Apa itu Kreatifitas dan Kenapa Kita Salah Mengartikannya


Sampai sekarang, saya selalu iri sama orang yang bisa menggambar dan bisa desain grafis. Apalagi orang yang bisa keduanya. Saya juga iri sama orang yang jago fotografi dan videografi. Apalagi orang yang bisa keduanya.

Sampai sekarang, saya selalu iri sama orang yang punya akses cukup untuk mengembangkan minat dan bakatnya. Sebut saja misalnya, orang yang suka desain grafis punya komputer yang mutakhir dan tablet wacom, atau orang yang suka fotografi dan videografi dihadiahi kamera oleh orangtuanya. Orang yang hobinya ngupil dihadiahi empat belas pasang lubang hidung penuh upil segar.

Sekarang, saya mau tanya sama Kamu. Pernahkah kamu merasa iri, misalnya kamu melihat orang yang hobinya sama denganmu dan dia punya akses dan media yang lebih lengkap darimu?
Atau pernahkah Kamu, misalnya merasa gatal melihat ABG yang dihadiahi kamera DSLR yang ujung-ujungnya dipake buat foto selfie (entah bagaimana caranya bisa selfie dengan kamera itu)?

Jujur saja, Saya, Kamu, pasti pernah jadi malas mengembangkan minat dan bakat karena tidak punya medianya, atau karena media yang terbatas. Coba nonton video ini dulu deh:

Ayo nonton dulu!
Saya tunggu!
Serius saya tunggu!
Sudah?
Ndak bohong? Kalau ndak nonton dulu nanti ndak bakal nyambung loh.

Gimana videonya? Lucu?
Itu film Uganda, judulnya Tebaatusasula (Entahlah, judulnya sudah benarkah?) produksi Wakaliwood & Ramon Film Productions. Mereka adalah filmaker pertama di Uganda. Film ini sendiri diproduksi kurang lebih tahun 2010.

Awalnya saya merasa lucu. Aduh kekonyolan macam apa ini? Ini film? INI SERIUS FILM? Sampai saya nonton video Behind The Scene-nya.


DANG!
Pas nonton video behind the scenenya berasa kayak ditampar, terus digampar, terus ditampar lagi.
Mereka hampir tidak punya apa-apa untuk bikin film. But guess what? They made it.
Sekarang saya merasa malu sama diri saya sendiri.

Selama ini sepertinya kita lebih fokus pada apa yang kita tidak punya dibanding apa yang sebenarnya kita sudah punya. Kalau saja kita fokus sama apa yang sudah kita punya, mungkin sudah bisa jadi sesuatu. Tidak usah pedulikan apa tanggapan orang lain dulu. Bikin saja dulu sebisa kita! Mau orang bilang konyol, lucu atau aneh.

Hasil Iseng sama Fith tahun 2011
Beberapa tahun yang lalu, saya dan Fith coba untuk iseng belajar fotografi, sayangnya kita berdua tidak punya kamera, tapi kita punya teman yang punya kamera. Di sinilah prinsip pertemanan nomor dua berlaku. Kamera itu kami pinjam. Lengkap dengan tripodnya.

Kalau menurut kalian sendiri, Kreatifitas itu apa?
Karya yang dibuat oleh orang dengan akses dan media lengkap (bahkan berlebih) atau karya yang dibuat oleh orang dengan media terbatas? Sama. Keduanya sama-sama kreatifitas. Bedanya, kalau orang yang punya media yang lengkap, terus mereka bikin sesuatu yang keren, itu wajar.

Nah kalau kita masih bisa berkarya di tengah-tengah keterbatasan seperti yang dilakukan oleh tim produksi film Tebaatusasula ini, itu baru luar biasa! Itu baru keren!



Mungkin kita cuma perlu fokus sama apa yang kita punya sekarang. Selama ada kemauan untuk terus belajar dan bikin karya, kayaknya kita tidak perlu khawatir berlebihan. Yang penting dari proses awal kreasi mungkin adalah ide itu sendiri dulu. Keterbatasan yang kita punyai? Belakangan!

Teman saya, Alvidha dan Titah pernah bilang kayak begini: Apapun karya yang kita bikin, pasti ada saja orang yang kerjanya mencela karya yang sudah kita bikin itu. Dan pada saat itulah mungkin kita harus tutup kuping dulu. Kalau kita terus mendengar ocehan mereka, lama-lama kita akan ciut juga dan pada akhirnya berhenti bikin sesuatu. Hiii. Serem.

