TENTANG SAYA


***
Halo! Kalau kamu sampai ke halaman ini, saya menyimpulkan, kalau kamu, dengan alasan apapun, tertarik sama saya.

Iya, saya se-ge'er-itu.

Tapi ayo berteman!

Nama saya Adityar. Sengaja dibikin pendek saja nama itu supaya gampang ditulis sebagai nama belakangmu.

Oleh rekan-rekan sebaya biasa dipanggil Tyar. Oleh dede'-dede' gemesh biasa dipanggil Kak Ty, katanya biar gaul.

Saya mulai ngeblog sejak tahun 2008, beberapa bulan sejak lulus SMA. Blog ini adalah blog personal, dengan tema paling banyak adalah cerita saya sehari-hari.

Selain cerita sehari-hari, saya juga kadang menulis hal-hal yang saya minati, seperti dunia blogging, teknologi, internet, foto, video, dan film. Mudah-mudahan kamu menyukai salah satunya, jadi kalau kita ketemu, kita gampang nyambung.

Siapa tahu bisa jadian?


Di tempat umum, saya akan sering terlihat mengenakan kaos reglan putih hitam dengan gambar alien di dada sebelah kirinya. Kaos ini memang kaos yang harus saya pakai, apalagi kalau kegiatan yang saya ikuti itu ada hubungannya dengan blog-blog-an. Selain itu, memang saya tidak punya baju lain. *menunggu endorse-an*

Selain kuliah di Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin dan ngeblog di sini, saya bersama beberapa tim sedang membangun usaha kecil-kecilan di bidang foto prewedding berbasis di Makassar.

Saya selalu pendiam di lingkungan (dan orang) baru. Gara-gara itu, saya sering dibilang angkuh, padahal cuma pemalu. Kasih saya kesempatan dua atau tiga kali kencan sama kamu, dan saya akan jadi orang paling cerewet yang pernah kamu kenal.
***
Rekam Jejak (klik untuk membaca artikelnya)
*** 

Kami Pindah Rumah!

Kami Pindah Rumah!

Kami Pindah Rumah!
Dengan mengucap bismillahirrahamnirrahim, akhirnya blog yang baru pun dengan ini akan difungsikan menggantikan fungsi planktonemon.blogspot.com
Terimakasih.

Ini Dia alamat blog yang baru:
/http://kertasium.blogspot.com/

Jangan lupa difollow ulang yah?!

Mohon maaf atas ketidaktampanan ini.
Regards, Andis Mahmud - Adityar.

akhir kata, gunakan pestisida ramah lingkungan!

TENTANG BLOG INI


Pertama kali diterbitkan tahun 2008, blog yang sekarang bernama planetyar.com ini beralamat di planktonemon.blogspot.com. Waktu itu judulnya Superplankton on Blog. Iya, ketahuilah saya menyukai tokoh Plankton di serial Spongebob Squarepants karena dia jahat.

Memasuki 2010, alamatnya diganti jadi kertasium.blogspot.com. Dikasih nama kertas mengikut ke themesnya yang ala-ala kertas-kertas begitu.

Tampilan Tahun 2011
Lihatlah header yang epik dan dibuat pakai Photoscape itu! Blog ini memang tidak pernah terkenal karena artworknya.

Tampilan Tahun 2013
Kalau ditanya kenapa nge-blog, saya tidak pernah bisa memberikan jawaban yang tepat. Pada awalnya, blog ini dibikin karena pada tahun 2008 lalu, saya sedang gaul-gaulnya di situs Friendster. Suka utak-atik tampilannya. Hingga akhirnya pada suatu hari, friendster sering maintenance dan akhirnya saya mencari tempat lain untuk mengisi waktu di warnet. Jadilah saya bikin blog.

Saya malas mengakui bahwa pada awalnya, blog ini diisi puisi-puisi. Waktu itu saya benar-benar berpikir saya bisa menulis. Hingga akhirnya Fithrah, teman sejak SMA itu menegur untuk tidak mengisi blog dengan puisi-puisi saja tapi dengan cerita.

Jadilah akhirnya sejak saat itu, blog ini diisi dengan cerita sehari-hari untuk bertukar kabar sama teman-teman baik saya itu: Fithrah di blogkuuu.blogspot.com, Ega di SetiaNegara.com, dan Kelik di KelikIsmi.com. Kelik paling banyak bikin blog dan nama-namanya pun epik semua. Ada di wondersilversky juga kalau tidak salah ingat.

