2 Minggu bersama Zenfone 2 Laser (Review Zenfone 2 Laser)


Kalau kalian sudah membaca postingan yang ini, ada kemungkinan besar bahwa kalian sudah tahu bahwa saya, yang terakhir kali membeli HP tahun 2011 ini, akhirnya memutuskan untuk mengupgrade ke HP yang lebih kekinian.

Ini dia HP yang paling canggih itu:

HP Kekinian
Eh, salah ding. Sorry. Itu bukan HP yang dimaksud. Yang di atas itu adalah HP legend waktu masih SMA. 8 tahun yang lalu. *mendadak merasa tua*

HP yang dimaksud adalah ini:

Zenfone 2 Laser yang Kece Abiezt
Welcome to the club, Zenfone 2 Laser!

McLuhan, seorang pakar komunikasi pada tahun 1964 mencetuskan konsep Media (atau teknologi) sebagai extensions of man. Katanya, media adalah perpanjangan indra manusia gitu. Manusia akan terus menciptakan teknologi yang bisa "memanjangkan" tangannya. Manusia bikin cangkul untuk menggali lubang, bikin pisau untuk "memanjangkan" tangan manusia agar bisa memotong bahan-bahan makanan.

Teknologi smartphone terus berkembang ke arah yang lebih maju. Kencang dan tidak terbendung. Sedikit demi sedikit smartphone menjadi kebutuhan dasar manusia. Memang sih, belum sepenting nasi dan makanan pokok lainnya, tapi coba saja matikan smartphonemu 1 atau 3 hari, dan hitung berapa banyak kerjaan yang terhambat dan informasi gaul kekinian yang kita lewatkan. Smartphone bisa membantu kita dalam menyelesaikan banyak hal, oleh karena itu, memilih tipe dan merek smartphone yang tepat menjadi penting.

Latar Belakang: Kenapa memilih Asus
Sejak memiliki laptop Asus A43SV tahun 2011 lalu, saya sudah jatuh hati sama produk Asus. Spesifikasinya bagus dan harganya menggoda. Sampai tahun 2015, laptop ini masih setia menemani main game keluaran terbaru dan menjalankan program editing foto dan video. Menyala berjam-jam tiap hari selama hampir 4 tahun, sampai saat ini belum ada masalah berarti yang saya alami. Ini sudah cukup menjadi alasan kenapa saya memilih brand Asus dibandingkan brand lain yang sudah lebih dahulu memproduksi smartphone

Laptop yang masih kinclong di tahunnya yang keempat. Difoto tadi siang pake Zenfone 2 Laser
Pembahasan: Kenapa Zenfone 2 Laser?
Ada banyak hal yang membuat saya akhirnya memutuskan membeli Zenfone 2 Laser. Setelah 2 minggu makan bareng, main game bareng, jalan-jalan bareng, dan tidur bareng, ini adalah beberapa hal yang saya suka dari si penantang utama di pasar smartphone terjangkau ini:

1. Harga Terjangkau
Bicara harga memang relatif. Harga terjangkau yang bagi satu orang barangkali masih begitu mahal untuk orang yang lain. Saya membeli smartphone ini dengan harga Rp1.950.000,-. Yah, memang sih ada banyak merek smartphone yang ditawarkan dengan harga mulai 700 ribuan, tapi kalau spesifikasinya dibandingkan tentu beda jauh. Jika dibandingkan dengan merek lain, untuk mendapatkan spesifikasi yang setara Zenfone 2 Laser mungkin perlu merogoh dompet 2 kali lebih dalam alias harganya bisa dua kali lipat.

2. Performa kuat dan grafis jernih
Berkat processor Quadcore, 2GB RAM, dan layar HD sebesar 5 inch, Zenfone 2 Laser mampu menjalankan aplikasi-aplikasi dan memainkan video game berat dengan kualitas dan grafis yang memukau. Saya sendiri sudah coba memainkan beberapa game dari yang ringan sampai berat dengan lancar.