Oh iya, seminggu yang lalu saya coba bikin video timelapse, lagi-lagi pakai kameranya teman. Tinggalkan komentar ya :)


Blogger FTW! (Sebuah Tulisan untuk Semua Bloggers)


Saya ingin membawa Kalian ke akhir tahun 2008. Itu adalah pertama kalinya saya memulai blogging. Waktu itu, saya masih mahasiswa baru yang di wajahnya masih banyak jerawat bekas masa-masa SMA. Pertama kali saya memutuskan untuk blogging, blog itu saya kasih alamat planktonemon.blogspot.com. Kalau Kalian tanya kenapa, saya ingin Kalian tahu bahwa saya adalah penggemar Sheldon James Plankton, tokoh antagonis di serial Spongebob Squarepants.

Ketahuilah, bahwa dahulu blog saya isinya puisi. Iya, waktu itu saya kira saya bisa menulis. Saya masih ingat layout pertama yang saya pakai. Warnanya hitam merah, backgroundnya hitam dihiasi gambar perempuan yang sedang duduk di ayunan. Ala emo-emo gitu. Melankolis gitu. Suatu hari saya ditegur oleh seorang Tukang Blog lewat kolom komentar.


Tahun 2008 adalah tahun yang cukup berat untuk saya. Waktu itu saya dan teman-teman dekat saya mulai terpisah karena kami harus kuliah di kampus yang beda-beda. Saya, Deddy, Rahman, dan Kelik menetap di Makassar sedangkan Fithrah ke Jakarta dan Egha ke Bandung. Dan iya, Tukang Blog yang meninggalkan komentar di atas adalah si Fithrah.

Yap, jadilah blog saya isinya adalah tulisan-tulisan tentang keseharian saya (Tapi saya tidak berhenti bikin puisi, saya bikin blog satu lagi). Kehidupan saya yang magically biasa-biasa ini harus dibagi ke orang lain. To make the world a better place.

Waktu itu saya sangat semangat nge-blog. Saya belum punya laptop, komputer, apalagi koneksi internet. Jadi, untuk menulis postingan baru, saya akan pergi ke warung internet (warnet), mengetik di sana, dan mengeposkannya saat itu juga. Sehari bisa sampai dua kali saya ke warnet. Satu hal yang membuat saya semangat untuk nge-blog waktu itu adalah saya menemui teman-teman yang memiliki passion blogging yang sama.

Dulu ada sebuah forum yang namanya Rumah Blogger, sebuah forum Blogger yang cukup besar dan asyik, yang lama setelah aktif di sana, baru saya tahu bahwa yang menginisiasi adalah si Benakribo. Di Forum ini juga saya kenal sama beberapa blogger yang seru-seru, beberapa di antaranya ada si Defri, Lily, Stella, ada Vicky juga. Saya jadi makin semangat nge-blog.

Hampir pada saat bersamaan, saya menemukan komunitas blog Anging Mammiri. Sebuah komunitas blogger Makassar yang mengakrabkan saya dengan citizen journalism, mafhum saja. Kalau di Rumah Blogger, membernya rata-rata seumuran dengan saya, kalau di Anging Mammiri ini, anggotanya banyak yang lebih tua dari saya. Tulisan mereka soal Makassar juga keren-keren.

Logo Forum Rumah Blogger
Logo forum Anging Mammiri di Ulang Tahun ke-7
Di kampus, teman-teman yang tahu saya punya blog banyak yang minta dibikinkan blog. Tentu saja saya jadi makin semangat. Semakin banyak teman-teman blogger, semakin banyak blog yang bisa dikunjungi, bisa dikomentari, bisa kasih komentar, yang bikin saya harus semakin sering ke warnet. Doh. Kehidupan kami di dunia blogging rasanya begitu sempurna.

Tapi semua berubah, saat negara api menyerang.