Blog ini tetap diisi karena menyenangkan. Tidak butuh alasan lain. Satu-satunya hal yang saya hindari dalam mengisi blog ini adalah membacanya. Setiap kali membaca tulisan lama saya, pada saat itu juga saya ingin menghapusnya, pindah ke kota lain, dan mengganti nama.

Aturan pertama dalam ngeblog adalah, poskan dan jangan pernah baca lagi.

Di tahun 2013 pula akhirnya saya memutuskan untuk membelikan domain premium di planetyar.com, supaya lebih personal meskipun sekarang saya menyesal karena kedengarannya alay. Banyak pernik aliennya karena saya senang hal-hal berbau luar angkasa dan film kartun jadul Mojacko.

Jika suatu hari anak-anak saya menemukan blog ini, entah apa yang akan saya bilang sama mereka. Terlalu banyak hal yang memalukan dan tidak ditutup-tutupi di sini.

Tragedi di Ujian Praktek Seni Kedubes 2008

Di sekolah saya dulu (saya juga pernah sekolah, Men!). Salah satu rangkaian ujian praktek yang sering membuat geger warga sekitar (okeh, saya berlebihan) adalah Ujian Praktek Seni. Ujian Praktek Seni terbagi dua, satunya seni lukis (gambar) dan satunya lagi seni tari. Nah, yang seni tari inilah yang akan saya ceritakan kali ini. So, Fasten up your seatbelt!


Hari H
Hari yang ditunggu-tunggu. Hari ini, Kami, 12 anak muda tak berakal, akan menghadapi ujian praktek seni terakhir: Menari, atau yang oleh anak-anak Kedubes disebut Ang-nge-Dance. Sudah lebih satu bulan kami mempersiapkan tarian ini. Sebuah tarian yang terinspirasi dari tayangan yang kami tonton di rumah Abid tempo hari, sebuah tarian bernama Tari DoLo-DoLo. Sebuah tarian yang sangat kharismatik. Diiringi lau yang di telinga kami terdengar seperti
"Anak Prawangeeee...
Di Sarang penyamune..."
Karena syair dari radio tape yang tak jelas, kami berimprovisasi. Improvisasi yang juga tidak tak jelas.

H-1
Sibuk mikirin kostum.
Akhirnya kami sepakat menyewa kostum dari sebuah salon yang tak jauh dari sekolah kami, sebuah salon yang katanya dihuni oleh sesosok mahluk yang luar biasa indah. Indah, Kawan. Tapi perasaan ku tak enak. Kami pun meluncur ke salon itu: RIDHO SALON.
Sebuah salon yang letaknya hampir di depan Pertamina Antang, motor diparkir tak rapi di pinggir jalan.

Kostum Theo, sang Pemimpin Grup!
Diman berbicara pada sang empunya salon. Kami hanya melihat seisi salon. Mataku tertuju pada bingkai foto di tembok salon. Gambar sosok berkulit putih, berambut panjang, dibalut gaun merah mengkilap. Kuperhatikan tulisan di bawah foto: SHEILA SHAKILA. Finalis *****. Tanda asterix (*) yang kumaksud adalah kata yang dicetak miring tak jelas. Tak mampu kubaca. Sheila Shakila. Mungkinkah sosok di foto itu adalah sosok yang juga sedang melayani pelanggan wanita di depan ku ini?
Sosok lelaki berpakaian potongan wanita. Berkulit putih, berbaju ketat, dan potongan leher yang lebar. Sangat seksi.

