2 Minggu bersama Zenfone 2 Laser (Review Zenfone 2 Laser)


Kalau kalian sudah membaca postingan yang ini, ada kemungkinan besar bahwa kalian sudah tahu bahwa saya, yang terakhir kali membeli HP tahun 2011 ini, akhirnya memutuskan untuk mengupgrade ke HP yang lebih kekinian.

Ini dia HP yang paling canggih itu:

HP Kekinian
Eh, salah ding. Sorry. Itu bukan HP yang dimaksud. Yang di atas itu adalah HP legend waktu masih SMA. 8 tahun yang lalu. *mendadak merasa tua*

HP yang dimaksud adalah ini:

Zenfone 2 Laser yang Kece Abiezt
Welcome to the club, Zenfone 2 Laser!

McLuhan, seorang pakar komunikasi pada tahun 1964 mencetuskan konsep Media (atau teknologi) sebagai extensions of man. Katanya, media adalah perpanjangan indra manusia gitu. Manusia akan terus menciptakan teknologi yang bisa "memanjangkan" tangannya. Manusia bikin cangkul untuk menggali lubang, bikin pisau untuk "memanjangkan" tangan manusia agar bisa memotong bahan-bahan makanan.

Teknologi smartphone terus berkembang ke arah yang lebih maju. Kencang dan tidak terbendung. Sedikit demi sedikit smartphone menjadi kebutuhan dasar manusia. Memang sih, belum sepenting nasi dan makanan pokok lainnya, tapi coba saja matikan smartphonemu 1 atau 3 hari, dan hitung berapa banyak kerjaan yang terhambat dan informasi gaul kekinian yang kita lewatkan. Smartphone bisa membantu kita dalam menyelesaikan banyak hal, oleh karena itu, memilih tipe dan merek smartphone yang tepat menjadi penting.

Latar Belakang: Kenapa memilih Asus
Sejak memiliki laptop Asus A43SV tahun 2011 lalu, saya sudah jatuh hati sama produk Asus. Spesifikasinya bagus dan harganya menggoda. Sampai tahun 2015, laptop ini masih setia menemani main game keluaran terbaru dan menjalankan program editing foto dan video. Menyala berjam-jam tiap hari selama hampir 4 tahun, sampai saat ini belum ada masalah berarti yang saya alami. Ini sudah cukup menjadi alasan kenapa saya memilih brand Asus dibandingkan brand lain yang sudah lebih dahulu memproduksi smartphone

Laptop yang masih kinclong di tahunnya yang keempat. Difoto tadi siang pake Zenfone 2 Laser
Pembahasan: Kenapa Zenfone 2 Laser?
Ada banyak hal yang membuat saya akhirnya memutuskan membeli Zenfone 2 Laser. Setelah 2 minggu makan bareng, main game bareng, jalan-jalan bareng, dan tidur bareng, ini adalah beberapa hal yang saya suka dari si penantang utama di pasar smartphone terjangkau ini:

1. Harga Terjangkau
Bicara harga memang relatif. Harga terjangkau yang bagi satu orang barangkali masih begitu mahal untuk orang yang lain. Saya membeli smartphone ini dengan harga Rp1.950.000,-. Yah, memang sih ada banyak merek smartphone yang ditawarkan dengan harga mulai 700 ribuan, tapi kalau spesifikasinya dibandingkan tentu beda jauh. Jika dibandingkan dengan merek lain, untuk mendapatkan spesifikasi yang setara Zenfone 2 Laser mungkin perlu merogoh dompet 2 kali lebih dalam alias harganya bisa dua kali lipat.

2. Performa kuat dan grafis jernih
Berkat processor Quadcore, 2GB RAM, dan layar HD sebesar 5 inch, Zenfone 2 Laser mampu menjalankan aplikasi-aplikasi dan memainkan video game berat dengan kualitas dan grafis yang memukau. Saya sendiri sudah coba memainkan beberapa game dari yang ringan sampai berat dengan lancar.

Screenshot game diambil dengan Zenfone 2 Laser.
Saya tidak bisa lepas dari video game. Bahkan di beberapa bagian kecil dari hidup, saya kadang-kadang berpikir bahwa saya sebenarnya dilahirkan untuk mencoba semua video game di dunia ini *lebay beud*. Zenfone 2 Laser dengan processor, RAM, dan layar HD memberikan pengalaman main game yang bagi saya, memuaskan.

Nonton film lewat Zenfone 2 Laser
3. Ruang penyimpanan lapang
Zenfone 2 Laser datang dengan dua pilihan: Memori internal 16GB dan 8GB. Saya sendiri memilih yang 16GB seharga Rp 1.950.000,-. Space yang sudah cukup lowong sebenarnya, namun bagi yang suka mengoleksi game dan video atau hal lain yang merasa ini belum cukup (seperti saya ini), bisa menambah MicroSD. Saya sendiri menambahkan ruang sebesar 16GB lagi untuk keperluan foto-foto selfie cantik.

4. Kontrol gampang
Salah satu fitur yang paling saya suka dari Zenfone 2 Laser adalah kontrolnya yang gampang. Untuk menyalakan dan mengunci layar, kita tidak usah meraih tombol power yang berada di atas, tapi juga bisa dengan mengetuk layar 2 kali (double tap) untuk mengunci dan menyalakan layar.

Akses menuju kamera juga gampang, ketika layar dalam keadaan terkunci, kita bisa mengakses kamera dengan mengusap layar membentuk pola "C" atau dengan menekan tombol volume 2 kali. Oh, jangan pernah lagi kehilangan momen-momen indah dalam hidup.

5. Alternatif kamera pro?
Alasan utama saya membeli Zenfone 2 Laser adalah supaya bisa mengambil foto-foto sebagai foto pendukung di blog ini. Kamera belakang 8 MP didukung teknologi PixelMaster 2.0 memungkinkan harapan saya untuk menampilkan foto-foto yang jernih tercapai. Teknologi Laser yang dibenamkan di Zenfone 2 Laser memungkinkan kamera menangkap fokus pada objek lebih cepat dan mudah.

Hasil foto Zenfone 2 Laser dalam ruangan
Tahun 2015 bagi saya adalah tahun yang rame beud. Banyak festival-festival, event, nongkrong-nongkrong cantik, reuni, dan jalan-jalan cantik. Sayangnya, beberapa momen itu tidak bisa saya bagi karena tidak punya kamera. Dengan Zenfone 2 Laser ini yang dilengkapi beragam mode kamera ini, saya berharap bisa membagi momen-momen selanjutnya dalam bentuk foto maupun video lewat blog ini, Instagram, Path, Twitter, Facebook, atau Zentalk dan Zencircle.