True Story
Datangnya Facebook dan Twitter memberikan warna baru untuk dunia blogging. Iya, meskipun warnanya tidak begitu bagus. Facebook dan Twitter menawarkan kemudahan dan kecepatan. Kalau di blog, biasanya isinya panjang, pakai gambar ilustrasi lebih bagus lagi. Di Facebook dan Twitter tidak serumit itu. Tidak usah pilih-pilih tampilan, tidak pakai skrip-skrip, tanpa kode!
(Belum lagi kalau banyak typo)

Perkembangan teknonogi informasi dan komunikasi juga memegang peranan penting. Koneksi internet semakin kencang (meskipun di Indonesia tidak kencang-kencang amat), biaya internet semakin murah dan semua handphone produksi baru sudah mendukung akses internet yang cepat. Tumbuhlah Facebook dan Twitter sebagai layanan media sosial yang mendukung penuh eksistensi diri penggunanya (ce'ileh bahasanya) kapan dan di manapun berada. Kita belum lagi menyentuh Instagram, Path, Pinterest, Google+, dan media-media sosial lainnya.

Akhirnya, blog mulai ditinggalkan. Facebook, Twitter, dan media sosial lainnya yang lebih populer. Populasi blogger menurun dan terancam punah (oke, ini lebay). Dunia blogging kini diisi oleh orang yang benar-benar passionate untuk menulis dan mencurahkan isi kepalanya, baik itu curhatan maupun tulisan yang lebih serius.

Teman-teman saya di dunia blogging-pun rasanya makin lama semakin berkurang. Move On. Pindah ke media sosial bentuk lain yang lebih populer dan praktis. Mungkin di pikiran mereka, "Buat apa capek-capek bikin postingan di tempat yang peminatnya lebih sedikit, sedangkan ada tempat lain yang peminatnya lebih banyak dan lebih gampang?" adalah masuk akal.

Padahal blog menawarkan sesuatu yang lebih dalam: kedekatan. Saya tidak tahu dengan kalian, tapi saya merasa blog itu benar-benar personal dan mendekatkan. Membaca postingan seseorang rasanya kayak ikut masuk ke dalam dunia mereka. Apapun genre blognya. Banyak di antara teman-teman blogging itu yang ketika bertemu, seperti bertemu teman lama padahal baru ketemu langsung pada saat itu juga.

Saya ingin tetap menjadi blogger.

Saya ingin tetap ketika bertemu dengan teman yang kenal di dunia digital, lalu pertanyaannya berbunyi, "Kamu yang suka nulis puisi itu kan?", "Kamu (isikan dengan nama pena kamu di sini) kan?", "Kamu yang suka nulis tentang Makassar itu kan?", "Kamu yang senang jalan-jalan itu kan?".
Bukannya, "Oh, Kamu si (isikan username Kamu di sini), yang sering galau itu kan?", atau "Kamu yang sering update status alay itu kan?", "Kamu yang sering selfie pakai camera360 itu kan?".

Blog yang perlahan-lahan mulai ditinggalkan entah mengapa rasanya jadi semakin istimewa. Saya jadi merasa antimainstream. Berasa hipster. Semua orang bisa eksis di facebook, twitter, dan media lain. Tapi di blog? Butuh kemauan, Kawan.

Nah, untuk menjaga semangat nge-blog itu, kita butuh terus me-refresh-nya. Rajin blogwalking dan rajin perang komentar. Kalau perlu rajin ikut lomba. Gabung di komunitas-komunitas blogger. Kalau kamu orang Makassar atau sekitar-sekitarnya, Ayo gabung di Anging Mammiri! (Bayar ka' nah, Pacca!). Gabung di BloggerEnergy yang isinya para personal blogger yang rajin blogwalking tiap hari tanpa peduli cuaca!

Pengguna blog memang tidak seramai dulu lagi. Kita hanya bisa berharap semoga tradisi blogwalking ini menjadi sesuatu yang superorganik, meskipun orangnya ganti-ganti, semoga tradisinya tetap hidup. Amin.

Siapa yang tahu, suatu hari nasib Facebook dan Twitter (serta media sosial lain) mungkin akan seperti Friendster dan MySpace. Habis oleh pengguna. Blog memang peminatnya tidak sebanyak facebook dan twitter, tapi penurunannya juga tidak begitu banyak. Stabil-lah istilahnya. Tidak naik-naik banget, tapi juga tidak turun-turun banget.

