Semalam di Alfamidi

Semalam di Alfamidi

Jadi tadi malam aku mampir ke Alfamidi. Jam sepuluh malam lewat. Awalnya aku agak galau, mau mampir ke Alfamidi atau ke Alfamart, atau jangan-jangan sekalian ke Alfa Express. Belakangan ini, aku memang rentan sama galau. Bahkan untuk memilih minimarket saja aku jadi takut kecewa. Takut tersakiti.

Akhirnya aku pilih Alfamidi karena itu yang kudapati pertama. Aku yakin dia dibangun di sana ada alasan. Bukan kebetulan, ini mungkin sudah takdir kami. Maka masuklah aku ke sana. Tanpa buka jaket, tanpa titip tas, dan tanpa buka sepatu, tanpa pakai sarung serta tanpa baju gamis sebab ini minimarket, bukan mesjid. Berlalu aku ke sana, ke lemari pendingin yang oleh kalian barangkali ada yang menyebutnya kulkas. Di dalam lemari itu memang benar dingin, aku raih sekotak besar susu coklat, lalu ke bagian cemilan.
"Untuk teman minum susu", pikirku.

Awalnya aku cari coklat, lalu batinku berontak. Bertengkar. Antara Beng-beng atau Tango. Kuputuskan beli keripik, batinku bertengkar lagi antara Kusuka atau Qtela. Ah! Ini yang bikin aku kadang-kadang malas berbelanja sebab suka bingung saking banyaknya pilihan. Minta saran ke mas-mas atau mbak-mbak paling juga sarannya akan sama saja.
"Pilih sesuai hati nurani", pasti begitu. Oh, Tuhan. Bahkan untuk memilih cemilan rasanya sudah seperti memilih calon gubernur.

Akhirnya aku berjalan ke kasir dengan sekotak besar susu coklat dan sebotol kecil sambal ABC. Iya.
Aku jalan ke kasir sebab jika lari nanti tidak sopan. Aku jalan sebab aku orangnya sopan. Dihitunglah oleh kasir belanjaanku malam itu. Delapan belas ribu jumlahnya. Di layar kasir aku lihat ada sesuatu yang baru. Sebuah kotak berisi "Profil pembeli". Barangkali untuk survei barang yang terjual sesuai dengan profil pembeli. Di dalamnya ada jenis kelamin dan umur. Ku serahkan sejumlah uang, sambil menghitung kembalian dia masukkan data di kotak profil di komputernya. Di arahkan pilihan ke sana, lalu di klik, "Laki-laki, <18 tahun".
Hening.

Lalu aku pulang. Meninggalkan Alfamidi sendiri, meninggalkan karyawannya, meninggalkan kasir yang masih harus bekerja di larut malam saat kita semua sudah beristirahat di rumah, demi tanggung jawab dan demi uang untuk keperluan sehari-hari dan mungkin keperluan keluarga.
Semalam di Alfamidi
4/ 5
Oleh

5 komentar

  1. ini ceritanya postingan senang hati disangka masih dibawah 18 tahun gitu ??? hahahahaha

    BalasHapus
  2. maksi udah follow ...
    aku follow balik ya... :)

    http://nikitanikamu.blogspot.com

    BalasHapus
  3. Sekarang pake "aku' di', kak? hahah
    Iya saya juga waktu ke alfa. Tapi waktu itu mas-masnya pilih 20-40 tahun di kotak profilnya. Hais -_-v

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha. Iseng jie pake "aku", cuma karena pengen.
      Deh, memang dewasa koh memang, Fitrah...
      Itu di kotaknya, perempuan ji na centang kah? #kabur

      Hapus

Halo! Terima kasih sudah meninggalkan komentar. Mohon maaf untuk sementara, komennya saya moderasi dulu ya karena banyaknya komen spam yang masuk.
EmoticonEmoticon