Tahun Baru Layout Baru

Tahun Baru Layout Baru

Iya, sebentar lagi saya akan meninggalkan layout lama ini menuju ke layout yang baru. Header sementara masih dalam pengerjaan oleh si Fithrah. Doakan semoga cepat selesai.

Haha. Saya mengeposkan ini seolah-olah kalian sudah menunggu lama sekali.

Ini Gif. Seperti Apphie'


Iya, pertama kali lihat gambar eksotis di atas, yang pertama kali juga terbayangkan adalah muka Apphie' yang mirip. Itu, kalau kalian belum kenal Apphie', berarti kalian beruntung. Apphie', adalah salah satu adik angkatan saya dulu di SMAN 5 Makassar. Sekarang sudah gaul rupanya, dikatakan seperti itu karena sekarang kuliahnya di Semarang. Tapi itu tidak akan merubah apa-apa, gambar ini, menurut saya, memang benar-benat mirip dengan dia.

Absen Karena Sempat Vakum

Postingan ini saya tulis seolah-olah kalian kangen.

Cuitannya si Arief di Twitter tempo hari

Ah, kalau dihitung-hitung memang agak lama juga blog ini tidak saya isi. Itu bukan karena saya sombong atau malas. Justru karena saya rajin. Rajin kerja tugas kuliah. Oh, Aliens. Barangkali blog ini masih tetap akan vakum sampai selesai UAS. Doakan nilai saya bagus, supaya membanggakan dan bisa dapat beasiswa. Amin.
(Cerpennya Alien) Menembak

(Cerpennya Alien) Menembak

"Sudahlah, Jangan banyak pikir, Kawan. Nyatakan perasaan mu padanya!", Nasi goreng Ari belum lagi habis dikunyahnya sudah mencoba menceramahi ku, menyebabkan satu dua biji nasinya tumpah ke meja.

Aku diam.

"Kawan, cinta itu itu tidak cuma untuk disimpan di sini, di hati. Tapi juga untuk diucapkan di sini, di mulut. Kemudian dinyatakan di sini, di perbuatan", Serius, kalimatnya barusan mengingatkanku pada ustad yang mengajarkan tentang niat puasa waktu Ramadhan tahun kemarin.

Aku masih diam.

Ari menghabiskan suap terakhir nasi gorengnya lalu meneguk satu dua tegukanteh poci nutri sari, kemudian memperbaiki posisi duduknya, kali ini menghadap tepat ke arahku.

"Mau kau habiskan masa mudamu hanya dengan mengagumi seorang perempuan saja begitu?"

"Sudahlah, jangan ikut campur!" Aku mengelak.

"Aku bukan ikut campur, Kawan. Tapi permasalahan perasaanmu ini sudah jadi beban buatku. Aku kasihan padamu. Ini tahun ketiga kau menyimpan perasaanmu padanya. Mau kau tunggu sampai berapa tahun lagi? Sampai dia diambil orang?"

Tiba-tiba sebuah sedotan melayang ke wajah Ari, mengenai tepat hidungnya. Itu, aku yang melemparnya.

"Jangan bicara sembarangan! Kalau dia diambil orang, bisa mati aku dibuatnya."

"Jadi tunggu apalagi?", Kali ini aku mendengarnya baik-baik.

"Sudah, tembak saja?!", Intonasinya agak keras, ibu kantin yang tadi diam kini memperhatikan kami berdua.

"Tembak?", tanyaku heran. Denyut nadiku mendadak cepat.

"Iya! Begitu cara orang muda melakukannya. Tembak di sini, di hatinya! Yakin padaku, dia akan jadi milikmu!"

"Ah, mana aku berani begitu!", Itu air di gelas yang kupegang sudah habis, tapi masih kucoba meminumnya.

"Itu masalahmu! Kau belum lagi mencoba sudah menyerah duluan! Sampai kau sarjana, sampai kau kerja, Kawan. Tidak akan kau ketemu jodohmu kalau begini. Cinta itu, Kawan. Selain butuh kelembutan, butuh keberanian juga!".

Lagi-lagi kucoba meneguk air di gelasku yang sudah kosong.

"Tembak dia besok!"

***

Oh, Kawan. Kuberitahu padamu. Aku lemah dalam hal ini, hal yang apa itu orang muda menyebutnya? Cinta. Jadi jangan tanyakan pengalamanku soal hal yang satu ini. Beda dengan Ari yang pengalamannya sudah seperti garam di laut. Sudah banyak sekali. Aku diam, sejurus aku melihat ke langit-langit kamar. Ada sepasang laron si sana, berkejar-kejar dengan lampu. Sedang pacaran barangkali. Membuatku cemburu saja.

Aku raih telepon genggam yang tergeletak di atas meja, menelepon nomor seseorang di sana, mengatur janji.

***

Pagi-pagi sekali aku sudah ada di kampus, menunggu seseorang. Seseorang yang aku dan Ari bicarakan kemarin. Seseorang yang ceritanya, akan menjadi milikku hari ini. Aku duduk di koridor sambil melihat ke taman, taman yang nantinya akan menjadi saksi sebuah sejarah yang besar.

Dia datang, menepati janji yang kami buat tadi malam, dan seperti biasa, hari ini dia - cantik. Dia berjalan sambil melihat ke kiri lalu kanan, dan ke kiri lagi. Mencariku. Sedangkan aku sendiri sudah sembunyi di belakang sebuah tiang besar di lantai dua.

***

Aku duduk mengeluarkan senjata rahasia yang tidak akan bisa ditolaknya. Aku melihatnya sekali lagi, dia masih bingung di sana. Di antara mahasiswa-mahasiswa lain yang belum banyak lalu lalang.

Keringatku bercucuran, denyut nadiku sekarang tajam-tajam. Kuyakinkan diriku untuk terakhir kali dengan menarik satu nafas panjang.

Kukeluarkan senapan angin yang kupinjam dari pamanku semalam. Lengkap dengan kekeran di atasnya. Dari kekeran ini kulihat dia semakin cantik dan dekat sekali. Kubidik tepat ke arah jantungnya. Aku telah siap menembak perempuan pertamaku.
*dor*

Rabu yang Menjadikan Terlambat

Selamat pagi, Aliens. Mula-mula, biarkanlah saya, saya yang tampan ini untuk sebelum memulai postingan berikut mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Adha untuk seluruh manusia yang ada di mukanya bumi!

Well, pagi ini saya mengawali hari dengan sedikit kurang baik. Itu adalah pagi ketika saya dimarahi ibu, atau nyokap kalau orang muda menyebutnya. Saya dimarahi karena itu, setelah dibangunkan malah beranjak tidur lagi di depan TV padahal ibu sudah siap berangkat sekolah. Iya, di umurnya yang tidak lagi anak muda, ibu saya masih rajin ke sekolah. Itu dikarenakan karena ibu saya, selain ibu rumah tangga, juga seorang ibu guru.

Itu adalah pagi ketika setelah dibangunkan dua kali, saya juga melanjutkan tidurnya dua kali juga. Wajar kalau ibu saya marah. Akhirnya saya segera mengambil jaket dan jins kemudian menyalakan motor. Maksud saya menyalakan bukan berarti membuat motor saya menjadi bersinar seperti lampu, Maksudnya supaya hidup, supaya aktif.

Padahal saya ada kuliah jam delapan pagi juga, yang itu artinya, kalau tidak langsung ke kampus setelah mengantar ibu, maka dapat dipastikan akan terlambat ke kampusnya. Dan, oh. Karena itu ibu saya sudah buru-buru sekali dan memang dosen yang masuk pagi ini biasanya datang satu jam lebih lama, maka akhirnya saya memutuskan untuk mengantar ibu saya saja dulu. Pulangnya baru mandi kalau memang mau.

Jam dinding yang selalu ada di dindingpun kompak, itu sudah jam delapan ketika saya sampai rumah setelah mengantar dan menyempatkan diri mampir ke Alfamart untuk beli sekaleng susu. Rencana saya pagi ini memang sempurna sekali. Pertama, kita minum susu, kemudian internetan sebentar, dan lalu mandi dan berangkat ke kampus. Perencanaan yang memang sempurna sekali.



Loh? Mengapa Ada Alstrojo? Kalau kalian mau tahu, Alstrojo itu adalah teman sekelas saya di kampus. Dan, oh. Lihat! Dia menulis satu nama di Tweetnya. Siapa? Iya, Bu Jeni. Saya tulis satu kali lagi biar dramatis: Bu Jeni.

Dan Oh, ternyata yang masuk itu bukan dosen yang sudah saya perhitungkan sejak awal! Yang masuk itu Bu Jeni! Dan kalau kalian mau tahu, Bu Jeni adalah dosen Komunikasi paling disiplin meskipun dia adalah satu-satunya perempuan yang mendosen di jurusan ini.

Kemudian saya memutuskan untuk mencari tebing dan loncat sampai saya sadar di sini tidak ada tebing. Jadilah kini saya di kamar. Tidak masuk kuliah, belum mandi, dan ditemani listrik yang padam entah sejak jam berapa.
Sigh.

Setelah 4 Hari Tidak Makan Internet, dan Jadinya SIM



Ngomong-ngomong, kemarin saya habis memperpanjang SIM. Itu, kalau kalian belum tahu adalah surat izin mengemudi. Itu surat yang misterius dan ajaib, dan sering dicari-cari polisi - dan parahnya lagi, kalau polisi meminta SIM kamu dan kamu tidak punya, kamu akan dihukum! Iya, kadang-kadang ada dendanya, padahal kan seharusnya tidak usah begitu, tidak usah memaksa kalau memang tidak ada iya kan? Seharusnya kita bilang, "Pak Polisi, saya tidak punya SIM. Berhubung yang bapak cari tidak ada, saya boleh jalan?". Dan bapak Polisi pun setres, besoknya barangkali sudah berhenti bertugas.

SIM Baru. Jangan Tepok Tangan
Tapi kemarin saya merasa dikerjai sama petugas di sana, katanya mau memperpanjang SIM, tapi ternyata ukurannya tidak berubah, sama saja panjangnya.
Ah, masih kalah sama Mak Erot. Dan oh, sebelum lupa, bagi kalian yang mau memperpanjang SIM sampai sepanjang-panjangnya, ada baiknya itu pengurusannya sebelum masa aktif SIMnya habis. Bagi yang tinggal di Makassar, itu di Carrefour dekat Mall Panakkukang sudah ada gerainya loh, jadi tidak usah ke SAMSAT lagi, mudah kan? Iya, mudah sekali.

Dan, jangan lupa dandan sebelum mengurus SIM, karena di pengurusannya, akan ada - sesi foto-foto.

