Buaya Cukur Rambut

Buaya Cukur Rambut

Seperti biasa, malam ini saya nggak ngapel ke rumahnya Putri Titian. Selain karena rumahnya jauh, kami juga memang tidak pernah berpacaran. Jadi, memang tidak ada alasan yang tepat bagi saya untuk mengapel ke rumahnya pada malam Minggu yang berbahagia, namun ngenes untuk para fakir asmara di muka bumi ini.

Makassar Dilanda Macet

Tadi sedikit-demi-sedikit rambut saya dieksekusi oleh seorang bapak yang tidak dikenal. Entah kenapa saya mau. Mungkin karena memang dia tukang cukur. Dia baik sekali mau merapikan rambut saya, ya sudah saya bayar pakai uang spuluh ribu karena saya telah tampan dibuat bapak tidak dikenal itu.

Kenapa Makassar bisa macet?

Tunggu dulu, cerita rambutku belum selesai! Kan gini, rambut saya kan gondrong dan poninya panjang, ya sekilah mirip anak-anak EMO-lah, seharusnya gaya rambut seperti ini itu identik dengan gaya hidup Emotional Punk, tapi atas berkat sebuah Grup Band bernama Kangen Band, maka image itu berubah, bukan lagi Emotional Punk, tapi emotional Melayu. Mendayu-dayu. Oh, Lalala.

Katanya Makassar Macet Karena Ada Buaya!

Jadi Makassar itu macet bukan karena saya yang memutuskan untuk cukur rambut, tapi karena "katanya" ada buaya putih yang muncul ke permukaan, jadi warga Makassar pada berbondong-bondong melihatnya, itupun masih "katanya". Kalau benar adanya, mungkin sebentar lagi video buaya itu akan diupload ke Youtube dan jadi bintang tamunya Bukan Empat Mata, sambil nyanyi Chaiya-chaiya, atau mungkin Keong Racun.

Karena buaya itu telah menyebabkan macet, maka kita sebut saja buaya itu si Komo. Supaya adik-adik kita bisa dinyanyikannya lagu anak-anak. Supaya adik-adik kita tidak melulu nonton Dahsyat.
Buaya Cukur Rambut
4/ 5
Oleh

4 komentar

  1. makassar macet karna buaya?Warna putih?Beneran...

    BalasHapus
  2. ndak tahu juga sih, cuma dengar-dengar begitu.

    BalasHapus
  3. Lagu lama... Sekarang buaya itu juga ikut2an rutin naik ke permukaan, tahun kapan kemarin yang heboh itu?

    BalasHapus
  4. Haha. Mungkin memang ada ritual naik permukaan ya? Serupa pendekar turun gunung gitu?

    BalasHapus

Halo! Terima kasih sudah meninggalkan komentar. Mohon maaf untuk sementara, komennya saya moderasi dulu ya karena banyaknya komen spam yang masuk.
EmoticonEmoticon