Screenshot game diambil dengan Zenfone 2 Laser.
Saya tidak bisa lepas dari video game. Bahkan di beberapa bagian kecil dari hidup, saya kadang-kadang berpikir bahwa saya sebenarnya dilahirkan untuk mencoba semua video game di dunia ini *lebay beud*. Zenfone 2 Laser dengan processor, RAM, dan layar HD memberikan pengalaman main game yang bagi saya, memuaskan.

Nonton film lewat Zenfone 2 Laser
3. Ruang penyimpanan lapang
Zenfone 2 Laser datang dengan dua pilihan: Memori internal 16GB dan 8GB. Saya sendiri memilih yang 16GB seharga Rp 1.950.000,-. Space yang sudah cukup lowong sebenarnya, namun bagi yang suka mengoleksi game dan video atau hal lain yang merasa ini belum cukup (seperti saya ini), bisa menambah MicroSD. Saya sendiri menambahkan ruang sebesar 16GB lagi untuk keperluan foto-foto selfie cantik.

4. Kontrol gampang
Salah satu fitur yang paling saya suka dari Zenfone 2 Laser adalah kontrolnya yang gampang. Untuk menyalakan dan mengunci layar, kita tidak usah meraih tombol power yang berada di atas, tapi juga bisa dengan mengetuk layar 2 kali (double tap) untuk mengunci dan menyalakan layar.

Akses menuju kamera juga gampang, ketika layar dalam keadaan terkunci, kita bisa mengakses kamera dengan mengusap layar membentuk pola "C" atau dengan menekan tombol volume 2 kali. Oh, jangan pernah lagi kehilangan momen-momen indah dalam hidup.

5. Alternatif kamera pro?
Alasan utama saya membeli Zenfone 2 Laser adalah supaya bisa mengambil foto-foto sebagai foto pendukung di blog ini. Kamera belakang 8 MP didukung teknologi PixelMaster 2.0 memungkinkan harapan saya untuk menampilkan foto-foto yang jernih tercapai. Teknologi Laser yang dibenamkan di Zenfone 2 Laser memungkinkan kamera menangkap fokus pada objek lebih cepat dan mudah.

Hasil foto Zenfone 2 Laser dalam ruangan
Tahun 2015 bagi saya adalah tahun yang rame beud. Banyak festival-festival, event, nongkrong-nongkrong cantik, reuni, dan jalan-jalan cantik. Sayangnya, beberapa momen itu tidak bisa saya bagi karena tidak punya kamera. Dengan Zenfone 2 Laser ini yang dilengkapi beragam mode kamera ini, saya berharap bisa membagi momen-momen selanjutnya dalam bentuk foto maupun video lewat blog ini, Instagram, Path, Twitter, Facebook, atau Zentalk dan Zencircle.

(Mau lihat full review kamera (foto dan video) Zenfone 2 Laser? Klik di sini)

6. Kamera depan jernih dengan angle luas

Foto selfie (groupie?) bisa serame ini.
Dengan wide angle lens mencapai 85 derajat, kita bisa foto rame-rame pake kamera depan dan oh, jangan lupakan fitur beautification yang bisa bikin foto selfiemu makin cantik kekinian.

7. Dukungan aplikasi bawaan yang cukup membantu
Zenfone 2 Laser datang dengan beberapa aplikasi bawaan. Share Link memudahkan kirim file antar HP dan perangkat laptop tanpa kabel, melakukan segala aktifitas (upload foto di Instagram, update momen di Path) lewat laptop dengan mode screen casting, RAM cleaner, battery saver, dan masih banyak lagi.

8. Desain cantik elegan

Desain Zenfone 2 Laser. Sumber: Web Asus.com
Sejak memproduksi Zenfone, Asus memperkenalkan ZenUI, semacam launcher bawaan dengan beraham kustomasi yang gampang dan banyak pilihan tema dan ikon. Saya sendiri masih menggunakan  ZenUI sebagai launcher utama karena sudah cukup keren dan gampang digunakan sehingga tidak membutuhkan aplikasi launcher lain.