Postingan yang Tertidur

Ilustrasi - Duperagakan Oleh Model
Tahukah kalian apa aktifitas paling ajaib di dunia? Terbang? Menyelam? Bukan! Dengan ini, dengan wajah tampan ini saya berani bilang bahwa aktifitas paling misterius dalam hidup manusia adalah tidur. Ah, kalian pastilah bingung sebabnya, harus bingung dulu supaya postingan ini seru.

Bayangkan saja, dengan tidur, jabatan polisi di jalan bisa berubah jadi sangat rendah hingga bisa kita gilas. Bahkan, tidur yang merupakan bentuk ibadah di bulan puasa boleh jadi sangat diharamkan sekaligus, itu kalau dilakukan dengan isteri orang. Tidur, juga bisa membahayakan diri sendiri, jangan tidur di jalan. Dan masih ada satu jenis tidur yang paling misterius: Tidur di tengah kuburan dengan menyan dan dupa yang masih menyala, kaki menghadap ke atas dengan sikap lilin sempurnya diserayai menyanyikan lagi ST12. Misteriyus.

Belakangan ini saya mengalami susah mau tidur, bukan insomnia karena itu bukan penyakit, hanya begadang saja yang sukses menyebabkan saya harus bertempur melawan kantuk siang harinya. Kadang-kadang saya menang, kadang-kadang juga kalah. Tidak jarang pula kami imbang sehingga harus ditentukan lewat adu penalti. Oke, waktu itu saya sedang senang karena ditraktir nonton film, itu di bioskop karena kami gaul dan kami ker3nz, kami yang terdiri dari lima orang memutuskan untuk duduk di belakang, maksud saya kursi paling belakang, bukan di belakang layar. Sewaktu film dimulai, saya kaget karena lampunya mati kemudian muncullah tokohnya yang super seksi. Saya kagum, seksi tapi dahsyat dan sadis, saya semakin kagum, beberapa menit kemudian saya tertidur dan baru bangun sepuluh menit sebelum filmnya selesai.

Beberapa hari yang lalu di kampus, diadakan sebuah festival pantun di tempat yang anggap saja aula karena besar. Itu festival yang bagus dan dramatis, itu tokohnya pada jago-jago karena bisa menghapal pantun sedemikian banyak, saking kagumnya sama mereka, saya sempat tertidur di kursi selama dua puluh menit, saya tahu itu dua puluh menit karena teman saya yang saya ajak nonton itu menghitung durasinya. Untunglah itu gedungnya gelap, jadi iler yang mungkin saja menyeruak keluar dengan seksi tentulah tidak kelihatan.

Dan yang baru saja, saya tertidur sewaktu mengikuti kuliah umum di aula itu juga, iya, jadi itu - saya ertidur di depan direktur utama bank mandiri, yang menjadikan saya malu. Untungnya dia orang yang baik dan saya tidak diusir keluar.
Oh, tidur itu memang nikmat sekali.

Makassar Kemarau, 20 Oktober 2011
Sehabis Main PS 3 dan Kalah
Isi Email Saya Kepada Admin OnOff Chat ID Makassar

Isi Email Saya Kepada Admin OnOff Chat ID Makassar

Nama saya: Adityar. Kebetulan masih muda, masih 21 tahun. Anak Unhas juga.
Nomer hape saya: 085xxx
Anehnya, saya juga punya Twitter di @planetyar
Kalau saya punya blog, alamatnya itu kebetulan di kertasium.blogspot.com
Mengirimkan e-mail ini karena ingin turut serta di ajang on-off chat 2011 Makassar.
Semoga masih kebagian kursi.
Terimakasih.
Salam hangat untuk keluarga.

Meskipun pada akhirnya saya tidak ikutan event yang dimaksud dikarenakan admin yang bersangkutan tidak membalas e-mail yang saya kirimkan dan mention di twitter. Barangkali bangkunya sudah penuh. Tak apalah. Masih ada event lain.
Selamat malam minggu. Yang ngapel, pulangnya jangan kemalaman, nanti gelap. Yang LDR, telponnya jangan kelamaan, nanti pulsanya habis. Yang jomblo... Jangan naik ke atas sutet, nanti kesetrum dan masuk Tivi.

Makassar yang hangat, Pertengahan Oktober
Habis Kerja Tugas

Oh Ternyata Ayu Ting Ting

Ayu Ting Ting - Boleh nyedot dari fan pagenya di Facebook.
Tidak-tidak. Ini tidak seperti yang kalian bayangkan! Saya dan Ayu Ting Ting tidak berpacaran kok! Itu cuma gosip yang tidak jelas asal-usulnya. Aduh, ini kenapa sih kalian memaksa! Aduh, ini jujur. Kami tidak saling berpacaran.

Tapi lihatlah, itu senyumnya Ayu Ting Ting. Telah membuat hati saya ini - menyublim.

"Ke manaaa ke manaaaa ke maaana? Ku harus mencari ke maaana?". Kemudian Hening, kemudian juga Ayu Ting Ting suka sama saya. Dan kami menikah.

"Tyar! Bangun!"
Ikhwal Kuliah Pekan ke Enam Public Relations

Ikhwal Kuliah Pekan ke Enam Public Relations

Lihatlah saya di sana, berjalan dengan kaki menyentuh permukaan tanah, di koridor Fisip Unhas yang pagi itu lengang, sepi sekali. Sepi karena tidak ada gajah atau mobil ambulans.

Maka saya yang kemarin datang kepagian menunggu kuliah sendirian saja, teman-teman yang lain belum pada datang. Mungkin masih pada mandi, pada makan, pada buang air besar, pada sibuk dengan urusan masing-masing. Saya tidak.

Penantian yang lama.
Masih menanti.
Dosen datang.
Ke ruang kuliah.
Saya ikut.

Saya duduk di bangku paling belakang karena saya pemalu. Dosen tidak mau tahu, saya disuruh ke depan, hampir di dekatnya, alasannya karena saya yang ketua kelas. Harus selalu terdepan mungkin. Maka saya, berjalan ke sana, ke dekatnya.

"Kenapa pakai baju begitu?" Ini dosen yang mengajak bicara. Setengah senyum.
Saya bingung dan oh, sejurus kemudian sadar, saya lupa mengenakan kemeja.
"Kamu keluar dulu, cari kemeja! Kalau sudah dapat baru masuk!" Kata dosen, sambil tertawa. Saya senyum. Lalu keluar tapi pamitan dulu.
"Saya keluar dulu, Pak". Dosen tidak menjawab.

Jadi saya bingung mau cari kemeja di mana. Ke distrokah? Oh, jangan. Di sana harus beli, tidak boleh pinjam. Maka saya mencari keliling-keliling Fisip sambil asik kebingungan.
Lalu di sana ada Gery, yang namanya mirip merek wafer coklat. Mendatangi saya, meminta tanda tangan, namun bukan karena dia ngefans, tapi karena perintah seniornya untuk mengumpulkan tanda tangan senior-senior yang ada di sana. Gery pakai kemeja, namun beberapa menit kemudian tidak.
Kemejanya sudah melekat erat di badan saya.

Maka saya yang sudah dapat kemeja sekarang senang, tapi juga tidak karena tidak bikin tugas. Jadilah saya mengirimkan pesan singkat, yang anak muda sering menyebutnya SMS kepada beberapa orang teman, tujuannya untuk sekedar tahu, kalau-kalau tugasnya diminta dosen, saya tidak udah masuk. Nanti malah disuruh keluar lagi.

Tapi kalau kalian ada di sana, kalian akan marah-marah sendiri karena jaringan, sinyal, atau apapun kalian menyebutnya seperti mahal sekali. SMS saya tidak bisa terkirim. Jadinya saya menunggu di sana disertai harap-harap cemas, seperti bapak yang menunggu isterinya - melahirkan.
Lalu penantian saya sia-sia. SMS itu tidak juga terkirim.

Akhirnya saya memutuskan masuk kembali ke kelas, mengenakan kemeja. Tampan, tampan sekali. Rapi, rapi sekali. Tapi yang tampan dan rapi itu bukan saya, tapi senior yang juga kebetulan berjalan di samping saya ikut masuk ke dalam kelas, memanggil dosen, untuk menguji di ujian meja. Saya senang. Mahasiswa yang lain juga senang, yang sebentar lagi ujian meja tidak.

Adityar
Makassar, 4 Oktober 2011
Habis makan Indomie.
Dokter Alien yang Jatuh Cinta - Dan Hipotesisnya

Dokter Alien yang Jatuh Cinta - Dan Hipotesisnya

Mencintaimu adalah penyakit. Bertemu adalah penyebabnya.
Mencintaimu adalah penyakit. Jantung berdebar-debar adalah tandanya.
Mencintaimu adalah penyakit. Rindu adalah gejalanya.
Mencintaimu adalah penyakit. Menikahimu tidak mengobatinya. Hanya cukup memperpanjangnya.
Mencintaimu adalah penyakit. Cuma satu-satunya penyakit yang semua orang ingin mengidapnya.
Mencintaimu adalah penyakit. Prof. Dosenpun mengalaminya.
Mencintaimu adalah penyakit. Bu RT juga mengidapnya.
Mencintaimu adalah penyakit. Pak RT pun begitu.
Mencintaimu adalah penyakit. Parah. Tapi menyenangkan.
And This Is Why I Feel Like I Need New Cellphone (Part 1)

And This Is Why I Feel Like I Need New Cellphone (Part 1)

Ciyeh, judulnya bahasa Inggris. #tepuktangan
Oke, yang pertama, izinkan saya mengucapkan selamat merayakan malam minggu, malam yang panjang kata seorang penyanyi lagu dangdut. Yah, sederhananya, "Selamat berpacaran bagi kalian yang merayakan, dan bagi yang tidak merayakan: BERSHOWERLAH!"
#ketawatingkatketujuh

Memangnya malam Minggu ini kamu sendiri ke mana, Tyar?

Oke, akan saya jawab tapi jangan iri yah! Jangan cemburu! Sebenarnya saya tidak ingin pertanyaan ini, tapi kalian yang memaksa. Oke, malam Minggu ini saya menghabiskan waktu berdua saja dengan Selvi.  Kami mendengar musik sama-sama, sekarang sedang mendengarkan tembangnya Panic! At The Disco: Write Sins Not Tragedi.

Dan, Kawan. Saya beritahu malam ini Selvi terlihat cantik sekali. Anggun seperti biasa. Membuat saya selalu ingin bersamanya saja. Mendengarkan musik, selalu menonton film, dan atau sebatas bertatap saja. Cinta memang hal yang rumit.
Perkenalkan ini Selvi, panggilan untuk laptop saya. Asus tipe A43SV.