Saya ingin mengajak kalian untuk membaca pidato singkat saya ini:
"My Fellow Blogger! Today is the day! The day after yesterday and the day before tomorrow! If today is Sunday, then tomorrow would be Monday!"
Artinya kurang lebih begini, "Kawan-kawan blogger saya yang baik hatinya. Marilah sama-sama kita tularkan racun blogging ini ke teman-teman kita. Ke adik-adik kita, ke sahabat-sahabat kita. Semoga dengan begitu dunia blog akan tetap ramai. Yakinlah, kita! Kita yang saling kenal tapi boleh jadi belum pernah bertemu ini bisa mengubah dunia! Paling tidak dunia blogging kita sendiri ke arah yang lebih maju".
Salam super!

(Tulisan ini adalah respon terhadap tulisan Ipul Gassing -  Blogwalking, Tradisi Jaman Dulu?)

Rhapsody Cafe, Makassar
26 Januari 2013 - 05:23 PM WITA.

Tahun Baru! Layout Baru!

Setelah lebih dua tahun menggunakan layout yang sama, akhirnya saya putuskan mendandani planet ini. Biar lebih segar. Hehe. Bagaimana menurut kamu?

Tahun baru layout baru! Yey!  Jadi seperti yang Kalian lihat sekarang, Teman-teman. Blog saya akhirnya diperbarui tampilannya. Biar lebih segar dipandang mata, biar Kalian tidak bosan mendatanginya. Biar masa depan dan rumah tangga kita sakinah. Eh?

Iya, sekarang blog ini pakai fungsi readmore. Padahal beberapa saat yang lalu, saya pernah bilang kalau Saya tidak begitu suka sama blog yang pakai fungsi readmore. Tidak apa-apa, karena sekarang sepertinya saya sudah suka.

Puncak pergulatan batin saya untuk menggunakan template ini adalah ketika menyadari bahwa model dasar template yang saya download ini tidak memiliki fungsi gambar header. Ada sih, tapi bukan header yang bisa di-klik seperti yang biasa saya pakai di layout lama.

Oh iya, ngomong-ngomong soal header, saya ingin mengenalkan Kalian sama Fithrah. Fithrah adalah orang yang sejak awal membuatkan saya header blog.

Ini adalah layout yang pertama kali Fithrah bikinkan
Header Perdana
Waktu itu layout blog saya masih fullpage, jadinya lebar begitu. Mungkin ngikut ke jidat bloggernya.
Agak Canggih
Akhir tahun 2011, saya minta tolong ke Fithrah untuk bikinkan header dan hasilnya benar-benar keren. Paling tidak menurut saya. Atau menurut Kami berdua.

Di layout baru ini, saya memutuskan untuk mengganti header lama dengan fungsi featured post atau navigasi atau apalah namanya. Oh iya, karena setiap postingan akan ada gambar thumbnail di halaman utama, akan ada beberapa postingan lama yang kelihatan berantakan karena tidak semua gambarnya sesuai. Give me some time ya. Aku butuh waktu untuk memperbaiki semua ini. Aku akan usahain yang terbaik buat kita. Percaya deh sama Aku. Ya?

Apa tanggapan kalian soal tampilan baru ini, Aliens? Tolong ditulis ya tanggapannya :
Salam

(Blogger) Profil Blogger Lawas VS Profil Integrated Google+

Let's Talk about terobosan blogspot soal penyatuan layanan Blogspot dan Google+. Dan bagaimana saya menanggapinya. Huft.                                                                                                                       


Tetetodeeetttttt *Ini bunyi terompet
Tredetdettttttttt *Ini bunyi kentut
Maaf kelepasan

Jadi, bagaimana tahun baru kalian, Aliens?
"Ya biasa aja sih, Tyar. Gini-gini aja. Yang jomblo makin jomblo. Yang sendiri makin sendiri".
Anyway, senang rasanya bisa kembali ke blog ini setelah cukup lama diabaikan. Senang rasanya bisa kembali ketemu sama kalian. Anyway, hari ini saya ingin membahas tentang layanan profil Blogger.
Antara Profil Blogger Lawas VS Profil Integrated Google+

Kalau kalian belum pernah liat kedua profil yang saya maksud, ini gambarnya:

Profil Blogger Lawas

Profil Integrated Google+
Hampir semua yang suka blogwalking ke sini pakai Profil yang sudah terintegrasi dengan Google+, layanan media sosial yang diperkenalkan oleh Google beberapa tahun yang lalu dan semakin masif memasuki layanan-layanannya yang lain, termasuk Blogger (Blogspot) dan Youtube. Beberapa orang mungkin menyukainya, beberapa orang lagi, mungkin juga tidak.