(Mau lihat full review kamera (foto dan video) Zenfone 2 Laser? Klik di sini)

6. Kamera depan jernih dengan angle luas

Foto selfie (groupie?) bisa serame ini.
Dengan wide angle lens mencapai 85 derajat, kita bisa foto rame-rame pake kamera depan dan oh, jangan lupakan fitur beautification yang bisa bikin foto selfiemu makin cantik kekinian.

7. Dukungan aplikasi bawaan yang cukup membantu
Zenfone 2 Laser datang dengan beberapa aplikasi bawaan. Share Link memudahkan kirim file antar HP dan perangkat laptop tanpa kabel, melakukan segala aktifitas (upload foto di Instagram, update momen di Path) lewat laptop dengan mode screen casting, RAM cleaner, battery saver, dan masih banyak lagi.

8. Desain cantik elegan

Desain Zenfone 2 Laser. Sumber: Web Asus.com
Sejak memproduksi Zenfone, Asus memperkenalkan ZenUI, semacam launcher bawaan dengan beraham kustomasi yang gampang dan banyak pilihan tema dan ikon. Saya sendiri masih menggunakan  ZenUI sebagai launcher utama karena sudah cukup keren dan gampang digunakan sehingga tidak membutuhkan aplikasi launcher lain.

Di OS sendiri, Zenfone 2 Laser menjalankan OS Android Lolipop dan baru saja dikonformasi akan mendapat update ke Marshmellow di awal 2016. Aw yiss!
***
Harapan:
Zenfone 2 Laser menjawab banyak pertanyaan. Sebagai pengguna, ada beberapa harapan yang saya punya untuk Zenfone 2 Laser, salah satunya semoga selanjutnya kita bisa memilih jumlah Frame per Second (fps) ketika merekam video. Sampai saat ini, aplikasi camcorder bawaan baru mendukung 30 fps, iya bisa sih diakali dengan menginstall aplikasi pihak ketiga, tapi seandainya di fitur setelah ini Zenfone 2 Laser bisa memilih antara 24 fps sampai 60 fps pasti lebih keren lagi.

Kesimpulan:
Selama 2 minggu memegang Zenfone 2 Laser ini, saya merasa puas, makin sering foto-foto, makin sering update Instagram, merasa makin gaul dan makin sering selfie. Baru Zenfone 2 Laser saja sudah begini apalagi Zenfone 2 Selfie yah? *lagi-lagi berharap*

Oke, sebegitu dulu, Aliens. Terima kasih sudah membaca artikel yang cukup panjang ini. Semoga berguna buat kalian yang sedang mencari  smartphone keren dengan harga terjangkau, dan semoga berguna untuk kalian yang sedang mencari review lengkap Zenfone 2 Laser.

Sampai jumpa, Semua *kecup satu-satu
***

Yang Terbaik di Tahun 2015


Sekitar November 2008 adalah kali pertama saya nge-blog. 7 tahun yang lalu. Dulu isinya puisi-puisi semua. Ketahuilah, waktu itu saya merasa bisa bikin puisi, nyatanya tulisan-tulisan yang saya tulis di blog tak ubahnya tulisan remaja tanggung yang dikit-dikit galau, tulisan remaja tanggung yang sedang bingung dengan identitasnya.

Salah satu momen besar pada tahun yang sama adalah lulus dari SMA dan berkesempatan melanjutkan pendidikan di Universitas Hasanuddin (Unhas) rame-rame sama geng sejak kelas 1 SMA: Ega, Omen, Dedi, Kelik, sama Fithrah. Senang? Tentu. Kami akan kuliah dengan damai dan tetap bisa ngumpul di sela-sela jam kuliah.

Semua berubah saat pengumuman ITB dan STAN menyerang.

Ega lulus ITB dan Fithrah lulus STAN. Artinya, mereka harus meninggalkan Makassar untuk kuliah di sana. Artinya lagi, tidak bakal ada ngumpul-ngumpul cantik lagi di rumahnya Kelik sambil makan gorengan sampai tengah malam. Tidak bakal ada obrolan-obrolan syahdu selama paling cepat tiga tahun.
Foto Studio Gaul Backgroundnya Harus Ungu Bubble-Bubble. Pulang Sekolah, 2008
People arrive and depart.

Menurut survei dari fundersandfounders.com, rata-rata kita berinteraksi dengan 80.000 orang dalam masa hidupnya. Jumlah yang menurut saya sangat banyak. Orang-orang ini akan kita temui di sekolah, di kampus, di kantor pada saat bekerja, di cafe, atau waktu nonton live tayangan musik pagi di mall-mall.

Untuk saling bercerita, kami memutuskan untuk bikin blog dan mengisinya dengan cerita-cerita keseharian. Ibaratnya tukaran diari secara online oleh enam orang yang semuanya laki-laki. Agak geli memang.

Kalau misalnya ada yang bertanya bagaimana sejarah awal blog ini, saya akan menjawabnya dengan tegas: Iya, segeli itu.

Sedikit-sedikit akhirnya saya belajar untuk menulis di blog, meski awalnya tulisannya kadang-kadang hurufnya besar kecil dan ada angka serta simbol di tengah-tengah tiap katanya. Sedikit-sedikit pula saya keasyikan ngeblog.

Setiap ada waktu luang, saya akan ke warung internet (warnet), mengetik di sana, mengeditnya di sana, lalu mengeposkannya ke blog saat itu juga. Saya akan bercerita tentang apa saja yang saya suka, tentang kehidupan di kampus, di rumah, atau tentang gebetan yang tidak ada kemajuan.

Memasuki dunia kampus, saya bertemu dengan orang-orang baru yang sama menyenangkannya. Mereka selalu tahu cara bikin suasana berasa rame. Atau lebih tepatnya bising sampai-sampai kami sering ditegur petugas ruang baca karena sering nongkrong sambil ketawa sampai salto.

Geng Kuliah di Tempat Nongkrong Andalan. Sebelum Pemberangkatan KKN, 2012
Yang Terbaik di Tahun 2015
Banyak yang berubah di tahun 2015 ini untuk kami semua. Untuk teman geng SMA atau teman geng kuliah. Untuk pertama kalinya setelah pisah tahun 2008, kami akhirnya ngumpul lengkap kembali berenam. Semuanya juga, sudah selesai kuliah. Bahkan Dedi dengan curangnya sudah menyelesaikan kuliah S2.

Cover Album Comeback 2015
Satu persatu teman SMA kami juga sudah menikah. Kebanyakan yang cewek-cewek. Jadi tenang, kami berenam semuanya masih tersedia. Pilih mana suka.