Haha, terjawab ya? Iya, malam ini saya menghabiskan malam minggu sendirian saja. Seperti kalian para jomblowan dan jomblowati. Tapi ini bukan karena saya jomblo, anggap saja ini sebuah ungkapan solidaritas saya terhadap kalian #ditimpukpembacasatukomplek

Oke, back to topic. Tadi siang saya ikutan kelas video blog yang diadakan Komunitas Blogger Makassar: AngingMammiri (AM). Awalnya saya agak malas mengikutinya, namun begitu melihat ajakannya di situs AM yang menyatakan bahwa kelas ini ada sesi makan siang gratisnya, saya jadi semangat.

Menjelang pukul 12.00 siang (which is telat 2 jam dari jadwal seharusnya), saya berangkat ke Lembaga Administrasi Negara (LAN). Itu, kalau kalian ingin tahu, adalah nama lokasi kelas video hari ini. Sampai di sana, saya bertemu Rahmat, itu nama adik kelas saya dulu waktu SMA. Kami bertemu karena kami janjian.

Dikarenakan kantor LAN itu besar sekali, kami nyasar. Iya, kami kehilangan arah lokasi kelas video yang dimaksud. Meskipun nyasar, kami bahkan tidak menangis sedikitpun. Itu karena kami memutuskan untuk bertanya kepada Pak Satpam yang bertugas di sana. Darinya, kami tahu bahwa kelasnya berada di lantai dua. Begitu kami tahu, kami bergegas menuju lift. Untuk naik ke lantai dua. Namun bukan karena malas, kami jadi naik lift. Itu karena kami penasaran, soalnya kami memang jarang naik lift. #norakya?

Mengabiskan kurang lebih 12,3 detik di dalam lift, kami sampai di lantai dua, kami tersenyum. Tujuan semakin dekat. Jam sudah menunjukkan hampir pukul satu siang.
Kurang lebih dua kali kami berkeliling lantai dua, tapi tidak juga menemukan ruangan yang sedang kami tuju. Di sana cuma ada beberapa orang berseragam hitam putih dengan pita kuning di lengan kanannya. Kami mencueki mereka karena kami sombong.

Sampai pada akhirnya kami sadar, SATPAM tadi keliru! Ternyata kelas yang kami tuju ada di lantai tiga. Oh, jengkelnya. Ingin saya kembali ke pak Satpam tadi lalu kayang di depannya. Untuk semata membuktikan bahwa petunjuk darinya tadi itu salah.

Yah, salah kami juga, cari petunjuk kok sama Satpam? Kan harusnya sama Tuhan?

Oke, akhirnya pencarian kami berakhir. Kami, yang terdiri atas saya dan Rahmat menemukan kelas yang sedari tadi kami cari. Kami hampir terharu. Saya menghadap cermin yang persis ada di depan pintu masuk. Memastikan diri tetap tampan padahal tidak. Satu dua tiga, mengambil nafas panjang dan langkah pendek, sejurus kemudian kami melihat ada Alvidha (yang kalau kalian tahu adalah blogger juga) berjalan ke arah luar koridor.

Alvidha: "Baru datang ya? Terlambat?"
Saya: (Diam)
Alvidha: "Kelasnya sudah selesai"
#kemudianhening
Kampus Tawuranesia

Kampus Tawuranesia

Itu Mahasiswa
Panjang rambutnya
Ditangannya ada batu
Di kakinya sepatu

Itu Mahasiswa
Di tangannya batu
Juga bambu

Itu Mahasiswa
Intelek katanya
Di tangannya masih ada batu
Di kirinya bambu

Itu Mahasiswa
Robek celananya
Robek kepalanya
Kena batu
Kena bambu

Itu Mahasiswa
Keren katanya


Sumber gambar: Di sini

Izin Vakum Dulu, Itupun Kalau Boleh

Iya, itupun kalau boleh. Blog ini mungkin akan tidak akan diisi dulu mulai hari ini sampai jangka waktu yang tidak ditentukan.
Itupun, sekali lagi, kalau boleh.
Kalau kalian, kalian yang senang dengan keberadaan blog ini, mengizinkan.



Akan diisi lagi sesegera mungkin. Terimakasih.

Adityar "Alien Tampan" - @planetyar
Halo, Om Henry Dunant!

Halo, Om Henry Dunant!

Alien: "Gimana kabarnya, Om? Maaf lahir batin ya! Masih dalam suasana lebaran nih. Om lebaran di mana?"
Om Henry: "Baik. Baik sekali. Alhamdulillah. Iya, maaf lahir batin, Nak. Maaf lahir batin juga buat yang suka baca blog ini. Jangan pedulikan tampangnya yang punya, Blog! Memang sudah begitu dari sononya!"
Alien: "Maksud Om apa hah?!"
Om Henry: "Hahaha. Memang begitu 'kan adanya?!
Om lebaran di sini aja, nggak bisa ke mana-mana soalnya!
Eh, itu siapa sih yang ledakin petasan barusan? Liat nggak kamu?"
Alien: "Iya, Om. Hebat ya? Padahal harusnya semangat kita yang meledak, eh malah ada ledakan beneran"
Om Henry: "Hahaha. Bisa saja kamu!"
Alien: "Om, pernah jalan-jalan ke Indonesia nggak?"
Om Henry: "Belum pernah. Indonesia itu yang di dekat Bali kan ya? Om dengar di Indonesia banyak gunung sama sungai tuh!"
Alien: "Bukan, Om! Bukan! Bali itu di Indonesia! Aduh, jarang nonton Dahsyat ya, Om?
Iya, Om. Pokoknya sungai di sini beranak-pinak jumlahnya. Banyak bener! Gunungnya pada hamil juga. Besar dan jumlahnya banyak sekali!"
Om Henry: "Anak mudahnya suka manjat nggak di sana?"
Alien: "Jangan ditanya lagi, Om!"
Om Henry: "Wow, negara kalian tidak akan pernah kekurangan pemimpin! Pastilah para anak mudanya punya jiwa kepemimpinan yang besar sekali!"
Alien: "Iya dong, Om. Om belum liat aja tuh kalau Pemilu! Bayangin, Om! Ada tiga puluh partai di negara ini dan semuanya mau jadi pemimpin! Wakil rakyat kami menyebutnya. Bayangkan, Om! Tiga puluh!"
Om Henry: "Negara yang hebat. Pasti makmur!"
Alien: "Tidak juga, Om"
Om Henry: "Oh ya, kenapa?"
Alien: "Ah, Tidak usah dibicarakan, Om"
Om Henry: "Kau malu pada negaramu ya?"
Alien: "Bukan pada negara ku, Om. Tetapi pada...
Om, apakah yang harus kami daki supaya kami juga punya jiwa kemanusiaan?"
***
Alien: "Om! Om! Hey! Om! Jawab!"
***
Tiba-tiba Om Henry Dunant menghilang



"Sebuah negara tidak akan pernah kekurangan pemimpin jika anak-anak mudanya gemar mendaki gunung dan menelusuri sungai - Jean Henri Dunant. Pendiri Federasi Palang Merah Internasional"
Makassar, 6 September 2011
Setelah pertandingan Indonesia lawan Bahrain
Setelah insiden petasan itu
Dan Bahrain memenangkan pertandingan
Halo, Milan!

Halo, Milan!

Senang ya, Kamu barusan menang lawan Indonesia? Kasihan.
Senang ya, Kamu barusan cetak lima gol di gawangnya kita? Aduh tolong deh.
Senang ya, Kamu! Mantan kipermu itu mencetaki kipernya kita? Halah.
Senang sekali layaknya kamu, cuma kebobolan satu?

Halo, Milan. Sudah kami catat baik-baik. Itu gawang kalian, pernah kami bobol satu kali!
Apakah Ini Modus Baru: Ani Minta Pulsa?

Apakah Ini Modus Baru: Ani Minta Pulsa?

Dari: 085396316084
Pulsa ta' dulu 20rb, dnmr ini na dikrm.
dariAni.

Dalam bahasa Indonesia:
"Tolong kirimkan pulsa dua puluh ribu rupiah, kirim ke nomor ini.
Dari Ani."

Oke, ini mungkin modus baru yang tidak baru-baru amat. Bisa dikatakan, ini adalah modus penipuan lama yang mendapatkan modifikasi sedikit. Kita mungkin masih ingat modus SMS mama minta pulsa yang sempat populer beberapa saat yang lalu, itu adalah saat-saat yang indah, iya, saat ketika oknum mama-mama itu ingin sekali menjadi mama kita padahal dia belum tentu perempuan, semata-mata untuk mengambil keuntungan berupa pulsa. Mengapa harus pulsa juga? Mengapa bukan bakwan?

Ini boleh jadi sebuah inovasi! Sebuah variasi dalam dunia tipu-menipu. Ini bisa jadi sebuah langkah awal menuju penipuan melalui telepon seluler yang lebih kreatif, berwarna, dan variatif. Tidak menutup kemungkinan, suatu saat nanti akan muncul modus-modus yang lebih modern, seperti Budi minta pulsa, Akram minta pulsa, Fitrah minta pulsa, Kardiman dan Sulasim minta pulsa, bahkan AnhieeChyNkkmuClaluw minta pulsa.

Iya, isi SMS itu bisa lebih kreatif apabila dipadukan dengan tren yang masyarakat. Contoh:

1. AnhieeChyNkkmuClaluw Minta Pulsa:
"h4i, guYzz. iNi aQyuu. AnhieeChyNkkmuClaluw. aQyu lg d kNtoRr pOLicieehh niChh. AQyuu kTahu4n nGamBil senDaL seBeLah kaNan di m4LL. kiRimin aQyu puLsa iaaChhH. kMu b4ek b4nGedhh deh. kRim k nMer iNi aj4 eeaahh, iNi nMer brU aqYu. jNgn nLpon, nanTi poLicieehhnya m4raacchh. AqYu tnGGu eeaahhh. LuPPhhh yuu oLL. Mmmuaaachhh :*"
(Behind the story: Dibutuhkan 4 menit lebih untuk mengetik paragraf di atas)

2. Syahrini Minta Pulsa:
"Guys, ini aku. Syahrini. Aku minta tolong dong kirimin pulsa ke nomer ini. Di sini nggak ada yang jual soalnya, padahal lagi butuh banget. Ini bener-bener sesuatu banget buat aku. Kalau ada yang bisa, Alhamdulillah ya~"

3. Panitia Zakat Minta Pulsa (Ini yang paling Parah):
"Bapak, saya ketua panitia pengumpul zakat ingin memberitahukan kalau bapak belum bayar zakat tahun ini. Berhubung kami kehabisan kantong plastik dan amplop, zakat bapak dapat dibayar dengan pulsa saja, segera kirim ke nomer ini, nanti akan kami sampaikan langsung kepada yang membutuhkan. Semoga amal bapak diterima. Amin"

Ada-ada saja.
Makassar, 5 September 2011.
Tugas kuliah belum selesai, malah mosting di Blog
SMS dari Putra yang Menggetarkan Jiwa

SMS dari Putra yang Menggetarkan Jiwa

Oke, Fine! Ini adalah ketiga kalinya saya menerbitkan postingan dengan menyertakan nama Putra di dalamnya.
Bukan, saya tidak sedang jatuh cinta dengannya. Saya bukan lelaki seperti itu! Sama sekali bukan, buktinya saya sangat mencintai pacar saya, Gita Gutawa #ngenes

Tetapi kenapa harus Putra? Apa karena panjangnya?
Sebelum postingan ini dilanjutkan, maka saya ingin menegaskan bahwa postingan ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan UKURAN!

