Sebuah Kajian Tidak Kritis Tentang Lelaki dan Buaya

Sebuah Kajian Tidak Kritis Tentang Lelaki dan Buaya

Seringkali terdengar kalimat, "Semua laki-laki adalah buaya", yang jika ditelusuri secara mendalam ataupun tidak, akan diketahui mula-mula dikatakan dan dipopulerkan oleh kaum perempuan yang pernah disakiti lelaki karena diduakan, ditigakan, atau diduapuluhkan. Namun kemungkinan bahwa kalimat ini ditemukan dan dipopulerkan oleh kaum lelaki sendiri tetap ada. Kaum lelaki yang mungkin diduakan (juga) oleh sesama lelaki. Untuk kasus yang ini, saya tidak memberi komentar apa-apa.

Saya pun akhirnya tertarik membuat sebuah tulisan tidak ilmiah berdasarkan fenomena yang tidak penting-penting amat ini. Saya ingin membahasnya, juga secara tidak terperinci.

Pokok Pertidakmasalahan: Semua laki-laki adalah buaya

Memasuki BAB I: Pembahasan + Kesimpulan
Secara silsilah, laki-laki dan buaya memang berada pada satu kingdom, yakni kingdom Animalia. Perbedaan kecilnya hanya pada kelas, ordo, dan lain-lain sampai spesies. Ini jelas fakta yang sangat mendukung pernyataan "Semua lelaki adalah buaya".

Ditilik dari segi morfologi, laki-laki dan buaya memiliki banyak persamaan. Laki-laki punya dua kaki, sedangkan buaya punya empat. Lihat? Perbedaannya memang sangat tipis. Cuma berbeda dua kaki. Kalau buaya diberdirikan serupa posisi laki-laki, maka jumlah kaki akan otomatis sama. Sebuah fakta yang juga mendukung pernyataan awal.

Nah, masih banyak fakta-fakta lain yang mendukung pernyataan ini. Silahkan rekan-rekan Aliens mencari-cari sendiri selama tidak membahayakan diri sendiri lalu menuntut saya karena anda dimakan buaya karena meneliti buaya terlalu dekat.

Oke. Ini dari pembicaraan ini adalah untuk mendukung pernyataan bahwa semua laki-laki memang buaya. Saya sepakat, dan jika kita memang meyakini hal itu, maka inilah dampak turunannya:

1. Ayahmu Buaya.
mengingat ayah kita adalah seorang laki-laki, maka secara otomatis, gen yang dia turunkan ke kita pun adalah gen buaya. Berarti dalam diri kita sekalian telah mengalir darah buaya. Karena ayah kita ternyata adalah buaya.

2. Charles Darwin keliru
Jika kita memiliki darah buaya (sebagaimana telah dijelaskan pada poin (1)), maka secara otomatis, teori evolusi Darwin yang menyatakan bahwa manusia berasal dari monyet adalah keliru. Karena ternyata, manusia berasal dari buaya.

3. Manusia bisa melahirkan buaya
Jika manusia jenis perempuan ternyata melahirkan bayi laki-laki, maka pada saat itu juga dia melahirkan buaya.

Iya, ternyata banyak sekali dampak turunan dari pernyataan emosional dan generalisasi ini. Melalui postingan ini, saya ingin bilang kepada semua orang yang pernah menyatakan pernyataan ini, mewakili seluruh laki-laki di dunia.

Silahkan bilang berulang-ulang bahwa semua laki-laki adalah buaya. Tapi ingat, buaya pun ada yang betina

Terimakasih, Wassalam.
Sebuah Kajian Tidak Kritis Tentang Lelaki dan Buaya
4/ 5
Oleh

1 komentar

  1. astaga...sukaku baca ini postingan...tetap berkarya dek, semangat!!!!!

    BalasHapus

Halo! Terima kasih sudah meninggalkan komentar. Mohon maaf untuk sementara, komennya saya moderasi dulu ya karena banyaknya komen spam yang masuk.
EmoticonEmoticon