Adapun (ciyee adapun) untuk teman kuliah, baru-baru ini ada berita yang menggemparkan. Akhirnya, salah satu dari kami ada yang menikah. Setelah kurang lebih 2 tahun lulus kuliah, akhirnya ada yang menikah. Mitos kutukan angkatan pun pecah. Gina laku. Angkatan kami, ada yang bisa laku.

Resepsi Kita yang Pertama
Salah satu hal yang menyenangkan ketika berkumpul dengan teman lama adalah mendapati mereka masih orang yang sama ramenya, sama menyenangkannya.

Nge-blog Memanjangkan Ingatan
Di antara banyak perubahan-perubahan itu, masih ada satu yang belum berubah: Saya masih senang nge-blog. Yah, memang kadang-kadang ada rasa malas juga untuk mengisinya tapi kalau membaca lagi tulisan-tulisan lama, rasanya sayang betul jika kejadian-kejadian menyenangkan itu cuma jadi kenangan yang akhirnya dilupakan.

Sekarang saya tidak lagi menulis di warnet, tahun 2011, saya dihadiahi bapak dan mamak laptop Asus untuk mendukung tugas kuliah. Dengan laptop ini juga saya mengerjakan banyak hal: Belajar ngedit video, main video game, membantu tugas desa sewaktu KKN, hingga mengerjakan skripsi. Sampai sekarang di tahunnya yang keempat, laptop Asus hadiah dari bapak dan mamak ini masih setia dan belum pernah ada masalah berarti.

Di Makassar sekarang semakin banyak event-event gaul kekinian. Ada pesta komunitas, ada pesta permainan tradisional, ada pesta penulis, sampai pesta jalan-jalan gaul ke pulau-pulau dan daerah wisata yang sayang dilewatkan tanpa foto-foto cantik. Di sinilah masalah yang lain itu muncul: Saya tidak punya kamera untuk mengabadikan momen super itu, menjadikan saya harus pergi ke sana ke mari untuk pinjam kameranya teman.

Kita butuh pendamping blog yang mumpuni.

Memang sih, menghadiri event penting dan jalan-jalannya itu yang paling penting, tapi kan sayang kalau event dan jalan-jalan kece itu tidak ada fotonya? Akhirnya, sayapun memutuskan untuk menabung demi membeli kamera. Demi keberlangsungan kenangan dan eksistensi di social media. Sedikit demi sedikit tabungan terkumpul, sayangnya ketika terkumpul, tabungannya harus dipakai untuk hal yang lain. Habis.

Standar pun diturunkan, kenapa tidak beli kamera HP saja? Saya yang memang senang mengikuti tren teknologi begitu excited waktu dengar Asus memproduksi telepon genggam. Kualitasnya bagus dan harganya menggoda pula. Beberapa bulan yang lalu, saya membaca rumor kalau Asus akan mengeluarkan HP khusus untuk pecinta fotografi bernama Zenfone Laser. Membaca bocoran spesifikasinya, awalnya saya khawatir harganya pasti mahal di atas 3 jutaan.

Saya belum pernah sesalah itu.

Waktu jalan-jalan di pameran gadget tempo hari, saya mendapati produk HP yang dirumorkan tempo hari. Namanya Zenfone 2 Laser. Awalnya tidak ada niat membeli, namun setelah tanya-tanya sama mbak-mbak penjaga counter, saya mendapati spesifikasinya yang menggiurkan. Kamera belakang 8 MP dan depan 5 MP. Cukup untuk foto-foto cantik.

"Yang 8GB harganya 1.850.000 yang 16GB harganya 2.000.000". Mbak-mbaknya menjelaskan. Bukan 3 jutaan seperti perkiraan awal. Setelah googling dan banyak pertimbangan, akhirnya saya memutuskan untuk menghabiskan honor jadi Event Organizer yang baru diterima semalam untuk beli HP ini.

"Ambil saja yang 16GB 1.950.000, Dek kalau mau". Kata penjaga counternya. Zenfone 2 Laser pun berpindah tangan.


Groupie Indoor Zenfone 2 Laser Terang dan Lebar Woohoo
Seperti anak kecil yang dapat mainan baru, saya mengutak-atik semua pengaturan, fitur, dan yang paling penting, kameranya. Nah, di bawah ini adalah fitur-fitur kekinian yang bikin paling saya suka.

1. Akses cepat ke kamera
Untuk menciptakan cerita yang mengikat, kita butuh foto pendukung yang menarik. Sayangnya, momen bagus tidak datang dua kali. Momen bagus kadang tidak menunggu kita mengeluarkan kamera dari dalam tas, menyalakannya, mengaturnya sedemikian rupa, tahu-tahunya momennya sudah lewat. Ini fitur Zenfone 2 Laser yang keren. Ketika HP dalam keadaan terkunci, kita cuma perlu menekan tombol volume dua kali atau mengucap layar membentuk pola "C", dan aplikasi kamera akan terbuka tanpa perlu membuka kunci terlebih dahulu.

2. Fotografi lebih cepat dengan Laser Auto Focus
Fokus Lebih Kencang dengan Teknologi Laser
Nah, dari sinilah embel-embel Laser itu berasal. Asus punya titik kecil di samping kamera yang fungsinya untuk mempercepat fokus pada pengambilan gambar. Selain fokusnya cepat, Zenfone 2 Laser juga dapat mengambil foto dengan cukup cepat sehingga membantu dalam mengikuti momen-momen berharga, atau sekedar foto-foto untuk Instagram.


Hasil Foto Zenfone 2 Laser. Kiri: Original. Kanan: Retouched. Diresize 1280 px

Salah satu kesulitan dalam memotret pakai HP adalah, kadang-kadang susah untuk memotret objek yang kecil dari dekat. Mencari fokusnya ituloh yang kadang-kadang menjengkelkan. Sayapun mencoba memotret tanaman yang baru tumbuh dengan HP ini dan harus bilang bahwa hasilnya cukup memuaskan.

Hasil Foto Zenfone 2 Laser dengan Objek Kecil. Kiri: Original. Kanan: Retouched.

Nah, sedikit tips dasar untuk lebih mudah dalam mencari fokus, maju mundurkan kamera dari objek sampai mendapatkan fokus yang pas sesuai keiginan.

3. Kualitas fotonya memuaskan

Kalau bicara HP untuk keperluan foto-foto, mungkin kita masih sering membicarakan brand lain yang sudah terkenal duluan. Tapi bagi saya pribadi, kualitas foto Zenfone 2 cukup keren dengan dukungan kamera belakang 8 MP, baik di dalam maupun di luar ruangan.