Ini tentang SMS yang dikirimkan Putra tempo malam ke saya, yang saya yakin-seyakin-yakinnya bahwa itu adalah SMS yang nyasar dan salah kirim. Tetapi isinya itu, Kawan. Ah, kalian bacalah sendiri.

Dari: Putra (+6285786xxx)
"Permisi, tolong bawakan air galon ke Pondok Adira kamar 36"

Kepada: Putra (+6285786xxx)
"MAKSUDMU APA PESAN AIR GALON DI SAYA?!"

Oke, Putra! Kalau memang SMS itu adalah SMS yang salah kirim, yang pertama, kenapa harus salah kirim ke saya?! Kedua, kenapa harus air galon?!
Putra, saya bukannya marah. Cuma lain kali kalau mau salah kirim, cobalah salah kirimnya itu yang bagus, kalau tidak bisa bagus, cobalah yang tidak jelek-jelek amat.

Makassar, 29 Ramadhan 2011.
Menunggu buka puasa.

Narsis dengan Huruf-hurufan Pantai Losari


Foto yang terakhir itu, paling susah dikasih kepala Alien. #curhat

Tiar: Nama aselinya saya

Kalau kalian sempat jalan-jalan ke Makassar, sempatkanlah kalian mampir ke sebuah spot bernama Pantai Losari. Diberi nama depan Pantai karena berada di daerah pantai, semoga penjelasan saya ini memberikan pencerahan bagi kalian semua.

Gambar ini diambil oleh Putra, itu nama kawan saya, yang kalau kalian baca postingan sebelumnya yang bertemakan Ikhwal Kuliah Perdana itu, kalian akan tahu bahwa Putra itu memiliki daya tarik sensual yang sangat tinggi di bagian nasale (baca: hidung) dan mentum (baca: dagu) - nya.

Biarkan saya bercerita sedikit saja sebuah ikhwal ketika foto yang dimodeli oleh saya yang kata saya sendiri memiliki perbedaan kecil dengan Christian Sugiono ini. Well, sebenarnya tidak ada kejadian yang menarik untuk diceritakan, kecuali Putra yang terus-terusan tertawa ketika foto-foto di atas diambil yang menjadikan saya harus mengulangi pose-pose keren itu berkali-kali. Sial.

Bonus: Ini Gambar Pantai Losari, Gambarnya saja ya :)

Ikhwal Kuliah Perdana di Prodi Public Relations. Hah!

Tadi pagi jam delapan menjelang lewat lima belas menit, saya sudah siap di kampus. Di kampus saya tentunya, di Unhas. Bukan di ITB karena jauh. Iya, pagi ini saya rajin sekali meskipun sengaja telat karena telah mengambil kesimpulan sepihak bahwa kuliah perdana semester lima ini, pastilah akan terlambat dimulai dan kenyataannya memang serupa itu.

Di sana saya ketemu Putra, bukan putra saya tentunya, itu nama teman saya yang hidung dan dagunya amat istimewa. Dia sudah di sana duluan, rapi dengan kemeja, celana jins, dan sepasang sepatu yang dikenakannya di kaki. Rapi sekali.

Kami kemudian memutuskan untuk naik dulu ke koridor lantai dua, tanpa diskusi kami memutuskan untuk naik lewat tangga, itu memang satu-satunya akses untuk naik ke sana, tidak ada elevator, elevatornya masih di mall. Kami naik dengan harapan yang sama, berharap di sana ada peserta kuliah yang lain, karena kami berdua, yaitu Putra dan saya yang lebih tampan darinya tidak tahu menahu ruangan kuliah dan siapa dosennya.

Tetapi apalah daya, maksud hati memeluk gunung, apa daya gunung tak ada, di sana belum ada peserta kuliah lain, di sana hanya ada mahasiswa baru yang kebanyakan kepalanya gundul karena dicukur atau mungkin juga karena pengaruh puasa, ah biarlah itu menjadi urusan mereka dengan kepalanya sendiri.

Menunggulah kami hingga jam sepuluh, iya, jam sepuluh karena ternyata jadwal mangalami metamorfosa, dari yang seharusnya jam delapan pagi, menjadi jam sepuluh pagi, dua jam. Dua jam yang berikutnya akan menjadi seratus dua puluh menit yang membosankan.

Menjelang pukul sepuluh kami berangkat ke ruang kuliah yang dimaksud, saya memilih duduk di bangku agak tengah, tepat di tengah-tengah Putra dan Ari yang kalau kalian lihat, akan sangat jelas sekali perbedaan tinggi badan kami. Jika Putra dan Ari diibaratkan jari tengah dan telunjuk, maka saya pun tak ubahnya sebuah jari telunjuk, jari telunjuk balita.

Karena takut bangun kesiangan, tadi sehabis sahur saya tidak langsung tidur, saya memilih main video game sambil menunggu datangnya pagi yang selalu datang tepat waktu. Karenanya itu saya agak ngantuk dan memutuskan untuk tidur dulu di bangku belakang, tidak mempedulikan teman-teman peserta kuliah lain yang asyik berfoto-foto keriangan. Sebelum tidur saya berpesan pada Ari untuk membangunkan saya jika dosen telah datang. Ari melaksanakan tugasnya dengan sangat baik. Saya berhasil bangun.

Lihatlah dosen itu baru masuk dan saya baru bangun, ketika berdiri saya langsung diminta dosen untuk menghapus papan tulis, maksudnya menghapus tulisan di papan tulis, bukan menghapus papannya sampai hilang. Saya bahkan belum sampai ke depan papan tulis yang warnanya selalu putih itu, sang dosen yang juga mengajar fotografi semester lalu itu langsung menegur.

"Baru bangun ya? Merah matamu!", sengaja saya tulis begitu supaya kalian tahu itu adalah dialek yang dengan Bahasa Indonesia dengan sedikit dialog Makassar.
"Iya, Pak!", saya jawab dalam hati, yang penting sudah niat.
"Habis begadang ya?!" Sang dosen bertanya lagi.
"Tidak, Pak!" Kali ini saya menjawab.
"Ah, apanya tidak, tali sepatumu saja belum terikat!" Katanya lagi dan jleb.

Saya melihat sepatu yang selalu saya kenakan di kaki itu dan benar saja, ternyata memang belum terikat. Oh, malunya.

Lihatlah saya di sana, mengikat tali sepatu dulu baru kemudian diminta turun oleh dosen, diminta TURUN, bukan karena ketahuan korupsi tapi karena ternyata tulisan yang seharusnya saya hapus tadi ternyata ditulis dengan tinta yang agak ajib, tidak bisa terhapus.
Saya melanjutkan mengikat tali sepatu.

Kuliah dilanjutkan. Dosen menjelaskan, mahasiswa mencatat, dosen sesekali bertanya, mahasiswa menjawab sesekali juga.
Selanjutnya, atmosfer akademik semester lima terasa masuk dari jendela, dari jendela yang bernama ilmu pengetahuan. Dari ventilasi yang juga bernama ilmu pengetahuan. Dan kelas pagi itu terang sekali, dari lampu yang juga bernama ilmu pengetahuan.

Makassar, 22 Ramadhan 2011.
Tidak shalat tarawih.
Halo, Gundala

Halo, Gundala

Halo, Gundala! Apa kabar? Pastilah kamu baik-baik saja sehabis dari Service Center Suzuki kemarin. Iya, maafkan saya baru sempat mengganti kampas rem depan belakangmu, mafhum saja, kau tahu kan aku sibuk belakangan ini, sibuk ini itu, bayar SPP, urus KRS dan embel-embelnya, sibuk beli game baru, dan ah, banyak lagi memang. Semoga kamu tidak marah, dan pastilah kamu memang tidak akan marah karena memang tidak bisa. Kamu kan motor?

Ingat tidak waktu kita ke pusat servis kemarin? Iya, montirnya perhatian sekali sama kamu, segala lampu depanmu yang mati satu yang menyebabkan kau serupa lelaki genit yang main mata, kampas remmu yang berbunyi-bunyi, dan bunyi aneh yang mengganggu dari dalam mesinmu, kata montirnya itu harus di-press, saya juga tidak tahu maksudnya apa, yang pasti bukan di-press laminating karena pastilah susah untuk mengendaraimu nantinya.

Sekarang kau pasti senang, kampas remmu baru, itu biayanya tidak sedikit lo! Hampir seratus ribu! Bayangkan berapa banyak bakwan yang bisa kita beli dengan uang sebanyak itu. Tetapi tak apalah, toh memang usia kampasmu sudah tiga tahun, wajar kalau memang sudah harus diganti.

Nah sekarang problem kembali ke permasalahan mesinmu, itu bunyi "tak tak" dari dalam bagian mesinmu apa sih? Saya juga tidak tahu karena saya bukan montir, saya tahunya kau harus di-press bukan laminating di pusat servis, biayanya delapan puluh ribu rupiah atau setara dengan sekitar tidak tahu berapa poundsterling.

Tenanglah, Gundala. Uang itu, uang delapan puluh ribu itu akan saya usahakan. Uang yang setara dengan 160 buah bakwan itu akan saya minta pada ayah, tanpa kenal lelah.
Tunggu saja, Kawan. Tunggu saja.

Inilah yang Menyebabkan Saya Sibuk

Pijit spoiler ini, jangan malu-malu.

Omen oh Omen

Diharapkan baca doa sulu sebelum pijit!



Dan ya, itu teman saya. Kami berdua gonrong ya? Iya. Gonrong sekali. Dulu sekali waktu kami masih kelas 1 SMA kami tidak segonrong itu, dulu kami sering botak, takut ditokka' (Dicukur paksa, red).
Perkenalkan, ini teman saya, Rahman. Tetapi biasanya dipanggil Omen, itu dikarenakan suatu peristiwa yang ada kaitannya dengan ayam jantan yang namanya sama, sehingga kami, siswa kelas X.1 waktu itu tanpa disetujui oleh KPI memantapkan untuk mengganti nama Rahman dengan nama Omen.

Tapi kok tiba-toba blog ini bahas Omen ya? Jangan-jangan...
Bukan! Kami tidak sedang menjalin hubungan apa-apa!
Itu lebih dikarenakan bahwa hari ini, hari yang InsyaAllah berkah dan cerah ini, adalah hari ulangtahunnya.