HARI H
Hari yang telah kami tak nantikan. Hari terburuk dalam sejarah kami di Smunel. Semua bersiap. Baju yang telah disewa dan dikecilkan pun kami kenakan. Pakaian tradisional berwarna krem, sarung yang sangat panjang dan sangat berat, dan syal yang kami diikatkan di kepala kami. Membuat kami benar-benar tampak seperti anak muda pedalaman Nusa Tenggara Timur. Kostum paling istimewa tentu saja untuk Theo dan Utun, Pemimpin masing-masing grup. Pakaian yang dikenakan tak berbeda dengan kami, yang istimewa adalah aksesorisnya. Penutup kepala yang dibuat Diman dari daun pandan. Dibentuk sedemikian rupa hingga menjulang ke atas. Sangat gagah. Dan satu lagi yang istimewa: Parang panjang yang diselipkan di pinggang. Sebuah parang yang sengaja dibawa Dekos. Properti tambahan yang akan membuat tarian kami makin istimewa.
Kalau ngomong tentang Kostum, ada lagi yang menarik. Kalau tadi saya bilang ini adalah ujian praktek, berarti pesertanya bukan cuman cowok di kelas ku saja, Tentu ceweknya juga harus ikut.
Kalau saya belum pernah cerita, cewek di kelas saya jumlahnya cukup banyak, tapi yang cewek (baca: rajin make up) jumlahnya sangat sedikit. Kebanyakan dari mereka agak tomboi dan jarang memperhatikan hal-hal serupa make up. Dan tentu kamu tahu, kalau yang namanya kostum tradisional selalu dipadukan dengan aksesoris yang banyak dan, Make up yang tebal. Maksudku, TEBAL.
Inilah yang menjadi mimpi buruk untuk Rani (Ran), Wulan (Xpica), Icha', dan Wahyu (sekedar informasi: Wahyu itu nama cewek, hobinya nonton bola sama Moto GP). Make up adalah hal yang tabu untuk mereka. Saya berani taruhan, dibayar berapapun mereka tidak akan pernah pakai make up. Tapi hari ini, April 2008, mereka akan menelan pil pahit.
Kalian lihat saja fotonya:
Cewek-ceweknya tanpa make up. Ada saya di belakang!

Kalau yang ini dengan make up



Berempat sebelum resmi didandani




Mereka berempat setelah resmi didandani

Cek yang dilingkari.

Cantik bukan. Tapi jangan lihat jarinya Ran!



DI BALIK TIRAI PANGGUNG

Totally Me
"Setelah ini kita, Kawan!!!"
Kami tak mampu menyembunyikan kekhawatiran. Apalagi Diman, pelatih, koreografer, sekaligus penanggungjawab segala sesuatunya. Ia memperhatikan semuanya. Kostum, musik, aksesoris, dan detail-detail lainnya.
"Diman, nanti jatuh sarung na!! Kupake' mie celana pramuka ku' nahh??"
"Jammokohh!!!" Balas Diman
"Kupake' mie dehh!! Berat sarung na!!!" Kata kami lagi
"Terserah pale'!!"
"Tyar, tukaran ikat pinggang ki'. Pake ikat pinggang koh juga toh??" pinta Theo padaku
"Yo pae'!"

Semuanya siap! Pakaian dan aksesoris dan segala sesuatunya. Tinggal beraksi. Panggilan pun terdengar. Kami mengawalinya dengan doa. Lalu menyatukan tangan dan bersorak SEMPURNA!!!. Berharap penampilan kami benar-benar sempurna. Kami bersiap

SHOWTIME!!!
Musik mengalun. Satu persatu kami bermunculan ke panggung. Tepuk tangan dan sorakan dari teman-teman benar-benar membakar semangat kami. Blits kamera menyilaukan mata. Semuanya sempurna. Sangat rapi. Latihan tak sia-sia!!! Kami makin bersemangat.
Satu persatu formasi kami peragakan: Mula-mula membentuk lingkaran, lalu berbanjar dua, menghambur, mellow, elegan, diiringi musik tradisional seruling dari radio tape. Lancar, rapi, keren, tampan, dan rupawan (Wuaaahh). Hingga masuk ke gerakan inti.

