Shirt dan juga 1000 MLBB diamonds, dengan total hadiah senilai 3,5 juta rupiah. Promo ini berlaku khusus untuk konsumen yang telah melakukan pre-order dari tgl.8-17 Juli secara offline di Erafone lalu melakukan pickup/pengambilan produk di event venue ataupun untuk konsumen yang akan melakukan pembelian langsung di event venue.

Ini Dia Laptop OLED Paling Tipis dan Paling Ringan!


Baru saja kemarin (30/5/2023) saya berkesempaatan menghadiri peluncuran laptop terbaru dari ASUS. Kali ini, ASUS meluncurkan laptop dari line Zenbook, lini yang dibuat khusus untuk pengguna yang menginginkan portabilitas, performa, dan kemewahan.

 

Saya berkesempatan melihat dan mencoba produk ini dari dekat dan berikut adalah 5 poin menarik dari Zenbook S 13 OLED, laptop ultraportabel OLED paling tipis dan ringan.


1. Zenbook S 13 OLED (UX5304) adalah laptop OLED paling tipis dan ringan

 


Kabar baik tentu saja jika Anda sedang mencari laptop yang tipis dan ringan untuk dibawa ke mana-mana. Jika aktivitas Anda mengharuskan untuk sering bepergian dengan membawa laptop, Zenbook S 13 OLED (UX5304) mungkin layak untuk dipertimbangkan.

 

Pasalnya, laptop ini hanya berbobot 1 kg dengan ketebalan 1 cm saja. Hampir, atau bahkan tidak lebih tebal dari handphone ataupun pulpen yang biasa kita bawa.

Berikut adalah gambaran Zenbook S 13 (UX5304) yang saya dan Maseko (masekorner.com) sandingkan dengan pulpen:

 

Zenbook S 13 OLED (UX5304) VS Pulpen

Dengan ukuran yang tipis dan bobot yang ringan, sepertinya sangat mudah untuk menjadikan laptop ini sebagai pilihan jika Anda sering melakukan perjalanan bisnis atau mungkin sering bepergian ke mana-mana.

 

2. Port Konektivitas tetap lengkap

 


Meski sangat tipis dan ringan, ASUS Zenbook S 13 OLED tetap membawa beberapa port yang esensial sehingga untuk keperluan dasar, dongle tambahan nampaknya tidak begitu dibutuhkan. Pasalnya, laptop ini sudah memiliki port HDMI sehingga Anda bisa langsung menghubungkannya dengan TV untuk presentasi, USB Type-A jika Anda mungkin perlu menggunakan mouse, 3.5mm combo audio jack, dan dua port USB Type-C® Thunderbolt™ 4.

 

Port Konektivitas Zenbook S 13 OLED (UX5304)

Jumlah port ini sama dengan laptop yang yang gunakan sekarang sehari-hari. Cukup atau tidak? Saya bilang untuk kebutuhan esensial sudah cukup. Saya juga suka penempatan port ini agak ke atas dekat layar dan dominan di sebelah kiri sehingga tidak mengganggu jika saya harus menggunakan mouse.

 

3. Tetap powerful dan bisa diandalkan

 

Zenbook S 13 - Laptop powerful yang bisa diandalkan

Zenbook S 13 OLED (UX5304) juga memiliki performa yang powerful karena penggunaan prosesor Intel® Core™ i7-1355U generasi ke-13 dengan konfigurasi 10 core dan 12 thread, yang dapat dipacu hingga 5GHz. Seluruh aktivitas berkomputer secara umum seharusnya bisa dijalankan dengan laptop ini, mengesampingkan aktivitas 3D rendering dan semacamnya tentu saja.

 

Prosesor Intel® Core™ i7-1355U sendiri adalah prosesor modern yang sudah dilengkapi dengan chip grafis terintegrasi, yaitu Intel® Iris® Xe. Chip grafis tersebut memiliki performa yang cukup kuat untuk mendukung kebutuhan komputasi grafis sehari-hari, cukuplah untuk memainkan game-game kasual.

 

Untuk memaksimalkan performa prosesor tersebut, ASUS melengkapi Zenbook S 13 OLED (UX5304) dengan memori LPDDR5 berkapasitas 16GB dan media penyimpanan data PCIe 4.0 SSD. Kombinasi keduanya memastikan bahwa Zenbook S 13 OLED (UX5304) dapat beroperasi dengan cepat dan nyaman untuk multitasking.