Hasil Foto Zenfone 2 Laser di Dalam Ruangan
Hasil Foto Zenfone 2 Laser di Luar Ruangan
Hasil Foto Zenfone 2 Laser Dengan Retouch
4. Mode kamera beragam sesuai kebutuhan

Pilihan Mode Kamera Zenfone 2 Laser. Saking banyaknya, layar tidak muat
5. Kamera Bisa Diatur Manual!


Zenfone 2 Laser menawarkan fotografi yang cepat dengan mode auto dan banyak mode lain. Nah, kadang-kadang kita mau mengatur semuanya sesuai selera dan kebutuhan. Mode manual biasanya banyak digunakan oleh fotografer profesional dengan kamera DSLR untuk keperluan editing lanjutan di komputer atau aplikasi editing lain di HP untuk mencapai hasil yang diinginkan.

6. Fitur favorit saya: Depth of Field
Hasil Foto Zenfone 2 Laser Mode Depth of Field
Hasil Foto Zenfone 2 Laser Mode Depth Of Field
Hasil Foto Zenfone 2 Laser Mode Depth Of Field

Kalau melihat foto-foto di atas, sekilas cukup sulit untuk percaya bahwa foto-foto tersebut diambil dengan kamera HP. Well, iya, foto dengan ruang tajam yang sempit ini diambil dengan kamera Zenfone 2 Laser dengan mode Depth of Field. Hm... DSLR punya saingan baru.

7. Suka foto arsitektur? Coba mode HDR dan Super Resolution

Hasil Foto Zenfone 2 Laser Mode HDR
Nah, satu lagi mode keren yang perlu dicoba dengan Zenfone 2 Laser: HDR dan Super Resolution. Buat pecinta fotografi arsitektur dan landscape, ini adalah mode yang begitu menyenangkan untuk dicoba. Pertahankan detail dengan mode Super Resolution hingga 31 MP. Ketika menggunakan mode ini, peganglah kamera dengan stabil saat kamera mengambil gambar hingga selesai.

8. Camcorder? Nggak usah, pakai Zenfone 2 Laser aja.
Fotografi dan Videografi mobile sedang naik daun. Selain senang mengabadikan momen melalui foto, saya juga senang merekam momen-momen membahagiakan atau momen-momen geje menjadi video. Di atas ada beberapa hasil foto dengan Zenfone 2 Laser yang saya ambil sendiri, itupun sudah diresize menjadi lebih kecil. Nah, bagaimana hasil video Zenfone 2 Laser? Untuk melengkapi ulasan ini, sila teman-teman lihat sendiri video yang saya ambil dengan Zenfone 2 Laser ini:


***
Kesimpulan:
Dengan harga yang cukup terjangkau, saya harus bilang Zenfone 2 Laser ini menjawab banyak kebutuhan, terutama dalam kebutuhan fotografi. Processor Quad core, layar HD, RAM 2 GB, internal storage cukup lapang, serta layar Corning Gorilla Glass 4, adalah pembelian yang cukup memuaskan dan totally worth it dengan harga Rp 1.900.000 - 2.000.000 rupiah dan menjadikannya gadget termurah untuk spesifikasi yang mumpuni.

Yah, Zenfone 2 Selfie sudah cukup memenuhi kebutuhan saya sebagai blogger dan penyuka aktivitas foto-foto. Kalau bisa sih, maunya punya Zenfone 2 Selfie yang punya kamera depan dan belakang 13 MP. Siapa tau saja pihak Asus mau ngasih kesempatan nyoba gadget impian itu hahahahahaa *ketawa ngarep*

Well, terima kasih sudah membaca postingan yang cukup panjang ini, Guys. Terima kasih sudah membaca blog ini, dan sampai jumpa lagi besok.

50 Pertanyaan dari Alstrojo Untukmu!


Selamat siang, Pemirsa.
Jumpa lagi bersama saya Adityar, pembawa acara kesayangan mantan semuanya.
Seharusnya, kalian masih mengingat Alvidha, teman saya semasa kuliah tabiatnya suka ajaib. Nah, baru-baru ini beliau menantang beberapa orang untuk menjawab 50 pertanyaan soal diri kita sendiri.

Well guess what, Challenge Accepted.
Mari mulai!



1. Name: Adityar. Mengapa sependek itu? Supaya tetap sederhana jika sudah jadi nama belakangmu.
2. Height: 157-158 cm. Fluktuatif - Tergantung siapa yang mengukur
3. Weight: Belakangan ini berat badannya naik, sudah 45 kg sekarang. *lalu nangis di atas timbangan*
4. Age: Officially 25 tahun aw yisss
5. Birthday: Pokoknya saya Cancer. Saya pikir itu sudah cukup mewakilkan

6. Girl BFF: Popuri, Karen, Elli, Mary, Ann, basically every single girl in Harvest Moon Back To Nature.
7. Guy BFF: Teman senasib sepergaulan sewaktu SMA sebagai berikut: Setia Negara, Fithrah Fith, Dedi, Omen, Kelik Ismi.
8. Crush: Putri Titian
9. Ever Fall In Love: Waktu SD ada satu orang, waktu SMP satu orang, waktu SMA ada satu orang, waktu kuliah juga ada satu orang. Dan huruf depan namanya R. Semuanya
10. Favorite Food: Seminggu sekali harus makan coto Makassar

11. Last text: Ini saya yang kemarin, harganya saya sudah setuju kira2 berapa dulu tanda jadinya/dp mohon infonya hb. 085342216660 terimahkasi.
12. Battery Percentage: Hapeku tidak ada persentase baterainya. Sepertinya 60an persen
13. Eye Color: Hitam
14. Addiction: A magical place called the internet
15. Favorite song: Lagu-lagu pop Dahsyat terkini.

16. Favorite Animal: Ayam, apalagi kalau digoreng
17. Favorite color: Merah dan Oranye
18. Shoe Size: 37 - 38. Menemukan sepatu yang pas di kaki lebih sulit daripada yang pas di hati
19. Sing in the shower: Hanya jika sedang mandi sendiri
20. One Wish: Punya semua gadget-gadget berteknologi canggih hahaha

21. Best time in ur life: Ngumpul sama teman-teman lama setelah sibuk di masing-masing dunia
22. Country you live in: Indonesia
23. Pets: Beberapa ekor ayam yang suka nongkrong di pohon mangga depan rumah dan beberapa ekor kucing liar yang suka nongkrong di teras rumah
24. Plan on getting married: 26?
25. Favorite Subject: Bahasa Indonesia, Penjaskes. Di ijazahnya ada nilai 10 di mata pelajaran penjaskes

26. First Kiss: Eh kamu sudah makan?
27. Insecure: Kalau jumlah following di instagramku lebih banyak dari jumlah followers
28. Ever self-harmed: Terbiasa
29. Who you love: Eh serius ini sudah makan?
30. Miss anyone: Lebih merindukan masa lalu sih *lalu nyanyi nostalgia*

31. Hair Color: Hitam
32. Relationship status: In a relationship. Saya tahu ini sulit dipercaya
33. Last song you heard: Goyang 25
34. Biggest Fear: Internet yang sulit nyambung
35. Believe in ghost: Ghost from the past percaya

36. Something you hate: CAPTCHA yang sulit dibaca
37. Favorite TV Show: Sejak SD suka nonton WWE Smackdown! sama RAW. Selalu dimarahi bapak karena besok pagi sebelum ke sekolah susah dibangunkan
38. Favorite Movie: Komedi sama animasi.
39. Favorite Book: Novel-novelnya Andrea Hirata sama buku-bukunya Pidi Baiq. Baru saja selesai membaca Dilan 2-nya Pidi dan baper
40. Favorite food: Coto, Kak. Akan kujawab coto sekali lagi.