Di OS sendiri, Zenfone 2 Laser menjalankan OS Android Lolipop dan baru saja dikonformasi akan mendapat update ke Marshmellow di awal 2016. Aw yiss!
***
Harapan:
Zenfone 2 Laser menjawab banyak pertanyaan. Sebagai pengguna, ada beberapa harapan yang saya punya untuk Zenfone 2 Laser, salah satunya semoga selanjutnya kita bisa memilih jumlah Frame per Second (fps) ketika merekam video. Sampai saat ini, aplikasi camcorder bawaan baru mendukung 30 fps, iya bisa sih diakali dengan menginstall aplikasi pihak ketiga, tapi seandainya di fitur setelah ini Zenfone 2 Laser bisa memilih antara 24 fps sampai 60 fps pasti lebih keren lagi.

Kesimpulan:
Selama 2 minggu memegang Zenfone 2 Laser ini, saya merasa puas, makin sering foto-foto, makin sering update Instagram, merasa makin gaul dan makin sering selfie. Baru Zenfone 2 Laser saja sudah begini apalagi Zenfone 2 Selfie yah? *lagi-lagi berharap*

Oke, sebegitu dulu, Aliens. Terima kasih sudah membaca artikel yang cukup panjang ini. Semoga berguna buat kalian yang sedang mencari  smartphone keren dengan harga terjangkau, dan semoga berguna untuk kalian yang sedang mencari review lengkap Zenfone 2 Laser.

Sampai jumpa, Semua *kecup satu-satu
***

Yang Terbaik di Tahun 2015


Sekitar November 2008 adalah kali pertama saya nge-blog. 7 tahun yang lalu. Dulu isinya puisi-puisi semua. Ketahuilah, waktu itu saya merasa bisa bikin puisi, nyatanya tulisan-tulisan yang saya tulis di blog tak ubahnya tulisan remaja tanggung yang dikit-dikit galau, tulisan remaja tanggung yang sedang bingung dengan identitasnya.

Salah satu momen besar pada tahun yang sama adalah lulus dari SMA dan berkesempatan melanjutkan pendidikan di Universitas Hasanuddin (Unhas) rame-rame sama geng sejak kelas 1 SMA: Ega, Omen, Dedi, Kelik, sama Fithrah. Senang? Tentu. Kami akan kuliah dengan damai dan tetap bisa ngumpul di sela-sela jam kuliah.

Semua berubah saat pengumuman ITB dan STAN menyerang.

Ega lulus ITB dan Fithrah lulus STAN. Artinya, mereka harus meninggalkan Makassar untuk kuliah di sana. Artinya lagi, tidak bakal ada ngumpul-ngumpul cantik lagi di rumahnya Kelik sambil makan gorengan sampai tengah malam. Tidak bakal ada obrolan-obrolan syahdu selama paling cepat tiga tahun.
Foto Studio Gaul Backgroundnya Harus Ungu Bubble-Bubble. Pulang Sekolah, 2008
People arrive and depart.

Menurut survei dari fundersandfounders.com, rata-rata kita berinteraksi dengan 80.000 orang dalam masa hidupnya. Jumlah yang menurut saya sangat banyak. Orang-orang ini akan kita temui di sekolah, di kampus, di kantor pada saat bekerja, di cafe, atau waktu nonton live tayangan musik pagi di mall-mall.

Untuk saling bercerita, kami memutuskan untuk bikin blog dan mengisinya dengan cerita-cerita keseharian. Ibaratnya tukaran diari secara online oleh enam orang yang semuanya laki-laki. Agak geli memang.

Kalau misalnya ada yang bertanya bagaimana sejarah awal blog ini, saya akan menjawabnya dengan tegas: Iya, segeli itu.

Sedikit-sedikit akhirnya saya belajar untuk menulis di blog, meski awalnya tulisannya kadang-kadang hurufnya besar kecil dan ada angka serta simbol di tengah-tengah tiap katanya. Sedikit-sedikit pula saya keasyikan ngeblog.

