Saya ingin membawa Kalian ke akhir tahun 2008. Itu adalah pertama kalinya saya memulai
blogging. Waktu itu, saya masih mahasiswa baru yang di wajahnya masih banyak jerawat bekas masa-masa SMA. Pertama kali saya memutuskan untuk blogging, blog itu saya kasih alamat planktonemon.blogspot.com. Kalau Kalian tanya kenapa, saya ingin Kalian tahu bahwa saya adalah penggemar Sheldon James Plankton, tokoh antagonis di serial Spongebob Squarepants.
Ketahuilah, bahwa dahulu blog saya isinya puisi. Iya, waktu itu saya kira saya bisa menulis. Saya masih ingat layout pertama yang saya pakai. Warnanya hitam merah, backgroundnya hitam dihiasi gambar perempuan yang sedang duduk di ayunan. Ala
emo-emo gitu. Melankolis gitu. Suatu hari saya ditegur oleh seorang
Tukang Blog lewat kolom komentar.
Tahun 2008 adalah tahun yang cukup berat untuk saya. Waktu itu saya dan teman-teman dekat saya mulai terpisah karena kami harus kuliah di kampus yang beda-beda. Saya, Deddy, Rahman, dan Kelik menetap di Makassar sedangkan Fithrah ke Jakarta dan Egha ke Bandung. Dan iya,
Tukang Blog yang meninggalkan komentar di atas adalah si Fithrah.
Yap, jadilah blog saya isinya adalah tulisan-tulisan tentang keseharian saya (Tapi saya tidak berhenti bikin puisi, saya bikin blog satu lagi). Kehidupan saya yang
magically biasa-biasa ini harus dibagi ke orang lain.
To make the world a better place.
Waktu itu saya sangat semangat nge-blog. Saya belum punya laptop, komputer, apalagi koneksi internet. Jadi, untuk menulis postingan baru, saya akan pergi ke warung internet (warnet), mengetik di sana, dan mengeposkannya saat itu juga. Sehari bisa sampai dua kali saya ke warnet. Satu hal yang membuat saya semangat untuk nge-blog waktu itu adalah saya menemui teman-teman yang memiliki passion blogging yang sama.
Dulu ada sebuah forum yang namanya Rumah Blogger, sebuah forum Blogger yang cukup besar dan asyik, yang lama setelah aktif di sana, baru saya tahu bahwa yang menginisiasi adalah si
Benakribo. Di Forum ini juga saya kenal sama beberapa blogger yang seru-seru, beberapa di antaranya ada si
Defri,
Lily,
Stella, ada
Vicky juga. Saya jadi makin semangat nge-blog.
Hampir pada saat bersamaan, saya menemukan komunitas blog Anging Mammiri. Sebuah komunitas blogger Makassar yang mengakrabkan saya dengan citizen journalism, mafhum saja. Kalau di Rumah Blogger, membernya rata-rata seumuran dengan saya, kalau di Anging Mammiri ini, anggotanya banyak yang lebih tua dari saya. Tulisan mereka soal Makassar juga keren-keren.
|
Logo Forum Rumah Blogger |
|
Logo forum Anging Mammiri di Ulang Tahun ke-7 |
Di kampus, teman-teman yang tahu saya punya blog banyak yang minta dibikinkan blog. Tentu saja saya jadi makin semangat. Semakin banyak teman-teman blogger, semakin banyak blog yang bisa dikunjungi, bisa dikomentari, bisa kasih komentar, yang bikin saya harus semakin sering ke warnet. Doh. Kehidupan kami di dunia blogging rasanya begitu sempurna.
Tapi semua berubah, saat negara api menyerang.
|
True Story |
Datangnya Facebook dan Twitter memberikan warna baru untuk dunia blogging. Iya, meskipun warnanya tidak begitu bagus. Facebook dan Twitter menawarkan kemudahan dan kecepatan. Kalau di blog, biasanya isinya panjang, pakai gambar ilustrasi lebih bagus lagi. Di Facebook dan Twitter tidak serumit itu. Tidak usah pilih-pilih tampilan, tidak pakai skrip-skrip, tanpa kode!
(Belum lagi kalau banyak typo)
Perkembangan teknonogi informasi dan komunikasi juga memegang peranan penting. Koneksi internet semakin kencang (meskipun di Indonesia tidak kencang-kencang amat), biaya internet semakin murah dan semua handphone produksi baru sudah mendukung akses internet yang cepat. Tumbuhlah Facebook dan Twitter sebagai layanan media sosial yang mendukung penuh eksistensi diri penggunanya (ce'ileh bahasanya) kapan dan di manapun berada. Kita belum lagi menyentuh Instagram, Path, Pinterest, Google+, dan media-media sosial lainnya.