Tetapi siapa Omen sebenarnya? Oke, lebih baik kita jangan sebut namanya! Bahaya! Mulai sekarang kita pakai *youknowwho saja, supaya tidak ada sesuatu yang buruk yang terjadi sama kita. Oke, *youknowwho ini teman duduk sebangku saya di kelas 1 di SMA dulu. Hobinya pakai gel rambut Gatsby WG yang menyebabkan rambutnya basah terus, jadi rambutnya memang basah karena gel, bukan karena di sana ada sumur bor #jayus.

Selamat ulangtahun, Bro. Sehat, kuat, hitam, panjang, dan tahan lama selalu.
Kalau ada traktir-traktitan, sudilah kami dipanggil juga.
Burungnya Unta Tidak Bisa Terbang. Sebuah Kajian.

Burungnya Unta Tidak Bisa Terbang. Sebuah Kajian.

Ramadhan 2011. Hujan tidak sedang turun yang berarti hari sedang cerah, burung-burung beterbangan tapi ada juga yang tidak terbang. Terlalu generalis kalau saya tulis semua burung sedang terbang, takutnya ada burung yang akan tersinggung karena tidak bisa terbang, bukan karena tidak ada sayap tetapi karena sedang makan atau beristirahat.

Tetapi burung, memang ada yang tidak bisa terbang, salah satunya burung unta. Tahukah kalian kenapa burung unta tidak bisa terbang? Saya pikir saya tahu. Dan sebagai blogger yang baik hati dan tampan, saya akan berbagi di postingan kali ini. Supaya blog ini berisi juga ilmu yang berguna, berisi ilmu biologi. Biar kalian, kalian yang suka baca blog ini, bisa pintar semua.

Banyak orang, baik awam maupun ahli salah dalam mendefinisikan penyebab burung unta tidak bisa terbang. Sebagian mengutarakan bahwa burung unta tidak bisa terbang karena bentuk morfologi sayapnya yang tidak mumpuni, sebagian lagi berspekulasi dengan ukuran tubuh burung unta yang tidak seperti burung-burung lainnya itu, dan sebagiannya lagi bahkan mendefinisikan dengan relijius, "BECAUSE GOD MADE IT THAT WAY".

Kecuali yang terakhir, semua spekulasi itu KELIRU!
Saya ulangi: KELIRU! Penyebab utama mengapa burung unta tidak bisa terbang sama sekali tidak ada hubungannya dengan bentuk morfologi burung unta. Dari dua belas burung unta yang kami wawancarai, kami menemukan sebuah fakta yang mencengangkan. Ternyata penyebab utama justru datang dari kondisi psikologis burung unta itu sendiri.
Kaget?
Bagus.

Burung unta mengalami krisis kepribadian yang kritis. Semua burung unta, mengalami disorientasi kepribadian yang serius. Iya, mencengangkan memang. Mungkin kalian baru tahu bahwa bukan cuma manusia yang bisa mengalami krisis kepribadian. Wake up, Yo. Burung unta juga bisa.

Benar, masalahnya sebenarnya sangat simpel sekali. Burung unta hanya mengalami kebingungan akan dirinya sendiri. Mereka bingung, sebenarnya mereka itu burung, ataukah unta. Di satu sisi bentuk morfologinya mirip burung, tetapi juga mirip unta yang menyebabkan kebingungan akan jati dirinya. Itu adalah hal yang lumrah terjadi, bahkan kepada manusia dan alien ketika mengalami masa remaja.

Well, mungkin kita harus menunggu waktu saja. Suatu hari nanti burung unta akan menemukan fakta bahwa mereka sebenarnya burung. Hingga saat itu tiba, mungkin saat itulah mereka akan terbang.

Ditulis oleh Tyar, Kriminolog.
(Maaf-maafan) Menjelang Ramadhan

(Maaf-maafan) Menjelang Ramadhan

Apa kabar, Aliens? Sehat-sehat sajakah? Bagus! Karena sehat itu lebih baik daripada tidak sehat. Dokter spesialis pun pasti tahu itu, karena mereka dokter.
Dari mana saja saya seharian ini? Tadinya saya mau cerita hari ini saya ngapain saja, tapi berhubung di antara kalian tidak ada yang bertanya, ceritanya ditunda dulu sampai ada paling sedikit tiga orang yang bertanya.

Kenapa pada saat Ramadhan tiba, Teman-temanku jadi pada puitis semua?

Itu pertanyaan yang sejak tadi saya pikirkan, tapi tidak usah dijawab juga tak apa. Toh itu juga bukan soal ujian yang harus dijawab. Salah satu ha yang saya senangi dari Bulan Ramadhan adalah silaturrahminya, SMS-SMS berdatangan seperti hujan meteor siang-siang langsung masuk ke Inbox dengan gaya tulisannya masing-masing, tapi paling banyak puitis, namun isinya seragam. Maaf-maafan gitu. Katanya biar menyambut Ramadhannya makin afdhal.

Oke, langsung saja, dengan segala kerendahan hati, saya menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh rekan-rekan pembaca blog ini jika pada suatu kali ada postingan yang tidak berkenan di hati. Semoga kalian, yang semoga tidak lebih tampan dari saya, ikhlas memaafkan saya. Amin.
tertanda, Adityar, Risty Tagor, beserta seluruh keluarga.
Postingan oleh Vino G. Bastian

Postingan oleh Vino G. Bastian

Halo, Kalian yang sering baca blog Planet Kertasium kepunyaan selembar Alien yang (katanya) tampan! Ini saya, Vino G. Bastian. Panggil saja Vino, supaya lebih intim. Vino lagi butuh bantuan, Vino sedang di kantor polisi, tolong kirimkan Vino pulsa ke nomer baru Vino ya +628115609620! Nanti uangnya Vino ganti. Jangan telepon atau SMS, Vino lagi ada urusan penting sama polisi.
Kekenyangan Sambal Pete

Kekenyangan Sambal Pete

"Tyar, ada pete!", Yang bicara barusan itu adik saya yang perempuan, waktu saya masuk kamar dan ada dia di dalamnya, sedang main sama Selvi, laptop saya.
"Yah, saya habis makan! Baru saja", Saya jawab, sembari merasa menyesal makan asinan mangga kebanyakan tadi di kampus.
"Makan di mana?"
"Di kampus, ada yang ulangtahun!"
"Pasti ke dua puluh satu!", Dia menebak. Disangkanya semua teman saya yang ulangtahun, pastilah ke dua puluh satu. Mentang-mentang kemarin saya baru saja nambah umur jadi segitu.
"Bukan. Bukan teman. Tapi Komunikasi! Komunikasi yang ulangtahun". Yang saya maksud Komunikasi itu himpunan mahasiswa jurusan. Ah, kalian mengertilah

Adik saya lanjut nonton 3 Idiots, yang sudah entah berapa kali dia ulang-ulangi. Saya langsung istirahat di depan kamar, menggelar kasur, nonton Opera van Java bareng ibu. Sambil membicarakan tentang KKN. Tepatnya tentang teman-teman saya yang sudah pada KKN dan saya belum. Ibu saya pesan, kalau saya KKN nanti tahun 2012, usahakan di Makassar saja, jangan di daerah. Saya mengiyakan. Saya memang berniat untuk mengambil KKN profesi.

Di dalam Televisi, Sule sedang bertengkar dengan Opie Kumis. Tentang kumis. Lucu sekali

Kemudian adik saya sudah selesai dengan filmnya, berlalu menuju kamarnya sendiri. Belakangan ini dia memang sering main ke kamar saya. Untuk nonton film dan kalau beruntung saya pinjamkan voucher internetan gratis, untuk buka wikipedia.

Seperti biasa, saya menangkringkan diri di blogger, lalu di facebook, lalu di google plus, sejurus kemudian sudah di kaskus, berakhir di twitter. Main mention-mention-an yang sebenarnya lebih enak kalau lewat SMS. Tapi twitter lebih murah, dan lebih g4uL m3n.

Sebagaimana keasyikan, saya sampai lupa waktu. Saya tadi memang meniatkan diri untuk begadang, tujuannya supaya tengah malamnya lapar, supaya bisa makan sambal pete yang memang ada di meja makan. Sangat terorganisir rencana saya itu.

Tapi apa daya, karena makan kebanyakan di kampus, rasa lapar itu tidak datang juga. Namun tentu tidak ingin penantian saya sia-sia saja. Akhirnya saya putuskan makan sedikit. Satu piring nasi putih plus sambal pete. Satu piring saja, jangan kebanyakan.
Eh, kebablasan. Saya makan dua piring.

Sembari makan saya berdoa dan bersyukur. Bersyukur tinggal di Indonesia. Bagaimana tidak, kalau saya tinggal di Amerika sana, saya mungkin tidak akan pernah merasakan sambal pete yang rasanya gurih itu.
Saya juga berdoa, semoga isteri saya nanti, siapapun itu, jago masak sambal pete. Paling tidak, seenak buatan ibu saya.
Mereka yang keseringan mengeluhkan hidup, hendaknya coba makan sambal pete, supaya mereka tahu, hidup itu, indah sekali.

Makassar, 20 Juli 2011
Di depan meja belajar merangkap meja kerja
Dengan perut yang kekenyangan
Oh, Mawar. Seharusnya jadi Pertemuan yang Biasa

Oh, Mawar. Seharusnya jadi Pertemuan yang Biasa

Saya sedang asyik-asyiknya online di warnet ketika Mawar, perempuan yang beberapa kali saya ceritakan di Blog ini, secara tanpa pemberitahuan dulu mengirimi pesan singkat lewat handphone. Kita anak muda sering menyebutnya SMS. Save My Soul. Halah.

"Tyara lagi di mana? Ketemuan yuk?", Dia memanggil saya Tyara. Bukan karena saya habis berganti nama memutuskan berganti kelamin, saya masih laki-laki meski masih suka minum rasa-rasa. Tapi dialah yang iseng dengan mengganti nama secara panggilan saya secara sepihak. Tanpa konfirmasi, dan tanpa aqiqah.

"Di mana?", Lihatlah saya di sana. Membalas SMS-nya dengan malas-malasan.
"Di Warkop saja bagaimana? Sekarang ya!", Kurang lebih isi SMS-nya seperti itu. Hanya saja sedikit alay.
"Jangan di warkop. Di warkop tidak bisa makan. Saya lapar", Kurang lebih isi SMS saya juga seperti itu. Juga sedikit alay.
"Oke. Kebetulan saya lagi di depan warung Nike Ardila. Saya tunggu di sini ya?".