Setiap ada waktu luang, saya akan ke warung internet (warnet), mengetik di sana, mengeditnya di sana, lalu mengeposkannya ke blog saat itu juga. Saya akan bercerita tentang apa saja yang saya suka, tentang kehidupan di kampus, di rumah, atau tentang gebetan yang tidak ada kemajuan.

Memasuki dunia kampus, saya bertemu dengan orang-orang baru yang sama menyenangkannya. Mereka selalu tahu cara bikin suasana berasa rame. Atau lebih tepatnya bising sampai-sampai kami sering ditegur petugas ruang baca karena sering nongkrong sambil ketawa sampai salto.

Geng Kuliah di Tempat Nongkrong Andalan. Sebelum Pemberangkatan KKN, 2012
Yang Terbaik di Tahun 2015
Banyak yang berubah di tahun 2015 ini untuk kami semua. Untuk teman geng SMA atau teman geng kuliah. Untuk pertama kalinya setelah pisah tahun 2008, kami akhirnya ngumpul lengkap kembali berenam. Semuanya juga, sudah selesai kuliah. Bahkan Dedi dengan curangnya sudah menyelesaikan kuliah S2.

Cover Album Comeback 2015
Satu persatu teman SMA kami juga sudah menikah. Kebanyakan yang cewek-cewek. Jadi tenang, kami berenam semuanya masih tersedia. Pilih mana suka.

Adapun (ciyee adapun) untuk teman kuliah, baru-baru ini ada berita yang menggemparkan. Akhirnya, salah satu dari kami ada yang menikah. Setelah kurang lebih 2 tahun lulus kuliah, akhirnya ada yang menikah. Mitos kutukan angkatan pun pecah. Gina laku. Angkatan kami, ada yang bisa laku.

Resepsi Kita yang Pertama
Salah satu hal yang menyenangkan ketika berkumpul dengan teman lama adalah mendapati mereka masih orang yang sama ramenya, sama menyenangkannya.

Nge-blog Memanjangkan Ingatan
Di antara banyak perubahan-perubahan itu, masih ada satu yang belum berubah: Saya masih senang nge-blog. Yah, memang kadang-kadang ada rasa malas juga untuk mengisinya tapi kalau membaca lagi tulisan-tulisan lama, rasanya sayang betul jika kejadian-kejadian menyenangkan itu cuma jadi kenangan yang akhirnya dilupakan.

Sekarang saya tidak lagi menulis di warnet, tahun 2011, saya dihadiahi bapak dan mamak laptop Asus untuk mendukung tugas kuliah. Dengan laptop ini juga saya mengerjakan banyak hal: Belajar ngedit video, main video game, membantu tugas desa sewaktu KKN, hingga mengerjakan skripsi. Sampai sekarang di tahunnya yang keempat, laptop Asus hadiah dari bapak dan mamak ini masih setia dan belum pernah ada masalah berarti.

Di Makassar sekarang semakin banyak event-event gaul kekinian. Ada pesta komunitas, ada pesta permainan tradisional, ada pesta penulis, sampai pesta jalan-jalan gaul ke pulau-pulau dan daerah wisata yang sayang dilewatkan tanpa foto-foto cantik. Di sinilah masalah yang lain itu muncul: Saya tidak punya kamera untuk mengabadikan momen super itu, menjadikan saya harus pergi ke sana ke mari untuk pinjam kameranya teman.

Kita butuh pendamping blog yang mumpuni.

Memang sih, menghadiri event penting dan jalan-jalannya itu yang paling penting, tapi kan sayang kalau event dan jalan-jalan kece itu tidak ada fotonya? Akhirnya, sayapun memutuskan untuk menabung demi membeli kamera. Demi keberlangsungan kenangan dan eksistensi di social media. Sedikit demi sedikit tabungan terkumpul, sayangnya ketika terkumpul, tabungannya harus dipakai untuk hal yang lain. Habis.