1. Tampilan
Terinspirasi dari kalimat, "Dari mata turun ke hati", ayo kita mulai membandingkan kedua hal ini dari tampilan dulu.
Tampilan profil lawas terkesan agak ketinggalan zaman dan kurang menarik. Di sebelah kiri ada foto si empunya blog, sedangkan di sebelah kanan ada data-data si empunya blog tersebut. Bandingkan dengan profil baru yang sudah terintegrasi dengan Google+. Tampilannya lebih segar, lebih banyak gambar, dan sudah mendukung untuk saling bertukar komentar layaknya facebook.

2. Navigasi
Navigasi Profil Lawas
Navigasi di profil lawas cenderung lebih mudah dan sederhana. Di bagian atas ada daftar blog yang dimiliki, dan di bawah ada daftar blog yang diikuti. Informasi-informasi yang disajikan cenderung singkat, padat, jelas, dan cukup.

Navigasi Profil Baru
Membingungkan. Nuff Said. Sejujurnya saya bingung bagaimana membaca profil baru ini. Kadang-kadang saya bingung, mana postingan yang ditulis si pemilik blog dan mana yang bukan (biasanya berasal dari aktifitas terbaru/recent activities) dan kadang-kadang bingung harus mulai membaca dari mana.

3. Profil VS Media Sosial Baru
Saya tidak tahu soal Kalian, tapi saya bikin blog sejak awal karena sederhananya saya ingin punya blog. I Just want a simple blog. Saya hanya ingin blog sederhana yang punya followers dan pembaca, sekarang karena telah terintegrasi dengan Google+, kita punya media sosial lagi. Yey, sekarang kita sudah bisa saling meng-add lagi dalam bentuk add to-circles. Untuk saya, saling follow dengan sistem follow yang lama sudah cukup. Google+ Followers? Meh!

Iya, saya masih pakai profil blogger yang lama
Anyway, kalau kalian punya pendapat yang berbeda, silahkan tulis di komentar :)

Untuk yang profilnya saya jadikan contoh jangan marah ya. Haha
Kunjungi blog mereka di sini:
Harda
Zhie
Dwi Kresnoadi

We Said Happy New Year!

Artwork by Fith

Saya tidak tahu dengan 2013 kalian, Aliens, tapi buat saya pribadi, tahun 2013 sudah resmi menjadi tahun yang cukup berat untuk diri saya pribadi. Pertama, di tahun ini, teman-teman angkatan di kampus graduate satu persatu dan yang bikin sedih adalah mereka graduate tanpa saya di dalamnya *PelukTiang*

Iya, rasanya aneh saja, rasanya baru kemarin kami ketemu di kampus sebagai mahasiswa baru yang polos dan penuh bekas jerawat sisa-sisa masa SMA. Sekarang, semuanya sudah fokus untuk masa depan yang lebih serius, untuk mimpi-mimpi yang semoga lebih dekat. Di manapun kalian nanti, anak-anak Komunikasi Unhas angkatan 2009, tolong jangan lupakan saya dan doakan semoga dilancarkan jalannya menyusul kalian pakai toga. *PelukTembok*
Tapi tidak apalah, bukankah kita memang sudah harus siap berpisah bahkan pada saat pertemuan baru saja kita alami? *KibasPoni*

Ke dua, tahun 2013, saya sudah dituntut untuk segera menyelesaikan studi di kampus. Iya, tidak resmi menuntut lewat jalan hukum juga sih. Tuntutan yang satu ini sifatnya informal, misalnya:
Ketika ketemu teman lama, pertanyaannya akan berbunyi, "Hei, Tyar. Bagaimana kuliahnya?"
Ketika ketemu teman baru, pertanyaannya akan berbunyi, "Oh, Tyar ini sudah semester akhir ya? Bagaimana skripsinya?"
Ketika bertemu dengan rumpun keluarga, "Wah, Tyar sudah besar. Sudah lulus kuliah ya?"
Ketika bertemu dengan guru, "Bagaimana skripsinya, Nak? Sudah selesai?"
Rasanya, seluruh dunia kompak untuk menuntutmu perihal yang satu ini.