Warung Nike Ardila itu, kalau kalian belum tahu, adalah sebuah warung makan di BTP, BTP itu, kalau kalian belum tahu, adalah kompleks tempat tinggal saya. Warung itu dinamai Nike Ardila karena yang punya, ngefans sama Nike Ardila. Semacam warung makan ayam bakar, sekilas seperti warung makan Pak Dani kalau kalian tahu. Bedanya, aura Nike Ardila kental sekali di sini. Jumlah fotonya bisa dibilang hampir menyamai luas temboknya. Itu saya tidak bohong, saking banyaknya foto Nike di sana, sampai-sampai susah untuk sekedar melihat temboknya.

Harusnya itu jadi pertemuan yang biasa. Bukan kencan jika kalian cemburu. Dulu kami memang akrab. Dekat. Sekarang? Memang masih dekat. Tapi tidak sedekat dulu. Mungkin karena masing-masing dari kami sudah punya pacar. Dan lagi, saya mau datang ke sana karena dijanji mau ditraktir. Iya, saya laki-laki yang begitu senang jika ditraktir. Itu salah satu hobi saya. Kegemaran saya.

Lihatlah Mawar di sana. Menunggu saya di warung yang juga ada boneka yang mengenakan baju yang persis bajunya Nike Ardila juga. Dia sudah memesan minuman dan saya baru saja hendak berangkat. Akhirnya perempuan yang sebut saja Mawar itu menunggu. Dia SMS lagi.
"Kenapa lama sekali? Saya masih ada kerjaan habis ini! Mau kerja laporan!", Katanya. Lha terus kenapa dia mengajak ketemuan.
"Kalau memang masih ada kerjaan, ya sudah pulang saja.", Saya menanggapi. Dingin. Padahal saya sudah hampir sampai.

Kurang lebih sepuluh menit kemudian saya sampai di depan warung bertajuk Nike Ardila itu.
Saya telepon Mawar.
Dia tolak. Mungkin marah.
Saya telepon lagi.
Dia tidak angkat. Mungkin memang marah.
Saya pulang. Pasti dia marah.

Lihatlah Mawar di sana. Mengajak ketemuan, saya sudah sampai di depan tempat yang dimaksud dan dia tidak menjawab telepon saya, mungkin karena hapenya Blackberry dan saya Nokia 6030, jadi dia gengsi. Kesimpulan yang aneh. Padahal saya sedang lapar-laparnya.
Saya sudah sampai di rumah ketika nama kontaknya terpampang di handphone saya. Sedang memanggil.
Saya tidak jawab. Karena saya terlambat. Karena Saya sedang di dapur, siap-siap masak.

Saya telepon Mawar lagi. Tidak tersambung. Mungkin karena jaringan yang sedang buruk. Akhirnya saya kirimi putuskan kirim SMS saja, kalau kirim uang takutnya malah jadi ribet.
"Saya sudah pulang. Tadi saya telepon tapi tidak dijawab", Kata saya, sambil menyiapkan penggorengan di atas kompor.
"Maaf. Tadi hape saya ketinggalan di motor", Katanya berkilah. Saya percaya.
Oh, lihatlah dia di sana. Ternyata hapenya ketinggalan di motor.
"Besok saja yah?". Katanya lagi.
"Besok saya tidak di rumah.". Kata saya. Saya bilang seperti bukan karena saya memang tidak di rumah. Tapi karena ada alasan lain. Alasan emosional.

Akhirnya saya tidak jadi makan di warung Nike Ardila. Tidak jadi makan gado-gadonya. Akhirnya jadi makan ikan bakar goreng, karena saya tidak suka ikan bakar, ikan bakar yang tadi dibeli ibu saya goreng saja. Supaya lebih garing dan hangat.

Makassar, 19 Juli 2011
Di Meja belajar dan Meja Kerja
Ditemani 3 Doors Down yang nanyi "Here Without You"
Karena saya sedang kangen sama Nurani Ardila

1st Touch Google Plus. Yang mau Diundang, Komen!



Lihatlah saya sekarang yang baru saja menyelingkuhi f*cebook. Yah, itupun kalau F*cebook inginnya dimadu. Yang jelasnya, sekarang saya lapar sekali. Sudah jam 12 siang waktu Makassar dan tadi pagi saya cuma sarapan dua bungkus cokelat Beng-beng yang beku. Meskipun enak sekali, tetap saja kalau belum makan nasi, rasanya kurang mantap.

Oke, apa hubungan antara lapar dengan Google+? Tidak ada. Jadi lebih baik tidak udah kita sambung-sambungkan saja. Takutnya malah ngaco.
Tadi pagi, saya baca koran. Aneh. Di halaman depan terpampang sebuah berita yang bejudul, "F*cebook Blokir Promosi Google+". Well, bolehlah dimengerti, mungkin mereka cemburu. Pastilah. Sehabis ini mungkin mereka semua, para pekerjanya akan mengupdate status ramai-ramai, "Aquuh b3nci beud sama k4lian. K4li@n pKir diMadu itU 3nak iaach?!"

Haha. Oke, siapa di antara kalian, Rekan Aliens yang punya akun Google+ atau paling tidak mengharapkan invite-an? Nanti akan saya kirimkan biar kita bisa bertemu di sana. Silahkan tinggalkan komentar di sini.

Postingan Perdana di Umur 21

Berdasarkan kesaksian dari ibu dan bapak saya, hari ini katanya umur saya sudah menjadi 21 tahun secara biologis, meskipun belum secara administratif (Silahkan bingung).
Dear Aliens, dari dulu saya tidak pernah tahu bagaimana cara menghadapi momen tahun yang diulang-ulang ini. Di suatu sisi seharusnya kita senang, namun di sisi yang lain patut juga kita bersedih-sedu-sedan (pengucapan huruf "e" seperti pengucapan huruf "e" pada kata "elang", supaya tidak ambigu, takutnya malah terbaca seperti jenis salah satu mobil roda empat).

APA? ALIEN BISA ULANGTAHUN?

Iya, ternyata bisa. Bahkan kejadian unik itu sudah terjadi dua-puluh-satu kali.

Terimakasih kepada Allah SWT, yang nikmat-Nya nggak habis-habis kepada kita semua, meski sayangnya nikmat itu selalu kita ingkari karena kebanyakan mengeluh. Alhamdulillah, ya Allah. Terimakasih atas nikmatMu, atas sehatMu, atas limpahan rezekiMu, atas hujanMu, atas pelangiMu, atas udaraMu, atas semua yang sudah Kau berikan kepada kami, yang seharusnya hambaMu, kepada saya yang selalu saja mengingkariMu. Jadikanlah kami Perindu yang senantiasa merasa dekat denganMu, toh cintaMu memang selalu lebih dekat daripada urat nadi kami sendiri.

Terimakasih, Ibu dan Bapak kita semua yang senantiasa melipatgandakan cintanya pada kita. Untuk setiap seragam putih merah hingga jas almamater, untuk setiap motor-motoran hingga motor beneran. Untuk setiap nama kita di dalam doanya. Untuk setiap butir keringat yang tidak pernah mereka keluhkan. Untuk setiap senyum pagi-pagi, untuk cinta dalam setiap butir nasi. Terimakasih, Wahai sepasang bidadari. Begitu kami mencintai kalian, meski kami tidak pernah bilang. Meski kalian tidak ingin kami membalasnya, izinkan kami membuatmu bangga. Sepasang Bidadari, terimakasih.

Terimakasih, Guru TK, Guru SD, Guru Ngaji, Guru SMP, Guru SMA. Untuk setiap aksara dan kisah. Untuk setiap bahasa Indonesia hingga matematika. Untuk setiap setengah tujuh pagi hingga dua siang. Untuk setiap ilmu yang bermanfaat. Untuk lapisan bawah tanah hingga ke venus. Terimakasih telah memperkenalkan kami pada indahnya ilmu pengetahuan. Izinkan kami menginjakkan kaki pada altar ilmu pengetahuan tertinggi suatu hari nanti.

Dan Oh, adik dan kakak kita yang teman sejati. Untuk setiap perebutan remote TV. Untuk setiap antar jemput ke sekolah. Untuk setiap nangis karena rebutan kue. Oh, terimakasih.

Terimakasih, Teman-teman. Kita tidak satu ibu dan ayah, tapi mengapa begitu menyayangi kami?
Terimakasih juga, ehm. Pacar. Terimakasih sudah menyayangi kami dengan cara kalian sendiri. Terimakasih untuk setiap cemburumu. Setiap senyum manismu.

Terimakasih, Andrea Hirata, Donny Dhirgantoro, Pidi Baiq, Efek Rumah Kaca, Sore, Ippho Santosa, dkk. Telah menjadi insirasi dan telah mengajari kami bermimpi.

Terimakasih, Sahabat-sahabat LP: Setia Negara Budiman Tjaru, Muhammad Fithrah, A. Abdul Rahman, Kelik Ismi Harjanto, Dedi Alif Utama.

Dan Oh, Terimakasih teman-teman Aliens Pembaca Planet Kertasium. Proyek Menulis Novel sudah saya mulai.
Doakan ya :)

Menduduki Malu 12 Tahun Lalu

Dear Aliens, apakah kalian punya kemaluan? Ah, maksudnya apakah kalian pernah merasakan kemaluan? Bukan, bukan yang di selangkangan itu yang sedang saya maksud. Ah, susah betul membahasakannya. Saya hanya ingin bertanya kepada sekalian Aliens yang budiman, pernahkah kalian mengalami hal yang begitu memalukan yang rasanya akan kalian ingat terus sepanjang hidup kalian?

Oke, biar saya yang bercerita duluan. Kejadian ini terjadi sekitar dua belas - tiga belas tahun yang lalu (serius). Waktu itu saya dan keluarga masih tinggal di desa Lise', sebuah desa kecil di Kabupaten Sidrap. Slogannya "BERAS: Bersih, Elok, Rapi, Asri, Sopan". Tempat yang hijau untuk tumbuh. Oke, kembali ke topik, waktu itu saya dan banyak teman sebaya (maklumlah, di kampung kan banyak anak-anak?) sedang main wayang. Bukan wayang kulit, bukan juga wayang orangnya orang kebanyakan. Itu semacam kertas yang bergambar-gambar seperti kartu kwartet. Di Makassar dan beberapa daerah di Sulawesi Selatan memang menyebutnya wayang.

Kami memainkan permainan wayang itu di bawah rumah, mafhum saja rumah di sana rumah panggung semua. Bukan, bukan panggung untuk pertunjukan. Semacam rumah lantai dua tapi di bawahnya cuma ada tiang dan kadang-kadang ada balai-balai untuk duduk bercengkrama dengan kerabat. Indah sekali.

Seingat saya, waktu itu saya tidak ikut bermain, saya cuma menonton. Iya, saya memang jarang ikut main permainan wayang serupa itu. Soalnya saya jarang membawa wayang itu kemana-mana, saya lebih suka menempelkan wayang saya di dinding depan meja belajar, di samping poster Kesatria Baja Hitam. Ibu saya yang menyuruh, mungkin supaya bisa saya pandangi sambil belajar.

