Rabu yang Menjadikan Terlambat

Rabu yang Menjadikan Terlambat

Selamat pagi, Aliens. Mula-mula, biarkanlah saya, saya yang tampan ini untuk sebelum memulai postingan berikut mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Adha untuk seluruh manusia yang ada di mukanya bumi!

Well, pagi ini saya mengawali hari dengan sedikit kurang baik. Itu adalah pagi ketika saya dimarahi ibu, atau nyokap kalau orang muda menyebutnya. Saya dimarahi karena itu, setelah dibangunkan malah beranjak tidur lagi di depan TV padahal ibu sudah siap berangkat sekolah. Iya, di umurnya yang tidak lagi anak muda, ibu saya masih rajin ke sekolah. Itu dikarenakan karena ibu saya, selain ibu rumah tangga, juga seorang ibu guru.

Itu adalah pagi ketika setelah dibangunkan dua kali, saya juga melanjutkan tidurnya dua kali juga. Wajar kalau ibu saya marah. Akhirnya saya segera mengambil jaket dan jins kemudian menyalakan motor. Maksud saya menyalakan bukan berarti membuat motor saya menjadi bersinar seperti lampu, Maksudnya supaya hidup, supaya aktif.

Padahal saya ada kuliah jam delapan pagi juga, yang itu artinya, kalau tidak langsung ke kampus setelah mengantar ibu, maka dapat dipastikan akan terlambat ke kampusnya. Dan, oh. Karena itu ibu saya sudah buru-buru sekali dan memang dosen yang masuk pagi ini biasanya datang satu jam lebih lama, maka akhirnya saya memutuskan untuk mengantar ibu saya saja dulu. Pulangnya baru mandi kalau memang mau.

Jam dinding yang selalu ada di dindingpun kompak, itu sudah jam delapan ketika saya sampai rumah setelah mengantar dan menyempatkan diri mampir ke Alfamart untuk beli sekaleng susu. Rencana saya pagi ini memang sempurna sekali. Pertama, kita minum susu, kemudian internetan sebentar, dan lalu mandi dan berangkat ke kampus. Perencanaan yang memang sempurna sekali.



Loh? Mengapa Ada Alstrojo? Kalau kalian mau tahu, Alstrojo itu adalah teman sekelas saya di kampus. Dan, oh. Lihat! Dia menulis satu nama di Tweetnya. Siapa? Iya, Bu Jeni. Saya tulis satu kali lagi biar dramatis: Bu Jeni.

Dan Oh, ternyata yang masuk itu bukan dosen yang sudah saya perhitungkan sejak awal! Yang masuk itu Bu Jeni! Dan kalau kalian mau tahu, Bu Jeni adalah dosen Komunikasi paling disiplin meskipun dia adalah satu-satunya perempuan yang mendosen di jurusan ini.

Kemudian saya memutuskan untuk mencari tebing dan loncat sampai saya sadar di sini tidak ada tebing. Jadilah kini saya di kamar. Tidak masuk kuliah, belum mandi, dan ditemani listrik yang padam entah sejak jam berapa.
Sigh.
Rabu yang Menjadikan Terlambat
4/ 5
Oleh

1 komentar

Halo! Terima kasih sudah meninggalkan komentar. Mohon maaf untuk sementara, komennya saya moderasi dulu ya karena banyaknya komen spam yang masuk.
EmoticonEmoticon