41. Jealous of: Orang-orang yang bisa menggambar!
42. Star sign: Cancer
43. Middle Name: Tampan
44. Worst Habit: Sulit memulai sesuatu
45. Number of siblings: 2 adik cowok dan 1 adik cewek

46. Name of siblings: Cada', Oceng, sama Atong
47. Sports you play: Apakah tidur siang termasuk olahraga? Biasanya bulutangkis atau futsal. Bukan berniat sombong yah, tapi saya sering menang kalau main dua olahraga ini, yang penting rekan satu timnya jago dan bulu atau bolanya jangan ke saya
48. Talents: Bisa kesasar di jalan yang sering dilaluinya
49. Embarassing moment: Suatu kali menjenguk teman SD yang baru saja melahirkan, karena bakat kesasar yang masih dibawa sampai sekarang, saya salah masuk kamar
50. Future Career Choice: Blogger profesional hahaha, pendidik, minat dan bakat, dan sering ketemu anak-anak muda

Well, that was fun. Lalu mikir ke siapa tantangan ini akan diteruskan.

Anyway, a quick update terima kasih buat Setia Negara sebab atas bantuannya lah blog ini bisa diakses kembali setelah satu bulan tidak.

Mencari Gadget Terbaik (dan Gathering Blogger Makassar feat Erafone)


Dulu, kalau mau beli handphone, pertanyaannya cuma satu: Mau Nokia yang mana. Yang penting bisa SMS, nelpon, dan ada radionya. Oh, hidup terasa begitu sederhana. Sekarang ada Apple, Asus, Samsung, Acer, Microsoft, Sony, XiaoMi, LG, Blackberry, Lenovo, Mito, iMo, ini, itu, semuanya. Iya, kalau mau mencari Apple dan Blackberry tinggal ke pasar buah, sekarang bisa ke counter-counter handphone.

Memilih gadget bukan prahara gampang (ciee prahara). Seiring berjalannya waktu, gadget telah berubah dari kebutuhan mewah menjadi kebutuhan utama, dari sekedar alat komunikasi jadi teman paling pribadi. Sekarang, HP sudah jadi all in one gadget buat komunikasi, kerja, dan hiburan.

Saya ingat handphone pertama saya. Sebuah Nokia 6030 berwarna perak. Dihadiahi oleh orangtua waktu kelas 2 SMA, kurang lebih tahun 2007. Handphone yang bagus dan ada radionya. Sejak punya handphone itu, kemanapun saya pasti membawanya, di rumah juga tidak pernah dilepas meski cuma dipakai edit-edit kontak, hapus-hapus SMS tidak penting, kirim SMS send-all (baca: broadcast) ke teman-teman, berlangganan REG Jodoh, dengar radio, atau main game Bounce.

Meski sudah rusak, jasadnya masih disimpan.
Ketika teman-teman yang lain sudah mulai upgrade ke kelas nokia yang lebih gaul kayak 6600, Nokia tipe E dan idaman seluruh anak bangsa Nokia N-Gage, saya masih tetap setia dengan handphone casing dan baterainya masih banyak ditemui di counter-counter pulsa ini.

Handphone ini punya sejarah yang panjang. Benar-benar panjang. Dia telah menemani saya sejak SMA hingga kuliah, bahkan ketika menjalani KKN tahun 2012 lalu, dia masih berfungsi dengan sangat baik dan mampu menangkap sinyal jauh lebih baik daripada smartphone. Tidak pernah terbayang satu kalipun di kepala saya untuk berpisah dengannya. Satu-satunya kerusakan yang sering dialami adalah baterai yang kembung, itupun tinggal diganti dengan baterai yang baru. Masalah selesai.

Hingga suatu hari ia mati dan tidak bisa menyala lagi. Saya panik, sedih, semua memori itu terbayang sekali lagi. Saya coba menyalakannya, nihil. Layarnya berkedip sedikit lalu mati lagi. Handphone yang telah sangat berjasa itu telah dimakan usia

Dan seperti kehilangan seseorang yang pernah kita cintai, kita selalu ingin pengganti yang lebih baik.

Tanggal 5 Juli kemarin saya main ke Erafone Megastore Makassar di Jln. Ahmad Yani No. 37A-37B menghadiri talkshow seputar digital media, blogging, dan digital marketing. Biar kayak blogger beneran.

Rupanya saya datang terlalu cepat. Tumben. Baru ada satu dua orang di lokasi. Hari itu memang saya datang setengah jam sebelum acara dimulai, jadilah nama saya di paling atas di daftar hadir. Sambil menunggu acara dimulai, saya mutar-mutar sok ngecek-ngecek gadget, sok-sok ngerti, padahal tidak ada niat beli.

Sejujurnya saya tertarik sama jajaran produk Lumia yang sekarang sudah jadi milik Microsoft. Kebetulan sehari sebelumnya, saya membaca dan menonton review yang bilang kualitas Lumia cukup bagus, terutama soal kualitas kameranya. Saya pun dengan sok tahu mendatangi booth Lumia dan sok nyoba-nyoba produk. Nyoba-nyoba produk tidak usah bayar kan?

Booth Lumia Erafone Makassar
Secara pribadi, saya lebih suka sama handphone yang kualitas kameranya bagus dan hasilnya Instagram-able, sebagai anak muda kekinian, kita harus ikut trend Mobile photography dan videography juga sudah semakin populer. Tanpa kamera yang bagus, bagaimana caranya kita bikin Dubsmash yang gaul?

Kembali ke topik, di review yang saya baca dan hasil menonton video yang direkam dengan Lumia yang hasilnya cukup memuaskan, saya pun tertarik untuk membuktikannya.