GERAKAN INTI: PARANG!!!
Kami membagi anggota menjadi dua barisan. Satu barisan terdiri dari 6 orang. Diibaratkan sebagai dua kelompok yang sedang berseteru. Kelompokku dipimpin Theo, dan kelompok satunya lagi dipimpin Utun. Saya berdiri paling belakang. Terhimpit antara teman di depan ku dan tembok Aula. Gerakan dimulai, Theo dan Utun keluar dari barisan. Mengeluarkan sarung parang yang sedari tadi menempel di pinggang. Inilah senjata rahasia tarian kami. Theo dan Utun akan mengeluarkan parang dari sarungnya, sebilah parang yang telah diasah dan dilumuri jeruk nipis sampai mengkilat. Sangat alami. Sangat Perang!!! Sangat Parang!!! Sangat memesona!!!
Musik sesuai, Theo dan Utun mengeluarkan parang dari sarungnya. Penonton bersorak sangat keras memenuhi aula!! Blits kamera makin menyilaukan mata. SUKSESSS BESAARRR!!! Kataku dalam hati. Saya makin bersemangat. Pak Alim yang memegang handy-cam menghambur ke depan. Meyorot penari paling depan: Diman. Lohh?? Kenapa Diman?? Saya tak mengerti. Kuperhatikan sambil tetap melanjutkan tarian. Ternyata yang sejak tadi disoraki bukanlah Theo dan Utun yang menari dengan parangnya. Ternyata Diman!! Diman! Sarungnya melorot  
, memamerkan sesuatu di baliknya: Sebuah celana pendek (benar-benar pendek) hijau mengkilat bergaris putih.Arghhhh!!! Kami tak tahu harus bereaksi seperti apa. Aspin yang menari di belakang Diman hanya tersenyum simpul menahan tawa.
Kawan, Mari kita Flashback:
(Inilah yang terjadi tadi di belakang panggung)
"Pake ikat pinggang kohh biar ndak melorot sarungmu!!!"
"Pake celana pramuka' mu! Ndak kliatan jie! Panjang jie sarung na!!!"
"Kasih rapat sarung mu!!"
Dan reaksi Diman: "Ndak jieehh. Ndak jiehh itu!!!"

Hal yang kami takutkan sejak pagi benar-benar terjadi. Untunglah kami cukup pandai mengatasinya. Namun tidak berlaku pada Diman. Ia telah memakan buah paling pahit sedunia. Malu-semalunya, di depan warga Smunel, teman-teman kelasku, guru-guru pembimbing. Sungguh. Memalukan.
Ia mencoba profesional. Ia tetap menari. Inilah yang kusukai darinya. Ia mencuri momen untuk merapikan sarungnya, Namun lagi-lagi sial. Hampir di gerakan penutup, sarungnya melorot lagi... Malu lagi...

Tarian penutup,
Formasi dua.
Saya di barisan depan.
Menari gerakan penutup, bergenggam tangan dengan teman-teman, lalu memberi hormat pada penonton. Tepat di saat musik pengiring selesai. Akhirnya...
Momen yang telah kami tak nantikan akhirnya selesai. Kami bebas!! Bebas, Kawan!! Kami tersenyum, bangga, sekaligus tersenyum karena kejadian yang menimpa Diman. Sungguh. Diman hanya diam, tapi mencoba tuk tetap tersenyum.
Tiba-tiba...
Pak Rahman: "Karena tadi ada sesuatu yang tidak terduga, namun harus tetap didokumentsikan, maka Kelompok putra XII IPS 1 diharapkan mengulang tariannya dari awal!!!"

AKHIRNYA KAMI MENARI LAGI DARI AWAL!!!


Hari itu adalah hari yang sangat berkesan bagi kami. Sungguh. Terutama untuk Diman. Menari sebanyak dua kali. Benar-benar sial. Sejak saat itu, saya mengingatnya sebagai tarian "Parang". Di saat Theo dan Utun mengeluarkan parang dari sarungnya, Diman juga melakukan hal yang sama, tapi dengan pengertian "parang" yang berbeda.
*Diman= Nama Samaran

SMA Negeri 5 Makassar. April 2008
Courtesy planktonemon.blogspot.com
Diposkan dengan editan lagi @ 11 Maret 2010 12.10 pm
Untuk Keluarga Dua Belas IPS 1 Smunel 2008

SOS dalam Tindjaoean Sedjarahnja

Logo SOS: Berdiri Sedjak Tahoen 2008
kami boekan aliran! Cool kami boekan adjaran! Cool
kami joega boekan peroesoeh! Cool

tapi kami adalah Peterpan!!!!.... maap salah Confused
tapi kamu adalah power ranger!!!.... upzzzz.... salah lagiShocked

"SOS (Satoe Oentoek Semoea) adalah groep njang diboeat oentoek memoepoek solidaritas sesama anak makassar njang ada di friendster... bergaboenglah bersama kami..."

Itulah sedikit gambaran tentang grup kami yang agak aneh ini.
Semula, Kami: Satri, Utun, Bilal, Atun, dan Saya (tentunya) adalah bagian dari salah satu grup yang cukup terkenal di jagad FS. Sebut saja nama grupnya Tjahaja Asia (Nama samaran na konvensional juga' nehhh).