Akhirnya, blog mulai ditinggalkan. Facebook, Twitter, dan media sosial lainnya yang lebih populer. Populasi blogger menurun dan terancam punah (oke, ini lebay). Dunia blogging kini diisi oleh orang yang benar-benar
passionate untuk menulis dan mencurahkan isi kepalanya, baik itu curhatan maupun tulisan yang lebih serius.
Teman-teman saya di dunia blogging-pun rasanya makin lama semakin berkurang.
Move On. Pindah ke media sosial bentuk lain yang lebih populer dan praktis. Mungkin di pikiran mereka, "Buat apa capek-capek bikin postingan di tempat yang peminatnya lebih sedikit, sedangkan ada tempat lain yang peminatnya lebih banyak dan lebih gampang?" adalah masuk akal.
Padahal blog menawarkan sesuatu yang lebih dalam: kedekatan. Saya tidak tahu dengan kalian, tapi saya merasa blog itu benar-benar personal dan mendekatkan. Membaca postingan seseorang rasanya kayak ikut masuk ke dalam dunia mereka. Apapun genre blognya. Banyak di antara teman-teman blogging itu yang ketika bertemu, seperti bertemu teman lama padahal baru ketemu langsung pada saat itu juga.
Saya ingin tetap menjadi blogger.
Saya ingin tetap ketika bertemu dengan teman yang kenal di dunia digital, lalu pertanyaannya berbunyi, "Kamu yang suka nulis puisi itu kan?", "Kamu (isikan dengan nama pena kamu di sini) kan?", "Kamu yang suka nulis tentang Makassar itu kan?", "Kamu yang senang jalan-jalan itu kan?".
Bukannya, "Oh, Kamu si (isikan username Kamu di sini), yang sering galau itu kan?", atau "Kamu yang sering update status alay itu kan?", "Kamu yang sering selfie pakai camera360 itu kan?".
Blog yang perlahan-lahan mulai ditinggalkan entah mengapa rasanya jadi semakin istimewa. Saya jadi merasa
antimainstream. Berasa
hipster. Semua orang bisa eksis di facebook, twitter, dan media lain. Tapi di blog? Butuh kemauan, Kawan.
Nah, untuk menjaga semangat nge-blog itu, kita butuh terus me-
refresh-nya. Rajin
blogwalking dan rajin perang komentar. Kalau perlu rajin ikut lomba. Gabung di komunitas-komunitas blogger. Kalau kamu orang Makassar atau sekitar-sekitarnya, Ayo gabung di
Anging Mammiri! (Bayar ka' nah, Pacca!). Gabung di
BloggerEnergy yang isinya para personal blogger yang rajin blogwalking tiap hari tanpa peduli cuaca!
Pengguna blog memang tidak seramai dulu lagi. Kita hanya bisa berharap semoga tradisi blogwalking ini menjadi sesuatu yang superorganik, meskipun orangnya ganti-ganti, semoga tradisinya tetap hidup. Amin.
Siapa yang tahu, suatu hari nasib Facebook dan Twitter (serta media sosial lain) mungkin akan seperti Friendster dan MySpace. Habis oleh pengguna. Blog memang peminatnya tidak sebanyak facebook dan twitter, tapi penurunannya juga tidak begitu banyak. Stabil-lah istilahnya. Tidak naik-naik
banget, tapi juga tidak turun-turun
banget.
Saya ingin mengajak kalian untuk membaca pidato singkat saya ini:
"
My Fellow Blogger! Today is the day! The day after yesterday and the day before tomorrow! If today is Sunday, then tomorrow would be Monday!"
Artinya kurang lebih begini, "Kawan-kawan blogger saya yang baik hatinya. Marilah sama-sama kita tularkan racun
blogging ini ke teman-teman kita. Ke adik-adik kita, ke sahabat-sahabat kita. Semoga dengan begitu dunia blog akan tetap ramai. Yakinlah, kita! Kita yang saling kenal tapi boleh jadi belum pernah bertemu ini bisa mengubah dunia! Paling tidak dunia blogging kita sendiri ke arah yang lebih maju".
Salam super!
(Tulisan ini adalah respon terhadap tulisan Ipul Gassing -
Blogwalking, Tradisi Jaman Dulu?)
Rhapsody Cafe, Makassar
26 Januari 2013 - 05:23 PM WITA.