Standar pun diturunkan, kenapa tidak beli kamera HP saja? Saya yang memang senang mengikuti tren teknologi begitu excited waktu dengar Asus memproduksi telepon genggam. Kualitasnya bagus dan harganya menggoda pula. Beberapa bulan yang lalu, saya membaca rumor kalau Asus akan mengeluarkan HP khusus untuk pecinta fotografi bernama Zenfone Laser. Membaca bocoran spesifikasinya, awalnya saya khawatir harganya pasti mahal di atas 3 jutaan.

Saya belum pernah sesalah itu.

Waktu jalan-jalan di pameran gadget tempo hari, saya mendapati produk HP yang dirumorkan tempo hari. Namanya Zenfone 2 Laser. Awalnya tidak ada niat membeli, namun setelah tanya-tanya sama mbak-mbak penjaga counter, saya mendapati spesifikasinya yang menggiurkan. Kamera belakang 8 MP dan depan 5 MP. Cukup untuk foto-foto cantik.

"Yang 8GB harganya 1.850.000 yang 16GB harganya 2.000.000". Mbak-mbaknya menjelaskan. Bukan 3 jutaan seperti perkiraan awal. Setelah googling dan banyak pertimbangan, akhirnya saya memutuskan untuk menghabiskan honor jadi Event Organizer yang baru diterima semalam untuk beli HP ini.

"Ambil saja yang 16GB 1.950.000, Dek kalau mau". Kata penjaga counternya. Zenfone 2 Laser pun berpindah tangan.


Groupie Indoor Zenfone 2 Laser Terang dan Lebar Woohoo
Seperti anak kecil yang dapat mainan baru, saya mengutak-atik semua pengaturan, fitur, dan yang paling penting, kameranya. Nah, di bawah ini adalah fitur-fitur kekinian yang bikin paling saya suka.

1. Akses cepat ke kamera
Untuk menciptakan cerita yang mengikat, kita butuh foto pendukung yang menarik. Sayangnya, momen bagus tidak datang dua kali. Momen bagus kadang tidak menunggu kita mengeluarkan kamera dari dalam tas, menyalakannya, mengaturnya sedemikian rupa, tahu-tahunya momennya sudah lewat. Ini fitur Zenfone 2 Laser yang keren. Ketika HP dalam keadaan terkunci, kita cuma perlu menekan tombol volume dua kali atau mengucap layar membentuk pola "C", dan aplikasi kamera akan terbuka tanpa perlu membuka kunci terlebih dahulu.

2. Fotografi lebih cepat dengan Laser Auto Focus
Fokus Lebih Kencang dengan Teknologi Laser
Nah, dari sinilah embel-embel Laser itu berasal. Asus punya titik kecil di samping kamera yang fungsinya untuk mempercepat fokus pada pengambilan gambar. Selain fokusnya cepat, Zenfone 2 Laser juga dapat mengambil foto dengan cukup cepat sehingga membantu dalam mengikuti momen-momen berharga, atau sekedar foto-foto untuk Instagram.


Hasil Foto Zenfone 2 Laser. Kiri: Original. Kanan: Retouched. Diresize 1280 px

Salah satu kesulitan dalam memotret pakai HP adalah, kadang-kadang susah untuk memotret objek yang kecil dari dekat. Mencari fokusnya ituloh yang kadang-kadang menjengkelkan. Sayapun mencoba memotret tanaman yang baru tumbuh dengan HP ini dan harus bilang bahwa hasilnya cukup memuaskan.

Hasil Foto Zenfone 2 Laser dengan Objek Kecil. Kiri: Original. Kanan: Retouched.

Nah, sedikit tips dasar untuk lebih mudah dalam mencari fokus, maju mundurkan kamera dari objek sampai mendapatkan fokus yang pas sesuai keiginan.

