(Foto) Jadi Jadul di World Heritage Day Chapter Makassar

Sebagai anak gaul teladan dan kekinian, sudah menjadi kewajiban saya untuk hadir di setiap acara gaul termutakhir yang diadakan di Makassar.

Iya, men. Menjadi anak gaul teladan dan kekinian bukan prahara yang mudah. Konsekuensinya adalah harus hadir di event-event tergaul apapun itu. Contohlah saya, sebagai bentuk komitmen sebagai anak gaul teladan dan kekinian, saya sudah mengikuti sebanyak... Satu event di tahun 2015 ini. Iya, satu.

Menjadi gaul itu rupanya tidak mudah.

Event gaul bernuansa agak jadul ini namanya World Heritage Day, sebuah perayaan tahunan untuk merayakan warisan dunia. Di Makassar, perayaan ini diinisiasi oleh Lontara Project, sebuah komunitas penggemar budaya-budaya gitu. Tahun lalu, perayaan dilaksanakan di Museum Kota Makassar dan tahun ini dilaksanakan di Fort Rotterdam Makassar.

Seperti biasa, saya datang terlambat. Event sudah dimulai sejak pagi dan saya baru datang sekitar jam 3 sore. Tentu saja saya harus datang terlambat karena sewaktu pagi ditugaskan jadi tukang foto gratisan di wisudahan sepupu di kampus UMI. Baru setelah itu saya berangkat ke sana setelah sebelumnya harus ganti ban motor yang bocor.

Ngomong-ngomong soal ban motor bocor, entah kenapa saya sering sekali merasakan ini. Iya, saya tahu ini kecelakaan yang bisa mendatangi siapa saja, tapi rasanya kayak sering betul. Sebulan yang lalu ban depan, minggu lalu ban belakang. Dua bulan yang lalu juga. Saya takut nanti jadi terkenal di kalangan komunitas Pres Ban Dalam Makassar.

"Soal ban, yang paling bagus sebenarnya adalah ban produksi Indonesia karena karetnya tebal, karena kalau bikinan luar negeri, biasanya karetnya kurang karena mahal". "Kalau mengendarai motor, ganti anginnya dua minggu sekali. Harus diganti, angin baru itu lebih baik daripada angin yang lama, jadi lebih segar". Itu nasehat yang baru-baru ini saya terima dari mereka.

Kalau sudah kejadian begini, saya hanya bisa berdoa supaya ban dalamnya bisa ditambal, bukan diganti karena bisa 6 kali lipat lebih mahal dari ongkos tambal. Begitulah, kalau ban motor kita bocor, yang perlu diperbaiki adalah ban dalamnya, paling parah ya ganti ban, tidak sampai ganti motor. Sama kayak pacaran, kalau ada masalah, masalahnya yang diselesaikan, bukan pacarnya yang diganti.

Ciyee.

Back to topic. Dulu, katanya, Fort Rotterdam bernama Bentung Pannyua, yang artinya benteng Penyu. Dinamakan begitu karena katanya kalau dilihat dari atas, Fort Rotterdam berbentuk seekor penyu yang menghadap ke pantai.

Saya sampai di Fort Rotterdam setelah benteng ini tidak lagi digunakan untuk perang melawan penjajah, tetapi sudah menjadi situs sejarah dan wisata. Ran, kawan SMA saya yang merangkap koordinator event sudah ada duluan di sana.

Begitu masuk ke area event, tiba-tiba rasanya balik ke tahun 60-80an. Meskipun sebenarnya saya tidak tahu bagaimana keadaan tahun 60-80an itu.

Warung Foto
Gara-gara event ini, inner hipster saya benar-benar terpuaskan. Ada warung foto, ada panggung dari tikar rotan yang ditempatkan sekenanya di atas rumput, poster-poster film jadul, sampai foto-foto jadul.

Ada stand barang-barang jadul
Ini yang bikin juara, stand Der Boegis Vintage yang memamerkan koleksi barang-barang jadulnya. Ada kamera, radio, kipas angin, sampai paspor jadul.

Kamera jadul. Sudah berapa momen yah yang mereka capture?
Teropong untuk nonton Opera. Fancy
Album dan piringan hitam generasi pertama. Untuk dengar musik saja alat dan persiapannya serempong ini
Siapa gerangan mereka?
Beberapa alat yang tidak kuketahui apa nama dan fungsinya.
Bagaimana mereka mengupdate tweet dengan alat ini?
Hipstergasm
Oh iya, kalian ingat Abdul Maghfir? Bukan, bukan. Dia bukan pelaku sejarah dan pelaku penculikan Soerkarno Hatta ke Rengasdengklok meskipun wajahnya memang meyakinkan. Ituloh, teman blogging kita juga yang sekarang jadi anak gaul di Undip Semarang. Dia datang ke Makassar dan ada di event ini juga, barangkali jadi barang pameran.
Tuan Maghfir - Pelaku Sejarah
Begitulah, acara hari itu berlangsung meriah meski sederhana. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepadas seluruh pihak yang telah mendukung dan datang ke acara ini. Untuk kakak-kakak dari Der Boegis Vintage dengan koleksi barang jadulnya, Kostum (Komunitas Sepeda Tua Makassar), Anging Mamiri (Komunitas Blogger Makassar), dan Ezytravel yang turut serta mengisi acara dan memberikan souvenir bagi pengunjung. Oh, acara ini tidak akan sama tanpa kalian *kecup*

Sampai jumpa di event-event lain, Aliens. *dadah-dadah ke laptop*

Van Der Tyar