 

Performa powerful Zenbook S 13 OLED (UX5304) juga didukung dengan daya tahan baterai yang panjang. Meskipun memiliki desain bodi yang sangat tipis, laptop ultraportabel ini dilengkapi dengan baterai berkapasitas 63 WHrs yang dapat bertahan sepanjang hari.

 

4. Kualitas layar terbaik, cocok untuk content creator juga

 


Zenbook S 13 OLED (UX5304) dilengkapi dengan ASUS Lumina OLED yang merupakan standar tertinggi layar laptop saat ini.

 

Layar ASUS Lumina OLED pada Zenbook S 13 OLED (UX5304) menampilkan resolusi 2,8K dan dilengkapi dengan berbagai fitur, teknologi, serta inovasi canggih. Hasilnya adalah layar yang dapat menampilkan kualitas visual dengan warna yang kaya, akurat, sekaligus tidak membahayakan kesehatan mata.

 

Dengan rasio layar 16:10, Anda dapat menikmati area kerja yang lebih luas dan menjadikan kegiatan sehari-hari lebih produktif. Setiap laptop yang memakai layar ASUS Lumina OLED telah teruji dapat menghasilkan kualitas visual dengan warna yang sangat kaya dan akurat. ASUS Lumina OLED dapat menampilkan color gamut 100% DCI-P3 dan telah memperoleh sertifikasi PANTONE Validated Display. ASUS Lumina OLED juga mendukung teknologi HDR dan telah mendapatkan sertifikasi VESA DisplayHDR True Black.

 

Secara singkat, layar ASUS Lumina OLED dirancang berdasarkan standar kebutuhan industri kreatif. Oleh karena itu, seluruh konten yang ditampilkan oleh ASUS Lumina OLED dijamin akurat. Kabar baik tentu saja untuk content creator atau jika Anda membutuhkan keakuratan warna dalam berkarya.

 

ASUS Lumina OLED juga dilengkapi dengan fitur Eye Care. Fitur ini memungkinkan penurunan spektrum cahaya biru yang berpotensi berbahaya bagi mata tanpa mengurangi kualitas visual. Inovasi tersebut menjadikan ASUS Lumina OLED mampu mengurangi paparan radiasi sinar biru yang berpotensi merusak kesehatan mata dalam jangka panjang. ASUS Lumina OLED juga telah mendapatkan sertifikasi dari TÜV Rheinland untuk low-blue light dan anti-flicker. Berkat ASUS Lumina OLED, pengguna Zenbook S 13 OLED (UX5304) dapat menikmati tampilan visual terbaik sekaligus beraktivitas lebih lama tanpa perlu khawatir dengan dampak negatif layar laptop bagi kesehatan mata.

Adapun untuk content creator, prosesor ini dilengkapi dengan fitur-fitur canggih seperti Intel® Quick Sync yang mempercepat proses encoding dan decoding video. Zenbook S 13 OLED (UX5304) juga telah mendapatkan validasi sebagai platform Intel® Evo™ yang menandakan bahwa laptop ini telah terjamin dalam hal menyajikan pengalaman penggunaan terbaik, baik dalam bekerja, belajar, menikmati hiburan, hingga berkarya dan menciptakan konten kreatif.

 

5. Ramah lingkungan

 

ASUS melalui Zenbook berkomitmen pada prinsip "Do More with Less". Siklus hidup laptop yang ramah lingkungan ini pun telah mendapatkan pengakuan internasional melalui didapatkannya sertifikasi EPEAT® Gold. Mulai dari bahan dan proses pembuatan, perakitan, penggunaan, hingga proses daur ulang di akhir masa pakai, siklus hidup Zenbook S 13 OLED (UX5304) telah dirancang untuk meminimalkan jejak karbon, menjadikannya laptop yang ramah lingkungan.


Zenbook S 13 OLED (UX5304) memiliki keunikan tersendiri dengan dilengkapi bodi berbahan plasma-ceramic aluminium. Bahan ini diproses dengan teknik eksklusif yang hanya memerlukan air murni dan listrik, tanpa kebutuhan senyawa organik, asam kuat, atau logam berat. Teknik khusus ini tidak hanya menghasilkan bodi yang tahan korosi, memiliki durabilitas lebih baik, serta memiliki masa pakai yang panjang, tetapi juga meminimalkan dampak kerusakan terhadap lingkungan.