SOS Di Friendster
Semuanya berjalan lancar, sampai suatu hari, Tjahaja Asia bermaksud mengadakan sebuah Bazaar yang bertempat di salah satu kafe di Makassar. Kami yang waktu itu masih mengidap status sebagai anggota baru Tjahaja Asia sudah menyatakan diri akan ambil andil dalam bazaar itu. Satri, salah satu member paling semangat dan paling kecil dengan penuh antusias menawarkan kupon bazaar kepada kami, dan dengan ikhlas dan kesadaran penuh, kami pun membeli kupon bazaar yang ditawarkannya itu.


HARI H
Sial. Malam ini saya tidak bisa datang ke bazaar yang sudah kami persiapkan secara matang dan saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya itu. Alasan klasik: Ada kegiatan lain (padahal lagi bokek). Wuahahhh... Beneran Sibuk waktu itu.

HARI H+1
SOS Di Facebook
Di kantin kampus
Si Satri ma Utun lagi makan bareng (jangan-jangan setelah ikutan bazaar bareng semalam, telah timbul perasaan cinta dalam hati mereka berdua). Saya pun menghampiri mereka berdua. Pelan. Takut merusak suasana mesra di kantin itu.
"Gimana bazaar na? Tjahaja Asia tadi malam" Tanya ku dengan gaya antusias seperti biasa.
Sebuah jawaban tak terpikirkan oleh ku meluncrat dari bibir Satri "Keluar meka' dari Tjahaja Asia!"
"APA????" (Lebayyyy)
SOS Jadi Penjemput Tamu
"Kenapa???" Tanyaku penuh penasaran menunggu jawaban.
Satri menghisap sebatang rokok yang sejak tadi di tangan kanannya lalu menyedot sedotan susu Ultra coklat di hadapannya.
"Tyar, keluar ka' dari Tjahaja Asia. Terkotak-kotak ki dalam. Masa' datang ka' Bazaar ma teman-teman ku' baru ndak dipedulikan ma anak-anak Tjahaja Asia yang lain. Rame jie iya, tapi sama jie. Ndak ada jie yang bati-batiii ki'. Anak barunya ndak diajak ngomong, pokoknya habis makan langsung pulang, ndak dapat apa-apa. Yang cewek jie diajak ngomong. Apa jie???"
..................
Tidak ada reaksi dari ku.
..................
Setelah itu, Kami. Pemuda yang tak mampu menahan hasrat dan hormon kami yang menggebu, meletup, menggubrak, meletus seperti gunung berapi yang tak terhentikan memutuskan menarik diri dari Grup termasyur itu, Tjahaja Asia.
Yes, They're Kind of Stupid!

Tidak berhenti di disitu.
Di kampus Unhas Baraya, di bawah terik sang matahari, disaksikan oleh rerumputan yang bergoyang ditiup angin, di bawah awan-awan yang elegan, kami: Satri (Zhoel), Tyar (Planktogenetic), dan Utun (Utun) mendeklarasikan berdirinya grup Satoe Oenteok Semoea yang sekarang telah eksis di jagad Friendster.
Walaupun masih belum setenar Tjahaja Asia. Kami optimis. Dan telah membuat beberapa program kerja ke depan.


Akhir tahun 2008, Kampus Unhas Baraya.
Semester awal di Fakultas Ekonomi
Orijinal membernya SOS: Satri, A'an, Utun, Bilal, Tyar
Courtesy planktonemon.blogspot.com
Diposkan lagi dengan editing @ 10 Maret 2010 09.23 pm

BLOGROLL

CONTACT



Terima kasih Kamu sudah berkunjung ke blog ini.
Saya tertarik mengenal kamu lebih jauh. Siapa tahu saja kita jodoh. *behikkk*
***
Kontak saya di planetyar@gmail.com
***
Hey, Kamu punya akun media sosial? Ya ampun, sama dong! Kenalan yuk? #Modus
| Kalau Kamu penganut Facebook, Add saya si sini |
| Kalau Kamu penganut Twitter, Mention saya di sini |
| Instagram ada, di sini |
***
Mau nomer HP? Mau ngajak kopdar? Yakin mau traktir?
Message saja. Hihi