Kalau sudah ditanya begini, biasanya Saya akan memasang wajah  cukup serius, saya pandang mata si penanya dalam-dalam, sembari saya katakan pada mereka, "Bro/Sis/Mbak/Mas/Pak/Dek/Sayang/Cinta/Madu/Honey/Mama/Bunda, sini saya kasih tips ketika bertanya".
Sambil tetap memandang si penanya dalam-dalam, saya melanjutkan.
"Tanyakanlah dulu kesehatanku"
"Lalu tanyakan kabarku"
"Lalu kau tanyakan hari-hariku"
"Baru setelah itu, Kau tanyakanlah skripsiku"
"Supaya", kata saya dalam-dalam
"Saya bisa menjawab dulu dengan tiga kali Alhamdulillah baru ditutup dengan Astagfirullah"
Lalu di penanya akan mafhum dan kalau mereka cukup baik, akan meminjamkan bahunya untuk disandari. Oke ini jijik.

By the way, banyak juga hal yang menyenangkan yang terjadi di tahun 2013 kemarin. Salah satunya saya dapat kesempatan jalan-jalan ke Semarang sama si Harda selama beberapa hari.

Saya yang pakai baju hitam, kalau kalian bingung
Di Makassar, tahun 2013 adalah tahunnya komunitas, Boi! Komunitas-komunitas tumbuh subur seperti rerumputan yang menjalar ke mana-mana. Ada komunitas pecinta jalan-jalan dan backpacking yang eksis jalan-jalan ke mana-mana, ada komunitas pecinta sosial media, ada komunitas pecinta blogging, ada komunitas pecinta berkebun, bahkan ada komunitas pecinta komunitas! Oke, yang terakhir ini ngarang.

Di tahun 2014 ini, rencananya saya akan menginisiasi pembentukan KPJ, Komunitas Peduli Jomblo. Sebuah komunitas yang berbasis dari hati dan kepedulian terhadap para tuna asmara. Ketika kopdar, kami akan menghadirkan para pemerhati jomblo dan bersama-sama mengumpulkan bahu lalu mendonasikannya kepada para jomblo ini. Mereka lebih butuh bahu ketimbang hal apapun di dunia, percayalah!

Fokus, initinya nanti di tahun 2014, mungkin akan ada lebih banyak perubahan. Iya, angkatan kami satu persatu akan menginjak usia 24 dan 25, yang seharusnya bisa lebih fokus sama depan. Statusku di kampus? Itu, mahasiswa stadium empat koma lima enam. Mati enggan, wisuda pun tak sanggup. Kalian mau tahu rasanya digantung yang sebenarnya? Itu adalah ketika kalian sudah diikutkan yudisium namun belum ditogai. Sarjana belum wisuda, pengangguran yang tertangguhkan statusnya.
PS: Bahkan sebenarnya saya sudah menyiapkan satu foto untuk nanti ditempel di ijazah. *PelukLuluTobing*


Oh iya, karena sebentar lagi diwisuda, which is a little bit sad, karena sebenarnya wisuda tidak pernah menjadi titik akhir melainkan awal. Berarti setelah itu seharusnya saya menghadapi hidup dengan lebih serius dan saya masih takut menghadapinya. Iya, kamu tahulah, kita akan selalu terjebak di pertanyaan, "Apa yang kamu lakukan untuk merasa hidup?" dan "Apa yang kamu lakukan untuk bertahan hidup".

Tahun 2014 sambil menunggu Wisuda bulan Maret, saya belum ada rencana besar kecuali memperbanyak waktu untuk memantaskan diri dan mengasah keterampilan. Saya berharap bisa punya kamera sendiri tahun ini. Mau belajar motret tapi tidak punya kamera rasanya kayak mau belajar menopang kerasnya kehidupan para jomblo sedangkan dia sendiri tidak pernah punya bahu. *Halah

Oke, saya juga berencana mau bikin channel di Youtube, semoga bisa kesampaian awal Januari ini. Saya selalu senang bikin video iseng sejak SMA pakai kamera HP yang ekstensinya *.3gp dan kualitas gambarnya SuperHD, Super Hancur Deh *Maksa. Apa isinya? Saya juga belum tahu.

Tapi yang paling penting di tahun 2014 ini, saya ingin mengucapkan terimakasih untuk kalian yang mampir ke blog ini. Dengan segala kerendahan hati, mari sama-sama kita berdoa agar tahun ini menjadi lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya. *Ucapannya Standar* Amin.