Jajaran Lumia
Dari hasil nyoba-nyoba produk demo Lumia, saya harus bilang jajaran Handphone ini cukup responsif, loadingnya cepat dan interface kotak-kotak warna-warninya unik khas Lumia. Pun soal kualitas kamera, saya harus bilang saya terkejut.

Gambar yang dihasilkan jernih dengan kondisi dalam ruangan. Kontrol kameranya juga banyak dan bebas. Untuk hasil yang instan, cepat, dan mudah, ada pengaturan otomatis, sedangkan untuk yang hobi otak-atik dan ingin menambah sentuhan personal, Lumia 640 punya fitur pengaturan ISO hingga manual aperture dan focus. Manual focus bisa sangat berguna untuk yang sering foto dan video close up, atau untuk bikin gambar dengan latar belakang yang blurry ala-ala DSLR.

Sayangnya, saya tidak bisa memperlihatkan hasil foto tes yang diambil dengan Lumia tersebut. Sebagai gantinya, ini adalah contoh hasil foto Lumia 640 dikutip dari WindowsCentral.com

Atas: Gambar Asli. Bawah: Gambar dengan Simple Editing.
Ternyata, untuk menghasilkan kualitas foto yang bagus itu, Lumia telah menggandeng Carl Zeiss, itu loh produsen lensa yang kualitasnya sudah tidak diragukan lagi. Pantas saja kualitas foto yang dihasilkan tidak bisa dipandang sebelah mata.

Kita selalu menginginkan produk gadget terbaik. Sayangnya, kalau bicara gadget/handphone yang paling bagus, lagi-lagi adalah soal selera. Kita harus menerima bahwa masing-masing merek dan tipe produk ada plus dan minusnya. Banyaknya tawaran dan banjirnya fitur yang ditawarkan masing-masing vendor bukannya memudahkan, malah bikin pusing apalagi untuk orang-orang yang rentan sulit memilih, seperti saya contohnya.

Meski begitu, bukan berarti memilih gadget terbaik menjadi mustahil. Karena ini adalah soal selera, gadget yang terbaik untuk masing-masing orang adalah berbeda. Berikut ini adalah hal-hal yang bisa menjadi pertimbangan untuk menemukan gadget terbaik itu:

1. Sesuaikan dengan kebutuhan
Penting untuk mengetahui kebutuhan kita terlebih dahulu sebelum membeli gadget baru. Buat apa spesifikasi canggih kalau kebutuhan kita sebenarnya sederhana? Misalnya, kita hanya menggunakannya untuk menelepon dan SMS. Kita tidak butuh smartphone untuk hal yang satu ini, apalagi smartphone yang mahal. Selain mubazir, smartphone punya track record di daya tahan baterai yang kurang memuaskan. Tipe yang disarankan: Nokia kecil dan Samsung lipat.

Untuk para gamers, pilihlah gadget dengan performa yang tinggi. Untuk bermain game, performa Processor (CPU dan GPU), besarnya RAM, serta ukuran dan kepadatan piksel layar memegang prioritas paling tinggi. Tipe yang disarankan: Android level menengah ke atas. Biasanya berharga 2 jutaan ke atas.

Lain halnya dengan penyuka foto, video, dan multimedia. Kualitas kamera ada di prioritas utama. Setelah itu dukungan fitur seperti pengaturan manual kamera, fitur stabilisasi (pengurang getaran), serta dukungan aplikasi pihak ketiga seperti Camera 360, VSCO, atau Replay patut menjadi pertimbangan. Tipe yang disarankan: Apple iPhone 5, Lumia 640, dan Android sekelas.

2. Baca review produk terlebih dahulu
Kita sudah punya internet. Lakukan riset kecil terlebih dahulu perihal produk yang ingin kita miliki. Buka review produk di Youtube, atau lihat spesifikasi lengkap terlebih dahulu lalu bandingkan dengan tipe lain. Cukup banyak situs yang menyediakan perbandingan gadget.

3. Jaringan
Teknologi 4G/LTE sudah mulai gencar. Jika menginginkan kecepatan dan kualitas jaringan, pilihkah gadget yang sudah mendukung teknologi LTE.

4. Pelayanan aftersales
Pastikan merek gadget yang dipilih bergaransi dan punya service center.

5. Datanglah ke toko yang punya produk demo
Sudah bukan lagi zamannya beli kucing dalam karung. Sudah banyak toko yang menyediakan demo produk bagi calon konsumen yang ingin mencoba produk tertentu sebelum membeli. Erafone Megastore salah satunya. Erafone menyiapkan produk demo untuk dicoba terlebih dahulu. Barangkali inilah cara paling efektif untuk mengetahui kualitas produk. Jika cocok bolehlah melanjutkan transaksi tapi jika tidak, mungkin kita ingin memikirkan untuk mencoba tipe dan merek lain.

6. Sesuaikan dengan budget
Seandainya belanja gadget cukup dengan daun, poin nomor 6 ini tidak usah ada.
 ***
Ngomong-ngomong soal Erafone, beberapa bulan yang lalu, Fith minta ditemani buat cari HP baru. Blackberry andalannya rusak. Setelah berdiskusi panjang, lebar, dan berat dan mempertimbangkan kebutuhan sehari-hari Fith, kami akhirnya memutuskan untuk mengganti Blackberrynya dengan Asus Zenphone 5.

Ada beberapa pertimbangan kenapa kami sampai memilih Asus Zenphone 5. Pertama, spesifikasi dan fitur Zenphone 5 tinggi dengan tawaran harga yang menggoda (ciee menggoda). Dibandingkan dengan merek lain dengan spesifikasi yang sama, harga bisa berselisih 1 hingga 2 juta.

Kedua, isa dibilang Zenphone 5 adalah gadget yang multifungsi. Buat main game berat bisa, kualitas kameranya juga lumayan bagus, responsif, serta layar yang sudah HD (1280x720). Kalau bikin Dubsmash hasilnya bagus ndak yah?

Hasil foto menggunakan Zenphone 5 (Sudah dikompress dan dikirim via Line)
Setelah yakin akan membeli Zenphone 5, kami akhirnya menjelajahi mall paling mainstream untuk membeli gadget: MTC. Setelah keliling hampir di seluruh toko Zenphone 5 rata-rata ditawarkan dengan harga 2,2 juta hingga 2,5 juta rupiah. Sedikit terlalu mahal dibandingkan yang kami lihat di internet.

Hampir frustasi, kami googling sekali lagi mencari Zenphone 5 paling murah dan mendapati info promo Zenphone 5 di Erafone Megastore. Di iklan tersebut, Zenphone 5 ditawarkan dengan harga 1,9 juta rupiah. Tanpa babibu lagi, kami meluncur ke Erafone Megastore Makassar yang bertempat di belakang mall Makassar Trade Center (MTC).