Akhirnya saya berdiri di dekat tiang, menempelkan punggung ke tiang rumah. Sambil memandangi serunya teman-teman lain yang sedang mengadu wayang. Caranya dengan melemparkan wayang-wayang ke udara dan menungguinya jatuh. Kalau bagian atas wayangmu menghadap ke atas, berati kau menang. Sebaliknya kalau wayangmu arahnya terbalik, berarti Kau kalah, seperti itulah inti permainannya. Oke, lihatlah saya di sana, mengenakan celana pendek berwarna kuning, gambarnya Kura-kura Ninja. Sedang bersandar ke tembok, sekali lagi tidak ikut bermain, hanya menonton saja, mungkin itu karena ibu saya tidak memberi saya SGM. Oke, ngarang.

"Kenapa berdiri saja, Tyar?", Teman saya bertanya, dalam bahasa Bugis.
"Saya tidak ikut main!", Saya menjawab, juga dalam bahasa Bugis.
"Oh, ya sudah. Kau duduk saja kalau begitu!", Teman saya meminta setengah menyuruh.
Dan di sinilah, insiden itu berawal.

Sewaktu saya duduk, sebuah perasaan dingin menjalar ke bagian belakang tubuh, itu, tempat yang paling berperan pada saat kita hendak buang air besar, kalian tahulah bagian tubuh mana yang kumaksud meskipun kalian belum pernah belajar anatomi.
Perasaan dingin itu semakin lama semakin terasa, sebuah perasaan dingin yang aneh, bercampur dengan lembut. Saat itulah saya sadar, saya telah menduduki sesuatu yang tidak bagus. Kawan Aliens, saya dengan bangganya menduduki sebongkah (maaf) kotoran anjing yang masih basah.

Lihatlah betapa paniknya ekspresi saya waktu itu. Betapa perasaan jijik saya bercampur dengan perasaan malu dan bingung. Bagaimana caranya saya pulang ke rumah tanpa ketahuan kalau saya baru saja menduduki benda sakral itu, kalau mereka tahu, hal itu bisa jadi pembicaraan yang akan sangat menyakitkan di antara anak-anak sekampung.
Lihatlah betapa lincahnya saya waktu itu berpura-pura tidak terjadi sesuatu, supaya tidak mengundang perhatian anak-anak lain, lalu pulang dan segera mengganti celana pendek yang telah ternoda itu. Padahal, Kawan. Celana Kura-kura Ninja itu adalah celana kesukaan saya.

Makassar, 14 Juli 2011.
Di depan meja belajar merangkap meja kerja yang tidak ada tempelan wayang di hadapannya.

#Tampanisasi Chapter 1: The Alien Invade Assasin's Creed Assasins!


Malam yang sehabis hujan, sangat indah untuk melakukan proyek Tampanisasi terhadap dua tokoh utama game Assasin's Creed.
Kiri: Altair Ibn' La Dahad (Diplesetkan jadi Altiar Ibn' La Dahad, sekiranya jika kalian mengenal saya dengan baik, kalian akan tahu bahwa Tiar itu adalah nama panggilan saya), tokoh utama yang muncul di sekuel awal game. Master Assasino dari Tanah Arab.
Kanan: Ezio Auditore da Firenze (Diplesetkan jadi Ezio Adityare da Firenze, begitupun jika kalian mengenal saya dengan baik pula, kalian akan tahu pula bahwa Adityar itu nama asli saya), tokoh utama di sekuel kedua dan ketiga game. Master Assasino dari Tanah Italia, teman baiknya Leonardo da Vinci (di dalam game tentu saja)

Kok nama asli tokohnya bisa kebetulan mirip nama saya ya? Saya jadi mikir jangan-jangan saya masih ada hubungan keluarga dengan mereka berdua? Bagaimana jika saya dilahirkan untuk jadi Assasin profesional untuk membunuh para pelaku korupsi di negeri ini?

Thanks for visiting.
Remember, Nothing is True. Everything is Permitted. We Are ASSASINS! #Eyah

Sedang Sibuk-sibuknya dengan Assasin's Creed



Judul gamenya Assasin's Creed. Kalau di-Indonesiakan jadinya "Agamanya Pembunuh".
Karena terjemahannya jadi aneh, mungkin memang lebih baik kalau judul video gamenya tidak usah diterjemahkan.

Well, video game inilah yang sukses mencuri waktu saya yang sedang libur-liburnya ini, ibarat kata ini balas dendam sehabis UAS. Rindu kesumat pada video game sehabis menjalani Ujian Akhir Semester IV, atau yang bahasa gaulnya, Uji4n fiN4L.

Akhirnya, rindu yang sudah seperti ngidam itu, kesampaian juga.
Pamit dulu, mau main game.
ASSASSINO!
Buaya Cukur Rambut

Buaya Cukur Rambut

Seperti biasa, malam ini saya nggak ngapel ke rumahnya Putri Titian. Selain karena rumahnya jauh, kami juga memang tidak pernah berpacaran. Jadi, memang tidak ada alasan yang tepat bagi saya untuk mengapel ke rumahnya pada malam Minggu yang berbahagia, namun ngenes untuk para fakir asmara di muka bumi ini.

Makassar Dilanda Macet

Tadi sedikit-demi-sedikit rambut saya dieksekusi oleh seorang bapak yang tidak dikenal. Entah kenapa saya mau. Mungkin karena memang dia tukang cukur. Dia baik sekali mau merapikan rambut saya, ya sudah saya bayar pakai uang spuluh ribu karena saya telah tampan dibuat bapak tidak dikenal itu.

Kenapa Makassar bisa macet?

Tunggu dulu, cerita rambutku belum selesai! Kan gini, rambut saya kan gondrong dan poninya panjang, ya sekilah mirip anak-anak EMO-lah, seharusnya gaya rambut seperti ini itu identik dengan gaya hidup Emotional Punk, tapi atas berkat sebuah Grup Band bernama Kangen Band, maka image itu berubah, bukan lagi Emotional Punk, tapi emotional Melayu. Mendayu-dayu. Oh, Lalala.

Katanya Makassar Macet Karena Ada Buaya!

Jadi Makassar itu macet bukan karena saya yang memutuskan untuk cukur rambut, tapi karena "katanya" ada buaya putih yang muncul ke permukaan, jadi warga Makassar pada berbondong-bondong melihatnya, itupun masih "katanya". Kalau benar adanya, mungkin sebentar lagi video buaya itu akan diupload ke Youtube dan jadi bintang tamunya Bukan Empat Mata, sambil nyanyi Chaiya-chaiya, atau mungkin Keong Racun.

Karena buaya itu telah menyebabkan macet, maka kita sebut saja buaya itu si Komo. Supaya adik-adik kita bisa dinyanyikannya lagu anak-anak. Supaya adik-adik kita tidak melulu nonton Dahsyat.

Kata Pengantar untuk Drunken Mama

Buku-buku tulisan Pidi Baiq sangat buruk dan tidak berkualitas, itu kalau saya boleh bohong.

Kata pengantar ini saya bikin serius saja ya? Cukuplah Pidi Baiq yang tidak serius. Buku Drunken Mama ditulisnya oleh Pidi dengan tata bahasa yang sekilas sulit dimengerti, sehingga kalau ada orang yang tertawa saat membaca buku ini, maka bisa dibilang dia adalah orang yang jenius karena bisa mengerti, atau mungkin memang sama gilanya dengan Pidi Baiq.

Supaya kesannya panjang, kata pengantar ini saya buat jadi dua paragraf.
Saya heran, kok bisa ada orang yang seperti Pidi Baiq. Ada-ada saja ke-absurd-an yang diciptakannya, lebih anehnya lagi, ke-absurd-an-ke-absurd-annya itu dia bikin buku yang bahasanya Absurd pula, tapi apa yang lebih absurd? Banyak yang suka baca bukunya dan menikmati karyanya yang lain, ada saya juga yang suka. Sungguh, Pidi yang Baiq ini, aneh sekali.

Supaya kesannya lebih panjang, sekalian saja kata pengantar ini saya buat jadi lebih dari dua paragraf.
Namun Pidi Baiq menuliskan kesehariannya dalam Drunken Mama secara liar, bebas, nakal, nyeleneh, menggelikan, namun dalam dan serius. Bahwa hidup, hidup yang cukup panjang ini, sayang sekali jika digunakan untuk memikirkan kepentingan diri sendiri saja. Pidi Baiq secara tidak sadar ataupun sangat sadar sekali mengajarkan kita konsep Any Random Kindness, untuk melakukan kebaikan-kebaikan dan sedekah acak untuk orang lain, untuk siapa saja. Supaya hidup, hidup yang cukup panjang ini, tidak linear-linear saja. Pidi Baiq, lewat buku-bukunya yang Drunken, telah menyadarkan, betapa banyaknya kebahagiaan-kebahagiaan sederhana yang telah kita lewatkan.

Terimakasih, Haji Pidi Baiq.
Demikian kata pengantar yang tidak pernah diminta ini, yang hanya dimuat khusus di blog ini.

Blogger-in-Draft Berganti Dandanan

BLOGGER DASHBOARD TAMPILAN BARU!
#Jogetjoget

Yup, tadi pagi setelah makan bakso tapi tidak pakai mie, waktu itu di Pasar Tradisional Daya' namanya, saya minum. Soalnya akan sedikit tidak enak kalau habis makan bakso tanpa dilanjutkan dengan minum. Catat itu!
Dan, oh. Saya hampir lupa, Blogger-in Draft Dashboard hari ini berdandan lain dari biasanya! Pasti sebelum membaca postingan ini kalian sudah menyadarinya lebih dulu, kalau Kalian bloggernya Blogger-yang-pakai Blogger in Draft tentu saja. (Ternyata Dashboardnya Blogger-biasa tidak berubah)







Overall, tampilan baru ini enak dipandangnya, cuma butuh pembiasaan saja. Hehe.
Happy Posting, Aliens. Thanks, Google for making innovations to kill our boredom.

Review Asus A43SV

Sebelumnya: Saya bukan seller notebook, juga bukan ketua RT. Postingan ini juga bukan job-review dari perusahaan periklanan manapun. Postingan ini InsyaAllah, khusus ditulis untuk temans yang mungkin, atau suatu saat membutuhkan.

Langsung aja nih, Saya mau nge-review notebook Asus sesuai janji ane di salah satu grup Kaskus Asus A/K/X42-43 Community.

Weapon: ASUS A43sv
Harga: IDR 5,4 Juta Rupiah! Seharusnya bisa dapat lebih murah karena waktu itu harusnya masa promosi dan seandainya saya tinggal di pulau Jawa sana.