Selain itu, Zenbook S 13 OLED (UX5304) menunjukkan efisiensi energi yang sangat tinggi dan telah melebihi standar ENERGY STAR® sebesar 43%. Seluruh upaya tersebut dilakukan agar Zenbook S 13 OLED (UX5304) dapat menjadi laptop dengan zero carbon emission.


Zenbook S 13 OLED (UX5304) untuk siapa?

 

"Hm bawa pulang ah!", gumam Maseko sebelum ketahuan satpam.

Laptop ini benar-benar terasa premium saat dipegang dan digunakan. Dengan performa dan portabilitas yang dibawanya, saya rasa Zenbook S 13 OLED (UX5304) ini cocok untuk pebisnis dan content creator yang memiliki mobilitas tinggi. Performa, akurasi dan kualitas layar, dimensi dan bobot, serta daya tahan baterai menjadikan laptop ini bisa menjadi partner yang bisa diandalkan.

Sementara untuk fotografer, performa dan akurasi warna seharusnya bisa mendukung aktivitas editing. Mungkin hanya perlu dongle tambahan untuk mengakses SD Card dan hardisk eksternal.

Atau jika Anda hanya perlu laptop yang tipis dan ringan, daya tahan baterai yang panjang, serta kualitas layar untuk menikmati film favorit Anda, Zenbook S 13 OLED (UX5304) ini cocok untuk Anda.

Harga Zenbook S 13 OLED (UX5304) adalah Rp23.999.000 dengan 2 Tahun Garansi Global dan 1 Tahun ASUS VIP Perfect Warranty.

***

Zenbook S 13 OLED (UX5304)
CPU
Intel® Evo™ Platform
Intel® Core™ i7-1355U Processor 1.7 GHz (12MB Cache, up to 5.0 GHz, 10 cores, 12 Threads)

Operating System
Windows 11 Home

Memory
16GB DDR5

Storage
1TB PCIe® 4.0 NVMe™ M.2 Performance SSD

Display
13,3-inch ASUS Lumina OLED, 2.8K (2880 x 1800) 16:10, 60Hz, 0.2ms, 100% DCI-P3, PANTONE Validated, 550nits, VESA CERTIFIED Display HDR True Black 500, Low Blue Light, Anti-Flicker

Graphics
Intel® Iris® Xe Graphics

Input/Output
1x USB 3.2 Gen 2 Type-A, 2x Thunderbolt™ 4 supports display + power delivery, 1x HDMI 2.1 TMDS, 1x 3.5mm Combo Audio Jack

Connectivity
Wi-Fi 6E(802.11ax) (Triple band) 2*2 + Bluetooth® 5.3

Camera
1080P FHD IR Camera for Windows Hello

Audio
AI noise-canceling technology, Dolby Atmos, Hi-Res certification, Smart Amp Technology

Battery
63WHrs, 2S2P, 4-cell Li-ion

Dimension
29.62 x 21.63 x 1.09 ~ 1.18 cm

Weight
1 Kg

Colors
Basalt Grey

Price
Rp23.999.000

Warranty
2 Tahun Garansi Global dan 1 Tahun ASUS VIP Perfect Warranty

Info Penting untuk Penggemar Smartphone Gaming! (Coming Soon ROG Phone 7)


Kalau dekat-dekat ini kamu ingin beli smartphone gaming premium, kamu mungkin ingin menunggu sampai ROG Phone 7 rilis. Kenapa? Berikut ini adalah spesifikasi dan fitur ROG Phone 7 yang mungkin akan menarik perhatian kamu:

Spesifikasi ROG Phone 7
Smartphone gaming besutan ASUS ini menjanjikan performa tanpa kompromi. Menggunakan prosesor Snapdragon® 8 Gen 2 Mobile Platform dan 16 GB LPDDR5X RAM tentunya diharapkan dapat menjalankan semua aplikasi dan game terbaru tanpa kendala. Aplikasi besarpun sepertinya tidak akan menjadi masalah karena ROG Phone 7 akan memiliki ruang penyimpanan sebesar 512 GB UFS 4.0 ROM. Jika kamu perlu senjata untuk main game secara kompetitif, ROG Phone 7 ini bisa jadi senjata utama karena memiliki layar responsif 165 Hz Samsung AMOLED.