Benar saja, harga yang ditawarkan lebih murah. Kami akhirnya membeli Zenphone 5 di Erafone dengan harga 1,9 juta rupiah. Selisih lebih dari 200 ribuan daripada toko lain.
***

Jujur saja, waktu menemani Fith beli Zenphone 5 tempo hari, itu adalah kali pertama kali kami mengunjungi Erafone, bagaimana tanggapan saya soal berbelanja di Erafone Makassar?

1. Koleksi lengkap dan update.
Varian merek dan produk yang ditawarkan di Erafone cukup lengkap dan update. Gadget-gadget bermerek Asus, Apple, Acer, Lenovo, hingga Xiaomi dapat dengan mudah ditemui di sini.

2. Informasi produk lengkap
Salah satu hal yang saya suka dari Erafone Makassar adalah informasi produk yang lengkap. Di setiap counter disediakan brosur yang memuat spesifikasi dan fitur gadget sehingga memudahkan konsumen untuk mengetahui produk lebih jauh.

3. Informasi harga jelas, harga bersaing, dan tawaran promo yang keren
Masih lanjutan dari poin kedua di atas, di setiap counter telah tersedia informasi harga yang ditawarkan sehingga konsumen tidak perlu banyak bertanya kepada penjaga stand. Soal harga, Erafone menawarkan promo cashback dan diskon sehingga harga lebih terjangkau. Selain itu, konsumen juga bisa melihat informasi harga terbaru lewat situs webnya di erafone.com atau tanya langsung ke twitter @erafonestore, adminnya cukup aktif menjawab pertanyaan konsumen loh.

4. Demo produk
Mencari gadget terbaik memang butuh waktu dan ini adalah detail yang paling saya suka di Erafone. Telah disediakan demo produk sehingga pengunjung bisa mencoba demo produk terlebih dahulu secara langsung sebelum memutuskan membeli. Tidak usah takut dinyinyiri sama penjaga standnya. Waktu itu saja, saya sampai bolak-balik ke stand Microsoft mencoba semua produk Lumianya satu persatu tanpa niat membeli, penjaga standnya tidak marah, apalagi membentak dan menampar kayak adegan Noktah Merah Perkawinan.

5. Erafone tenang, tidak berisik, nyaman, dingin, dan bersih
Saya termasuk orang yang tidak nyaman apabila berada di tengah keramaian yang berisik. Juga tidak begitu senang mendengar "Cari apa, Mas?", "Mampir, Kakak", "Cari HP apa, Mas?", ini menjadikan kami sombong kalau tidak mampir atau menyapa balik. Hiks. Tapi serius, saya menyukai toko yang tenang dan tidak berisik. Oleh karena itu, saya merasa cukup nyaman ketika ke Erafone karena karyawan-karyawannya tenang, tidak berteriak-teriak, apalagi maksa. Tempatnya juga adem dan bersih bikin pengunjung betah berlama-lama.

6. Karyawannya friendly
Selain tenang dan tidak maksa, karyawan Erafone cukup baik dalam menghadapi konsumen. Jadi, kalian yang misalnya masih galau mau memilih gadget yang mana, bilang saja ke karyawannya mau gadget seperti apa dan berapa budget yang disiapkan. Penjaga standnya akan menawarkan beberapa produk yang mungkin sesuai dengan kebutuhan dan budget yang kita siapkan.

Overall, saya merasa belanja gadget lebih mudah di Erafone dan merekomendasikannya untuk teman-teman yang sedang mencari gadget.

Sandi Pinatabahri (fasilitator) ngobrol santai sama blogger-blogger Makassar
But anyway, saya belum mengucapkan terima kasih kepada Erafone atas undangannya gatheringnya, senang sekali bisa ketemu blogger-blogger Makassar dan sharing seputar dunia blogging dan digital marketing. Materi yang dibawakan oleh Mas Sandi sebagai Digital Media Specialist benar-benar menarik. Sharing sessionnya juga berlangsung santai sehingga kami sebagai pengunjung merasa santai dan akrab sama Mas Sandi sebagai fasilitator. Saking semangatnya, sampai acara selesai, para blogger ini masih aktif ngobrol sama mas Sandi.

Terima kasih sekali lagi yah, Erafone. Semoga ada kesempatan untuk balik ke sana lagi.

Terdampar di Pulau Lae-Lae Makassar (Feat Insta Makassar)


Dengan sok tahunya, saya bertanya sama salah satu admin InstaMakassar untuk ikutan kegiatan mereka. Lewat Instagramnya, mereka mengundang untuk ikutan piknik. Oh, saya jadi lupa. InstaMakassar adalah komunitas Instagram dan Mobile Device Photography yang ada di kota Makassar. Mereka memang rutin mengadakan Piknik Asik yang isinya jalan-jalan ke tempat wisata dan berfoto-foto cantik.

Singkatnya, InstaMakassar komunitas keren.

Lagi dengan sok tahunya, saya mengajak Fithrah dan Harda. Fithrah memang lagi ada urusan kantor di Makassar sekalian long weekend. Adapula Harda, selalu saja mau kalau diajak ke manapun. Sebagai remaja tanggung yang kebelet gaul, kami pun sepakat ikutan Piknik Asik ini.

Pagi-pagi, saya menjemput Fithrah di rumahnya sambil janjian sama Harda ketemu di titik temu yang telah disepakati sama panitia. Tujuan wisata kali ini bernama pulau Lau-Lae, sebuah pulau kecil yang jaraknya hanya berkisar 1-2 kilometer saja dari Pantai Losari.

Lewat pukul 7 pagi, saya dan Fithrah sudah tiba di titik temu yang bertempat di dermaga Kayu Bangkoa, dermaga penyeberangan berisi kapal-kapal kecil ini terletak di dekat Fort Rotterdam. Dermaga kecil yang sibuk sekali. Penumpang dan gerobak berisi barang-barang serupa sembako dan tabung gas LPG 3 kilo tidak berhenti lalu lalang.

Rupanya, kami datang terlalu cepat. Baru satu dua peserta yang sudah tiba di sana, termasuk di antaranya Gama, teman SMA kami juga dulu. Karena belum ada tanda-tanda berangkat, saya dan Fith sepakat untuk cari sarapan dulu. Mati kelaparan bukan hal yang kamu mau selama piknik.


Dermaga Kayu Bangkoa
Di antara beberapa warung di depan dermaga Kayu Bangkoa, pilihan kami jatuh ke warung kopi Ong. Fithrah memesan nasi kuning dengan daging sedangkan saya memesan nasi kuning dengan paru seharga 15 ribu rupiah. Enak.