3. Kualitas fotonya memuaskan

Kalau bicara HP untuk keperluan foto-foto, mungkin kita masih sering membicarakan brand lain yang sudah terkenal duluan. Tapi bagi saya pribadi, kualitas foto Zenfone 2 cukup keren dengan dukungan kamera belakang 8 MP, baik di dalam maupun di luar ruangan.

Hasil Foto Zenfone 2 Laser di Dalam Ruangan
Hasil Foto Zenfone 2 Laser di Luar Ruangan
Hasil Foto Zenfone 2 Laser Dengan Retouch
4. Mode kamera beragam sesuai kebutuhan

Pilihan Mode Kamera Zenfone 2 Laser. Saking banyaknya, layar tidak muat
5. Kamera Bisa Diatur Manual!


Zenfone 2 Laser menawarkan fotografi yang cepat dengan mode auto dan banyak mode lain. Nah, kadang-kadang kita mau mengatur semuanya sesuai selera dan kebutuhan. Mode manual biasanya banyak digunakan oleh fotografer profesional dengan kamera DSLR untuk keperluan editing lanjutan di komputer atau aplikasi editing lain di HP untuk mencapai hasil yang diinginkan.

6. Fitur favorit saya: Depth of Field
Hasil Foto Zenfone 2 Laser Mode Depth of Field
Hasil Foto Zenfone 2 Laser Mode Depth Of Field
Hasil Foto Zenfone 2 Laser Mode Depth Of Field

Kalau melihat foto-foto di atas, sekilas cukup sulit untuk percaya bahwa foto-foto tersebut diambil dengan kamera HP. Well, iya, foto dengan ruang tajam yang sempit ini diambil dengan kamera Zenfone 2 Laser dengan mode Depth of Field. Hm... DSLR punya saingan baru.

7. Suka foto arsitektur? Coba mode HDR dan Super Resolution

Hasil Foto Zenfone 2 Laser Mode HDR
Nah, satu lagi mode keren yang perlu dicoba dengan Zenfone 2 Laser: HDR dan Super Resolution. Buat pecinta fotografi arsitektur dan landscape, ini adalah mode yang begitu menyenangkan untuk dicoba. Pertahankan detail dengan mode Super Resolution hingga 31 MP. Ketika menggunakan mode ini, peganglah kamera dengan stabil saat kamera mengambil gambar hingga selesai.

8. Camcorder? Nggak usah, pakai Zenfone 2 Laser aja.
Fotografi dan Videografi mobile sedang naik daun. Selain senang mengabadikan momen melalui foto, saya juga senang merekam momen-momen membahagiakan atau momen-momen geje menjadi video. Di atas ada beberapa hasil foto dengan Zenfone 2 Laser yang saya ambil sendiri, itupun sudah diresize menjadi lebih kecil. Nah, bagaimana hasil video Zenfone 2 Laser? Untuk melengkapi ulasan ini, sila teman-teman lihat sendiri video yang saya ambil dengan Zenfone 2 Laser ini:


***
Kesimpulan:
Dengan harga yang cukup terjangkau, saya harus bilang Zenfone 2 Laser ini menjawab banyak kebutuhan, terutama dalam kebutuhan fotografi. Processor Quad core, layar HD, RAM 2 GB, internal storage cukup lapang, serta layar Corning Gorilla Glass 4, adalah pembelian yang cukup memuaskan dan totally worth it dengan harga Rp 1.900.000 - 2.000.000 rupiah dan menjadikannya gadget termurah untuk spesifikasi yang mumpuni.

Yah, Zenfone 2 Selfie sudah cukup memenuhi kebutuhan saya sebagai blogger dan penyuka aktivitas foto-foto. Kalau bisa sih, maunya punya Zenfone 2 Selfie yang punya kamera depan dan belakang 13 MP. Siapa tau saja pihak Asus mau ngasih kesempatan nyoba gadget impian itu hahahahahaa *ketawa ngarep*

Well, terima kasih sudah membaca postingan yang cukup panjang ini, Guys. Terima kasih sudah membaca blog ini, dan sampai jumpa lagi besok.