Untuk spesifikasi lebih lengkap, silahkan scroll ke bagian terbawah artikel ini.

Baterai, Efisiensi Daya, dan Pedinginan ROG Phone 7
Performa suatu gadget umumnya berbanding lurus dengan produksi panas dan konsumsi dayanya.

Untuk meminimalkan konsumsi daya tanpa mengorbankan kinerja, seri ROG Phone 7 memanfaatkan peningkatan efisiensi daya sebesar 15% yang ditawarkan oleh Platform Seluler Snapdragon 8 Gen 2, disempurnakan dengan sistem pendingin GameCool 7 untuk mendinginkan CPU dari segala arah.

Metode ini menggunakan pendekatan tiga cabang. Untuk sesi singkat, senyawa termal Boron Nitride (BN) di satu sisi CPU mengurangi pelambatan. Sesi tengah ditangani oleh vapor chamber yang lebih besar dan lembaran grafit di sisi lain CPU. Terakhir, untuk sesi maraton, AeroActive Cooler 7 dilengkapi dengan kipas yang ditempatkan tepat di atas modul CPU yang bekerja untuk pendinginan aktif bertenaga AI, menampilkan elemen Peltier untuk performa pendinginan ekstra.

Di ROG Phone 7 Ultimate, pendinginan ditingkatkan lebih jauh lagi dengan AeroActive Portal terkemuka dunia. Saluran masuk udara ini aktif secara otomatis saat AeroActive Cooler terpasang, mengarahkan aliran konstan udara dingin dari pendingin ke sirip pendingin vapor chamber. Hal ini secara efisien menghilangkan panas yang dihasilkan oleh SoC, serta menghasilkan peningkatan penting dalam kinerja game dan daya tahan baterai. Saat Portal AeroActive diaktifkan, efisiensi termal ponsel dapat meningkat hingga 20%.

Siklus cepat baru vapor chamber di ROG Phone 7 telah didesain ulang sepenuhnya, menjadi lebih besar, dan menggunakan teknologi baru di dalamnya. Alih-alih struktur berbentuk pilar biasa, ia menggunakan kolom sumbu berbentuk trisula khusus di tepi panjang ruangan untuk meningkatkan efisiensi. Selain itu, ada enam saluran pengembalian cairan yang berfungsi sebagai jalan raya bagi air untuk mengalir kembali ke SoC yang siap untuk siklus termal berikutnya. Lembaran grafit yang hemat panas di ROG Phone 7 juga dibuat lebih besar, dan dibentuk ulang untuk memaksimalkan perpindahan panas dari mainboard dan RF board.

Terakhir, AeroActive Cooler 7 tidak hanya menghadirkan kipas yang ditingkatkan dengan lebih banyak bilah untuk tekanan balik yang lebih tinggi, tetapi juga pendingin Peltier termoelektrik bawaan untuk daya pendinginan maksimum. Desain DualCool yang revolusioner memastikan bahwa meskipun bagian belakang ponsel didinginkan oleh pendingin Peltier, udara pendingin juga diarahkan ke seluruh layar ponsel untuk efisiensi pendinginan maksimum.

Janjikan Gaming Tanpa Kompromi
Para gamer akan merasakan kualitas suara yang terdengar sebagus seri ROG Phone 7. Speaker kembar depan 12 x 16 mm dengan volume 50% lebih efektif dari sebelumnya, serta dibantu oleh sub-woofer lima magnet super-linear 13 x 38 mm dalam pendingin AeroActive 7, yang meningkatkan volume bass hingga 77 % untuk suara 2.1 yang tidak ada duanya dalam game atau film saat pendingin terpasang. Penyempurnaan bekerja sama dengan pakar audio di Dirac memastikan kualitas suara yang tak tertandingi.  
 

Seri ROG Phone 7 memiliki semua teknologi untuk semua suara, mulai dari jack headphone 3,5 mm hingga Dirac Virtuo™ For Headphone untuk menghasilkan suara spasial layaknya teater. Dukungan teknologi Snapdragon Sound™ memastikan audio Bluetooth® dengan fidelitas tinggi latensi super rendah, jadi apa pun yang didengar oleh pengguna, telinga mereka akan dimanjakan oleh ROG Phone 7.