A) PENAMPAKAN (Image penampakan by agan Rizuki Puratama


B) SPESIFIKASI








(+) Kelebihan:
1) Harga yang sangat terjangkau dengan spesifikasi yang cukup mumpuni dengan prosesor Intel Core I3 generasi dua. Faster, Smarter!
2) Didukung oleh VGA Card nVidia Geforce GT540M - 1GB tentunya memberikan sensasi grafis yang sudah lebih dari cukup untuk agan-agan yang hobinya gaming dan multimedia
3) Instalasi driver dan software pendukung bawaan yang mudah dengan 1-click instalation, cukup masukkan disk instalasi, jalankan perintah install, dan tunggu sampai seluruh software selesai terinstal dengan sendirinya.
4) Kapasitas Hardisk yang cukup besar: 500GB memberikan ruang penyimpanan yang yang luas untuk agan-agan yang hobi mengoleksi game, film, sampai dokumentasi pribadi, it's up to You!
5) Desain aluminium perak dengan cover glossy black memberikan kesan yang cantik dan elegan
6) Bonus software Cyberlink dari Asus: Power DVD, Power Director, Power 2Go, Youcam, dan PowerDirector untuk agan yang gemar dengan multimedia
7) 2 Audio jack, satunya untuk mikropon dan satunya lagi untuk headphone, which is fitur jack untuk mik tidak ditemukan pada seri sebelumnya
8) Garansi 2 tahun memberikan agan-agan jaminan keamanan dan tentunya mengurangi rasa was-was. Ingat, di luar laptop yang tangguh dan garansi yang panjang terdapat jiwa pengguna yang sehat. Hehe

Oke, because no notebook is perfect, ini adalah berikut ini adalah kekurangan yang sempat ane rasakan.
(-) Kekurangan:
1) Ukuran adaptor yang cukup besar, hampir dua kali lebih besar dari adaptor lain. Sayangnya tidak didukung dengan kabel yang panjang
2) Untuk agan yang mendambakan sensasi suara yang memuaskan, lagaknya akan kecewa dengan kualitas suara yang dihasilkan notebook jenis ini. Yup, kualitas suara yang buruk meskipun didukung Altec Lansing dan Sonic Focus
3) Driver yang disediakan HANYA untuk Win7 64bit, jadi untuk agan yang memang niat untuk pakai WIN7 32bit lagaknya harus mikir-mikir dulu
GAMING EXPERIENCE?
ASSASIN'S CREED 2: LANCAR JAYA DI SETTINGAN HIGH/MAXIMUM
PRO EVOLUTION SOCCER 2011: LANCAR JAYA DI SETTINGAN HIGH/MAXIMUM
MAFIA II: LANCAR JAYA DI SETTINGAN LOW (GAME INI MEMANG BUTUH LAPTOP DEWA)
ASSASINS'S CREED 3 - BROTHERHOOD: LANCAR JAYA DI SETTINGAN MEDIUM
NEED FOR SPEED SHIFT 2 - UNLEASHED: LANCAR JAYA DI SETTINGAN MEDIUM



------------------------------------------------------------
Ucapan terimakasih:
Allah SWT yang menganugerahi ane laptop ini.
Nyokap ane yang guru SD yang selalu mau yang terbaik untuk ane, beliau yang menghadiahi ane laptop ini. Waktu itu ane belinya sama nyokap. Hehe
KASKUSER yang sudah memberi masukan

Semoga agan terbantu dengan review ini.
Kaskuser juga? Ini review ane di kaskus: Klik.
Cendolin dongs.

(Tutorial Pdated With Pics) Cara Menambah Kolom Followers di Layout Klasik (Spesial untuk Dartzroom)

Berangkat dari rasa kemanusiaan yang tergerak oleh kegalauan hati seorang gadis remaja, postingan ini pun akhirnya diadakan. Berhubung Alien di balik blog ini sudah sejak pertama terjun di dunia per-blog-an sampai sekarang (which is sudah 43 tahun #lebay) betah dengan layout blog klasik, dan karena dia juga memang alien yang sangat tampan, maka dengan resmi postingan ini pun diterbitkan #ayosemuatepuktangan.
Semoga bisa menjawab beberapa pertanyaan dari si empunya blog Dartzroom. #Yeah
Pertanyaan lengkapnya bisa dilihat di sini
1. Link olderpost dan kolom komentar setahu saya bergantung pada layout originalnya, memang ada beberapa (banyak malah) kreator layout klasik yang sengaja tidak memasukkan link keduanya.Tapi kalau dilihat dari halaman yang dipakai oleh si Dartzroom sekarang, seharusnya ada kolom komentar. (ada di link "Add more notes"). Mungkin settingan komentarnya yang tidak sesuai, coba masuk ke Dashboard > Settings> Comments > Comments form Replacements, trus pilih yang sesuai. Kalau masih belum bisa juga, kemungkinan kesalahan ada pada kode layoutnya.

2. Ngeliat follower di layout klasik? Memasang kotak follower ala layout baru? Bisa! Kalau tidak percaya, silahkan lihat sendiri di kolom followers di samping kiri halaman ini.

Ada dua cara untuk memasukkan link atau perintah follow di blog kita, cara yang pertama yang agak manual: Buat saja link yang mengarah ke alamat berikut:

http://www.blogger.com/follow-blog.g?blogID=ISIKANDENGANBLOGIDMU
(Contohnya kayak link di bawah header blog ini yang berbunyi "Follow this Blog Or Die!")

Jangan lupa ganti tulisan ISIKANDENGANBLOGIDMU dengan IDblog mu sendiri. Blog id itu simpelnya kayak ID atau apalah namanya untuk blog kita yang berupa angka, untuk mengetahui, masuk ke halaman utama blog, tekan CTRL + U, trus find "BlogID"

Cara kedua jauh lebih mudah, dan agak sulit sedikit #lho?
Gampang kok, kunjungi saja situs Google Friend Connect (Silahkan atuh di-klik), trus pilih gadget, pilih members, utak-atik tampilan dulu, buat kode, pasang skrip di layout settings dan voila! Kotak followers bisa dipasang di layout klasik!

Oke, semoga postingan ini bisa menjawab kegalauan hatinya si DArtzroom dan betah dengan tampilan baru blognya yang-cantik-sekali :)

Masih Bingung? Ini saya sertakan Step By Step-nya :)





Setelah Tiga, Eh Dua Tahun Kuliah. Mabok

Tapi serius, hati ini rasanya sakit! Sakit rasanya hati ini! Ingin sekali rasanya keluar ke teras lalu teriak sekeras-kerasnya, sekencang-kencangnya, sampai seluruh tetangga se-BTP (nama kompleks perumahan paling GAOEL gicyu di Makassar) pada denger! Iya! Biar mereka tahu kalau saya, yang katanya-tampan-ini sedang dilanda kegalauan!

Kenapa galau? Putri Titian selingkuh di belakangmu, Tyar?

Oh No! Big No! Putri Titian tidak selingkuh dari saya, toh pacaran saja tidak pernah, tapi jika diberi kesempatan, mungkin akan saya pikirkan lagi. Tuh kan galaaauuu...
Ini semua bermula ketika hampir semua-banyak teman angkatan 2008 yang ternyata sudah mulai ber-KKN (Kuliah Kerja Nyata, bukan korupsi, kolusi, ngenes) ria. Oh, mendahului saya!

Ini disebabkan karena adanya saya yang memutuskan pindah tempat kuliah yang akhirnya sukses membuat saya terlambat setahun dari angkatan seharusnya! Iya! Hadir juga penyesalan itu! Rasanya apa banget gicyu liat teman-teman sekolahan dulu ngupload foto lokasi KKN-nya, di facebook, dipasang sebagai Foto Profil. Crooottt... Rasanya ingin minum Baygon Bakar.

Ya sudah, mau bagaimana lagi? Kuliah saja yang baik, tahun 2012, Kau susul mereka, Tyar! Lalu bikin skripsi yang bagus! Jadilah orang yang berguna bagi bangsa ini, Kalau perlu kau langsung lanjut S2 dan jadilah dosen, supaya bisa membantu mencerdaskan negerimu ini! Tulis juga buku jika perlu!
(Ceritanya ini dialogmu!)

Terimakasih atas saranmu, Kawan. Itu membuat saya lebih baik. Baygon bakarnya, saya simpan kembali untuk dipakai melawan nyamuk saja.

Pray for Oceng

Jam setengah tujuh pagi saya sudah memacu Gundala, itu nama motor saya, ke Batua Raya. Tujuannya bukan untuk jualan kue apalagi buat syuting filem. Tapi dalam rangka mengantar adik perempuan saya untuk ikut seleksi masih di SMPN 8 Makassar. Dengan ini, mari, kita semua, blogger yang budiman mendoakan adik saya, semoga apa yang diberikan dan diperolehnya nanti, adalah hal yang terbaik yang bisa dilakukan, dan diperolehnya.
Amin


Thanks doanya, Semua, Mmuaacchhh
Forum Rumah Blogger Menanti Perubahan

Forum Rumah Blogger Menanti Perubahan

HAPPY ISRA' MI'RAJ, ALL HUMANS AND ALIENS!

Oke, pagi ini saya mau membawa kabar gembira untuk seluruh Blogger muda, belia, tampan, galau, dan-apapun-sebutannya! Kabar gembira apa? Apaa? Yang di sana suaranya mana?

"Tyar, jayus tau'! Langsung saja berita gembiranya apa?!"

Itu lho, Guys! Forum kita, forum Rumah Blogger, rumahnya seluruh blogger Indonesia berkumpul (which is, habis diserang spammer habis-habisan karena sempat ditinggalkan members dan bahkan moderatornya sendiri), sekarang sudah mulai direnovasi. Thanks to Defri, sang sapi yang gaul beud.

Sapi? Kenapa sapi?

Well, itu karena si sapi-lah yang sudah berinisiatip memusyawarahkan (Ce'ileh bahasanya) para members dan moderatornya RB yang peduli untuk menghidupkan kembali rumah ini. TKP-nya? Klik di sini

Tanpa ditanya, saya, pemilik sah blog ini (meskipun masih numpang domain gratisan) menyatakan dukungan yang sebesar-besarnya kepada Bena Kribo, dkk untuk pengaktifan kembali Forum.rumahblogger.com

Guys, Friends, Aliens.
Dari lubuk hati yang terdalam, saya cintaaaa banget sama forum ini. Bener dech. Di sini saya ketemu teman-teman sesama blogger yang ajaib-ajaib semua. Di sana ada si Lily, Sapigenik, Stellacyan, Biyan, dan lain-lainlah pokoknya, dan oh, ada juga si Vicky, teman sesama blogger yang ch4nTiQu3 en MaNieZz beud #ngenes.

Kita doakan saja semoga progressnya bagus yah! See ya Aliens back there.
Forum.rumahblogger.com is now maintenanced. Woohooo!