Nasi Kuningnya Enak!
Sedang asyik menikmati sarapan masing-masing, Harda mengabari kalau dia sudah sampai di dermaga lalu menyusul kami ke warung. Harda datang sama Kak Misbah yang juga senior kami waktu SMA dulu. Baru saja Kak Misbah menyuap dua sendok nasi kuningnya, kami sudah dipanggil lewat LINE, katanya kru sudah mau berangkat. Dengan jurus menelan tanpa kunyahan yang sudah kami latih bertahun-tahun, nasi kuning ludes hanya dalam beberapa detik saja.

Setelah mengumpulkan kontribusi sebesar 15 ribu rupiah perorang, satu persatu kami menaiki sebuah perahu motor berukuran kecil. Gama yang mungkin kerasukan arwah Jack Sparrow Galau langsung mengambil tempat di bibir perahu dan memainkan air laut dengan tangannya.


*Masukkan kutipan-kutipan galau gaul di sini*
Meskipun ini adalah kali pertamanya kami ikut piknik InstaMakassar, anak-anaknya ternyata gaul-gaul dan peramah yang berhasil bikin kami merasa asik. Perjalanan di atas perahu kecil yang cuma 10 menit terasa makin sebentar karena mereka. Sementara itu di atas perahu, Fith tidak banyak ngomong karena rupanya dia sibuk bikin video timelapse pakai hapenya.

"Saya bikin timelapse tadi dari dermaga sampai sini", kata Fith tepat ketika kami menginjakkan kaki di dermaga Pulau Lae-Lae.
"Pegang hapenya pakai tangan?", saya menimpali. Fith mengangguk.
"Pasti goyang-goyang hasilnya. Saya bawa ini", kata saya sambil menunjukkan tas berisi tripod.
"KENAPA NDAK NGOMONG DARI TADI?", setelah itu Fith menceburkan diri ke laut karena frustasi.


***

Selamat Datang di Pulau Lae-Lae!
Pulau Lae-Lae berukuran kecil dengan banyak sekali perahu-perahu berbagai ukuran yang merapat di pantainya. Saking kecilnya pulau ini, barangkali  butuh beberapa menit saja untuk mengelilingi seluruh pulaunya. Kru dari InstaMakassar dengan lincah mengajak kami ke spot piknik yang tidak jauh dari dermaga.

Pemukiman Lae-Lae
Butuh kurang lebih 5 menit jalan kaki dari dermaga menuju spot piknik. Kami melewati pemukiman warga yang kelihatannya selow banget. Selow karena kehidupan mereka kelihatannya begitu santai. Ada ibu-ibu dan bapak-bapak berengkrama di halaman rumah, lengkap dengan anak-anak kecilnya. Ada music player plus speakernya ditempatkan di halaman rumah, warung-warung kecil di pinggir jalan, pokoknya kehidupan bertetangga di sini benar-benar kelihatan. Rasanya sulit percaya bahwa kehidupan sederhana ini hanya 10 menit dari kehidupan Makassar. Makassar yang rasanya semakin ramai saja.

Tidak terasa kami sampai di spot piknik yang telah ditentukan oleh kru InstaMakassar. Sebuah garis pantai dengan pasir berwarna perak kekuningan dan air laut biru jernih.

Fith di Pantai Lae-Lae. Lagi pilih-pilih filter Instagram
Susah untuk tidak norak ketika melihat laut. Rasanya ingin langsung melepas alas kaki lalu kejar-kejaran sama ombak. Ciyee kejar-kejaran sama ombak. Kejar-kejaran sama pacar kapan?

Barangkali karena takut kami kehilangan kendali, kru langsung mengumpulkan kami di bawah pohon untuk membuka piknik hari itu. Pembukaannya sederhana, cukup dengan memperkenalkan diri dan akun instagram masing-masing. Satu persatu kami memperkenalkan diri. Tentu saja saya mengaku blogger, biar kayak blogger beneran.

Peserta Piknik Asik InstaMakassar Vol. 15 memperkenalkan diri
Setelah memperkenalkan diri, rombongan terbagi dengan sendirinya menjadi kelompok-kelompok kecil. Sebab momen-momen macam ini tentu sayang untuk dilewatkan, masing-masing peserta, tanpa dikomando langsung mengeluarkan perlengkapan tempur berupa kamera dengan bermacam-macam jenis mulai dari kamera hape, GoPro, DSLR, hingga mirrorless. Tidak ingin kalah, saya mengeluarkan senjata andalan saya: Hape Samsung Galaxy Young tahun 2011 dengan kamera beresolusi 2 MP. Hellow, Tyar sudah tahun berapa ini?

Untungnya Fith selalu total dalam urusan ini, dia membawa dua buah kamera. Satu Mirrorless Fujifilm MX1 dan satu lagi kamera digital merek Sony. Dengan kasihan, ia meminjamkan kamera digitalnya kepada saya. Saya hampir menangis terharu.

Sementara peserta lain sibuk mengonsep foto-foto yang keren dan instagrammable, kami malah sibuk selfie.

Foto yang Kekinian Banget. Iya kan?
Salah satu hal yang bikin pantai Lae-Lae ini lebih istimewa adalah sebuah tempat yang entah apa namanya, yang entah dibangun oleh siapa, barangkali oleh warga sekitar yang dibentuk berupa chilling spot dengan pagar dan panggung kecil di dalamnya. Sesekali mereka memainkan lagu yang kayaknya mereka ciptakan sendiri.

Saya menulisnya cukup ya, selebihnya lihat foto-foto saja ya?

Chilling Place
Makassar dari jauh
Fith lagi bikin Selfie Quota
Tim Selfie
Harda galau
Lae-Lae's Next Top Model
Bikin timelapse ditemani anak-anak Lae-Lae
Bersandar. dulu
Seharusnya kamu di laut, kenapa di sini?
Kru Kapal Titanic

Bonus video 15 detik:

Begitulah, satu-satunya yang tidak keren dari pulau Lae-Lae adalah (harus jujur), agak kotor. Tidak ada tempat sampah pusat. Sepanjang perjalanan, memang ada beberapa tempat sampah kecil yang rapi, sayangnya tidak ada tempat pembuangan akhir. Sewaktu baru datang saja, kami melihat seorang warga yang membuang sampah rumah tangganya langsung ke laut. Ada makanan sisa dan sampah plastik.

Overall kegiatan Piknik Asik Insta Makassar benar-benar keren. Kami belum sempat berterima kasih sama mereka karena sudah mengajak kami. Semoga bisa ikutan lagi di kegiatan selanjutnya.

Baca blog Fithrah di sini.
Baca blog Harda di sini.
Explore Insta Makassar di sini.