Fitur perangkat lunak baru meningkatkan pengalaman bermain game lebih tinggi. X Sense membantu gamer untuk mendeteksi peristiwa penting di layar, seperti saat item baru yang penting muncul di peta atau musuh mendekat dengan notifikasi pop-up. Dan jika seorang gamer mengalahkan banyak lawan dalam satu manuver, X Sense menambahkan efek visual untuk menambah efek selebrasi. X Capture adalah alat AI yang secara otomatis merekam momen tak terlupakan dalam pertempuran, seperti mengalahkan musuh atau memenangkan pertandingan.
 

Kontrol ultrasonik AirTrigger yang terkenal memberi gamer kontrol ujung jari yang tak tertandingi untuk pengalaman seperti konsol. Fitur ini mendukung berbagai gerakan, termasuk Dual Action, Press and Lift, dan Gyroscope Aiming. Ada juga 10 kontrol gerak dan motor linier sumbu X yang memberikan umpan balik haptic yang kuat, membawa gamer ke dalam aksi. Hal ini juga memungkinkan fitur Vibration Mapping yang luar biasa, yang meningkatkan pengalaman sentuh dengan memberikan umpan balik haptic yang dapat disesuaikan untuk tombol virtual di layar.

Harga dan Ketersediaan ROG Phone 7 Series
Sampai artikel ini diterbitkan, saya belum mendapatkan informasi harga dan waktu ketersediaannya di Indonesia. Namun yang pasti, ASUS menjanjikan bahwa ROG Phone 7 ini akan hadir secara resmi di Indonesia.

***

Spesifikasi ROG Phone 7/ROG Phone 7 Ultimate

Processor
Qualcomm® Snapdragon® 8 Gen 2, Octa-Core, 3.2GHz

GPU
Qualcomm® Adreno™ 740

UI
Android™ 13 with new ROG UI

Display
6.78" 20.4:9 (2448 x 1080) 165 Hz / 1 ms Samsung AMOLED display
1,000 nits outdoor readable brightness
1,500 nits peak brightness
Average Delta E < 1
111.23% DCI-P3 / 150.89% sRGB / 106.87% NTSC color gamut
Corning® Gorilla® Glass Victus™
Supports Always-On HDR display
HDR10 supported
Capacitive touchscreen with 10-point multitouch (supports glove touch)
ROG Vision (ROG Phone 7 Ultimate only)

Dimensions
173 x 77x 10.4 mm

Weight
239 g

Battery
6000 mAh typical capacity with 65 W HyperCharge adapter.

Memory
Up to 16 GB LPDDR5X RAM

Storage
Up to 512 GB UFS4.0 ROM

Sensors
In-display fingerprint sensor, face recognition, accelerometer, e-compass, gyroscope, proximity sensor, ambient-light sensor, ultrasonic sensors for AirTrigger 5 and grip press

Wireless Technology
WiFi: 802.11 be/ax/ac/a/b/g/n, (2.4 GHz + 5 GHz + 6 GHz)
Bluetooth® 5.3 (HFP + A2DP + AVRCP + HID + PAN + OPP), supports Qualcomm LDAC + aptX + aptX HD + aptX Adaptive + AAC

GPS
GNSS support GPS(L1/ L5), Glonass(G1), Galileo(E1/E5a), BeiDou(B1i/B1c/B2a), QZSS(L1/L5) and NavIC(=IRNSS)

I/O Ports
Side Ports: Type C® connector - USB3.1 gen2/DP 1.4(4K)/Hyper Charging/ QC5.0 (會向下相容QC4/QC3/PD3.0)
Pogo Pin - for AeroActive Cooler 7
Bottom Ports:
Type C® connector - USB 2.0 / HyperCharge / QC5.0
3.5 mm audio jack - headphone

Camera
Front Camera: 32 MP (Uses pixel binning to output 8 MP image)
Rear Camera:
50 MP (Main camera Sony® IMX766)
13 MP (120° ultrawide-angle lens)
5 MP (Macro)

Voice Wakeup
Yes

Speaker
Dual front facing speaker (with Dirac HD Sound), support spatial audio (Dirac Virtuo™)
5-magnet stereo speaker with Cirrus Logic amplifier for louder, deeper and less distorted sound effect.

Splash, Water, and Dust Resistance    IP54 under IEC standard 60529

NFC
Supported

Color
ROG Phone 7: Phantom Black, Storm White
ROG Phone 7 Ultimate: Storm White